55 2002, dan 2003 rata-rata volume perdagangan per hari di BEJ mengalami
peningkatan yang cukup signifikan Bapepam.
Kemudian sepanjang periode bulan Januari-Juli 2006, PT. Bursa Efek Indonesia BEI terus-menerus berupaya menciptakan pasar yang
semakin likuid, wajar, teratur dan transparan. Sepanjang periode di atas, bursa telah menunjukkan prestasi yang sangat menggembirakan. Salah
satunya ditunjukkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG BEI yang berhasil mencatat rekor tertinggi pada tanggal 11 Mei 2006 di level
1.553,062
www.jsx.co.id
. Perkembangan pasar modal dapat tercermin dengan nilai Indeks
Harga Saham Gabungan yang terus-menerus mengalami peningkatan yang semakin pesat. Hal ini ditunjukkan dari perkembangan nilai IHSG dan
nilai transaksi. Nilai IHSG mengalami peningkatan hingga 400 persen dari tahun 2000 hingga 2008. Kondisi ini juga di ikuti nilai transaksi yang terus
semakin meningkat. Nilai IHSG yang semakin tinggi merupakan bentuk kepercayaan investor atas kondisi ekonomi Indonesia yang semakin
kondusif Pananda Pasaribu dkk, 2009:1.
B. Analisis Deskriptif
Dalam bab ini penulis menganalisis data yang telah terkumpul. Data yang telah dikumpulkan tersebut berupa data IHSG dari perusahaan yang listing di
Bursa Efek Indonesia periode 2006 sampai dengan 2008 dan juga berupa data makro ekonomi periode 2006 sampai dengan 2008. Hasil pengolahan data berupa
informasi untuk mengetahui apakah variabel aksi jual-beli asing, kurs, SBI,
56 inflasi, Produk Domestik Bruto dan indeks Hang Seng memiliki pengaruh
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dan berapa besar pengaruhnya.
Sesuai dengan permasalahan dan perumusan model yang telah dikemukakan, serta kepentingan pengujian hipotesis, maka teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan analisis ststistik. Analisis statistik merupakan analisis yang mengacu pada perhitungan data penelitian yang berupa
angka-angka yang dianalisis dengan bantuan komputer melalui program Eviews. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis pertama hingga hipotesis kedua.
Sedangkan analisis deskriptif merupakan analisis yang menjelaskan gejala-gejala
yang terjadi pada variabel-variabel penelitian untuk mendukung hasil analisis
statistik.
Berdasarkan pengambilan sampel secara Purposive Sampling maka dapat
diperoleh sampel perusahaan sebagai berikut :
a. Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2006
sampai dengan 2008.
b. Saham perusahaan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia periode
2006 sampai dengan 2008.
Berikut akan dijelaskan analisis deskriptif yaitu menjelaskan deskripsi data
dari seluruh variabel yang akan dimasukkan dalam model penelitian.
1. Aksi Jual-Beli Asing merupakan Feedback Trading adalah tindakan pelaku pasar asing untuk beli saham unggulan saat winner bullish dan
57 jual saham unggulan saat losser bearish Neal et.al dalam Ignatius Roni
Setyawan, 2007. 2. Nilai Tukar Rupiah atau kurs exchange rate adalah tingkat di mana mata
uang domestik dapat dikonversi menjadi mata uang asing Bodie, Kane, Marcus, 2006:175.
3. Suku Bunga SBI merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek 1-3 Bulan
dengan sistem diskontobunga www.wikipedia.org
. 4. Inflasi merupakan Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk
menaik secara umum dan terus-menerus Boediono, 2001:155. 5. Produk Domestik Bruto PDB merupakan nilai barang-barang dan jasa-
jasa yang diproduksikan di dalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu Sadono Sukirno, 2000:33-34.
6. Indeks Hang Seng merupakan indeks harga saham di pasar modal Hong Kong yang dihitung dengan menggunakan metode kapitalisasi pasar
tertimbang bebas-disesuaikan www.mahadanalearning.com
. 7. Indeks Harga Saham Gabungan merupakan seluruh saham yang tercatat di
bursa Abdul Halim, 2005:13. Adapun untuk menjelaskan variabel-variabel tersebut dapat ditunjukkan dari
tabel dibawah ini:
58
Tabel 4.1 Variabel Aksi Jual-Beli Asing Net Foreign Fund
Tahun 2006-2008 Dalam Rp Juta
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa aksi jual-beli asing net foreign fund tertinggi pada tahun 2008 bulan November yaitu sebesar 6.461.117,0 lebih
tinggi dibanding tahun 2006 dan 2007. Sedangkan nilai terendah aksi jual-beli asing net forein fund terjadi pada tahun yang sama tahun 2008 bulan Juni
sebesar 444.568,8. Untuk lebih menjelaskan data tertinggi dan terendah aksi jual- beli asing net foreign fund, dibawah ini disajikan grafik aksi jual-beli asing net
foreign fund pada tahun 2006-2008 sebagai beikut:
Periode 2006
2007 2008
Januari
2.184.956,0 552.402,2
846.465,2
Februari
685.347,6 445.083,8
1.989.812,8
Maret 1.936.188,4 2.298.366,1
2.684.193,3
April
3.041.787,8 5.669.478,3 1.088.413,0
Mei
719.265,5 2.590.192,1 3.793.571,5
Juni
605.830,6 3.294.904,5 444.568,8
Juli 870.974,4 3.379.092,1
895.397,0
Agustus
1.836.430,1 521.7357,0
467.202,3
September
920.364,7 3.054.291,9 2.694.415,1
Oktober
1.717.754,3 1.127.628,0 4.140.069,6
November 1.785.205,8
631.084,5 6.461.117,0
Desember
2.180.907,2 4.347.417,9 824.356,2
Sumber:StatistikPasarModal
59
Gambar 4.1 Variabel Aksi Jual-Beli Asing Net Foreign Fund
Tahun 2006-2008 Dalam Rp Juta
Berdasarkan grafik 4.1 dapat dilihat bahwa aksi jual-beli asing net foreign fund menunjukkan trend kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2008. Namun,
kembali mengalami penurunan pada tahun yang sama pada tahun 2008. Sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 aksi jual-beli asing
menunjukkan trend yang cenderung berfluktuasi, hal ini dipengaruhi oleh adanya Positive feedback trading dari investor asing akan memicu aksi beli juga oleh
investor domestik. Situasi ini akan membuat market index naik. Kondisi berbeda negative feedback trading membuat market index turun Ignatius Roni
Setyawan, 2007.
1000000 2000000
3000000 4000000
5000000 6000000
7000000
06M01 06M07
07M01 07M07
08M01 08M07
DN
60
Tabel 4.2 Variabel Kurs
Tahun 2006-2008 Dalam Ribu USD
Periode 2006
2007 2008
Januari
9.395 9.090
9.291
Februari
9.230 9.160
9.051
Maret 9.075
9.118 9.217
April
8.775 9.083
9.234
Mei
9.220 8.828
9.318
Juni
9.300 9.054
9.225
Juli 9.070
9.186 9.118
Agustus
9.100 9.410
9.153
September
9.235 9.137
9.378
Oktober
9.110 9.103
10.995
November 9.165
9.376 12.151
Desember 9.020
9.419 10.950
Sumber: Data BI dalam ribuan
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah kurs tengah Rupiah terhadap US Dollar, dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai tukar kurs rupiah selama
periode penelitian terus-menerus mengalami trend kenaikan, dan tercatat nilai tukar kurs tertinggi terjadi pada akhir periode penelitian tahun 2008 bulan
November yaitu sebesar 12.151 dan nilai tukar rupiah terendah terjadi pada tahun 2006 bulan April yaitu sebesar 8.775. Untuk menjelaskan lebih rinci nilai tertinggi
dan terendah variabel nilai tukar rupiah, dibawah ini disajikan grafik nilai tukar rupiah sebagai berikut:
61
Gambar 4.2 Variabel Kurs
Tahun 2006-2008 Dalam Ribu USD
Berdasarkan grafik 4.2 dapat dilihat bahwa nilai tukar rupiah menunjukkan trend kenaikan sepanjang periode penelitian. pada awal periode penelitian nilai
tukar kurs tercatat sebesar 9.395, kemudian nilai tukar kurs terus mengalami kenaikan hingga akhir periode penelitian nilai tertinggi pada tahun 2008 sebesar
12.151, sedangkan nilai tukar rupiah terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar 8.775.
Menurut Sitinjak dan Kurniasari 2003 dalam Ana Octavia 2007 menyimpulkan bahwa jika kurs nilai tukar dolar terhadap rupiah naik satu satuan
berarti akan terjadi penurunan indikator pasar IHSG saham sebesar satu satuan. Terutama sekali pada saat kondisi pasar sedang bearish. Sedangkan pada pasar
sedang bullish, indikator pasar saham dan indikator pasar uang secara bersama- sama berpengaruh positif. Sedangkan Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu 2003,
melemahnya nilai tukar rupiah akan menurunkan kinerja keuangan badan usaha,
8500 9000
9500 10000
10500 11000
11500 12000
12500
06M01 06M07
07M01 07M07
08M01 08M07
KURS
62 yang pada akhirnya berdampak pada pasar modal. Menurunnya kinerja badan
usaha akan direspon oleh investor di pasar modal yang akhirnya akan mempengaruhi harga pasar saham. Begitu pula sebaliknya, menguatnya nilai tukar
rupiah akan meningkatkan kinerja keuangan badan usaha, yang pada akhirnya akan berdampak baik pada pasar modal.
Tabel 4.3 Variabel SBI
Tahun 2006-2008 Dalam Persentase
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui nilai SBI tertinggi terjadi pada awal periode penelitian bulan Januari tahun 2006 sebesar 1,0625, sedangkan nilai SBI
terendah terjadi pada bulan Februari tahun 2008 sebesar 0,6608. untuk melihat lebih jelas nilai tertinggi dan terendah variabel SBI, dibawah ini disajikan grafik
variabel SBI sebagai berikut:
Periode 2006
2007 2008
Januari
1,0625 0,7916
0,6667
Februari 1,0616
0,7708 0,6608
Maret
1,0608 0,75
0,6634
April
1,0616 0,75
0,6658
Mei
1,0416 0,7291
0,6925
Juni 1,0416
0,7084 0,7275
Juli 1,0208
0,6875 0,7691
Agustus
0,9791 0,6875
0,7734
September
0,9375 0,6875
0,8091
Oktober 0,8958
0,6875 0,915
November
0,8541 0,6875
0,937
Desember
0,8125 0,6667
0,915
Sumber:Datadiolah
63
Gambar 4.3 Variabel SBI
Tahun 2006-2008 Dalam Persentase
Berdasarkan grafik 4.3 dapat dilihat bahwa nilai tertinggi untuk variabel SBI mengalami trend kenaikan pada awal periode penelitian terjadi pada tahun 2006
sebesar 1,0625, namun terus-menerus mengalami penurunan sampai tahun 2008 bulan Februari sebesar 0,6608.
Menurut Cahyono 2000:117 dalam Moh.Mansur 2009:2 terdapat 2 penjelasan mengapa kenaikan suku bunga dapat mendorong harga saham ke
bawah. Pertama, kenaikan suku bunga mengubah peta hasil investasi. Kedua, kenaikan suku bunga akan memotong laba perusahaan. Hal ini terjadi dengan dua
cara. Kenaikan suku bunga akan meningkatkan beban bunga emiten, sehingga labanya bisa terpangkas. Selain itu, ketika suku bunga tinggi, biaya produksi akan
meningkat dan harga produk akan lebih mahal sehingga konsumen mungkin akan menunda pembeliannya dan menyimpan dananya di bank. Akibatnya penjualan
perusahaan menurun. Penurunan penjualan perusahaan dan laba akan menekan harga saham.
7 8
9 10
11 12
13
06M01 06M07
07M01 07M07
08M01 08M07
SBI
64
Tabel 4.4 Variabel Inflasi
Tahun 2006-2008 IHK Dalam Persentase
Periode 2006
2007 2008
Januari
1,419 0,521
0,613
Februari 1,493
0,525 0,616
Maret
1,311 0,543
0,680
April
1,283 0,524
0,746
Mei
1,3 0,500
0,865
Juni 1,294
0,480 0,919
Juli 1,262
0,505 0,991
Agustus
1,241 0,542
0,987
September
1,212 0,579
1,011
Oktober
0,524 0,573
0,980
November 0,439
0,559 0,973
Desember
0,55 0,549
0,921
Sumber:Datadiolah
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa tingkat inflasi di Indonesia tertinggi pada tahun 2006 dan terendah juga pada tahun yang sama yaitu tahun
2006, dimana tingkat inflasi tertinggi pada bulan Februari 2006 sebesar 1,493 dan terendah berada pada bulan November 2006 sebesar 0,439. untuk memberikan
penjelasan yang lebih rinci, dibawah ini disajikan grafik variabel inflasi sebagai berikut:
65
Gambar 4.4 Variabel Inflasi
Tahun 2006-2008 IHK Dalam Persentase
Berdasarkan grafik 4.4 dapat dilihat bahwa tingkat inflasi yang memiliki nilai tertinggi terjadi pada tahun 2006 bulan Februari sebesar 1,493 dan tingkat inflasi
terendah juga terjadi pada tahun yang sama pada awal periode penelitian pada tahun 2006 bulan November sebesar 0,493.
Semakin tinggi tingkat inflasi maka akan menurunkan kinerja saham dalam hal ini harga saham dan return saham karena menurut Tandelilin 2010:342,
inflasi yang terlalu tinggi akan memyebabkan penurunan daya beli uang purchasing power money. Di samping itu, inflasi yang tinggi juga bisa
mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya. Sebaliknya, jika tingkat inflasi suatu negara mengalami penurunan, maka hal ini
4 6
8 10
12 14
16 18
20
06M01 06M07
07M01 07M07
08M01 08M07
INF
66 merupakan sinyal positif bagi investor seiring dengan turunnya risiko daya beli
uang dan risiko penurunan pendapatan riil.
Tabel 4.5 Variabel Produk Domestik Bruto
Tahun 2006-2008 Dalam Miliar Rupiah
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai Produk Domestik Bruto tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 444.172,2 lebih tinggi dibandingkan
pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2006 dan tahun 2007. Sedangkan nilai Produk Domestik Bruto terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar 260.926,2.
Untuk memperoleh pemahaman yang lebih jelas mengenai nilai tertinggi dan terendah variabel Produk Domestik Bruto, dibawah ini disajikan grafik variabel
Produk Domestik Bruto sebagai berikut:
Periode 2006
2007 2008
Januari 260.926,2
306.292,1 372.526,5
Februari
260.926,2 306.292,1
372.526,5
Maret
260.926,2 306.292,1
372.526,5
April 270.989,4
321.596,6 409.818,8
Mei 270.989,4
321.596,6 409.818,8
Juni
270.989,4 321.596,6
409.818,8
Juli
290.183,8 343.597,3
444.172,2
Agustus
290.183,8 343.597,3
444.172,2
September 290.183,8
343.597,3 444.172,2
Oktober
291.060,3 344.954,3
424.762,4
November
291.060,3 344.954,3
424.762,4
Desember 291.060,3
344.954,3 424.762,4
Sumber:DataBI
67
Gambar 4.5 Variabel Produk Domestik Bruto
Tahun 2006-2008 Dalam Miliar Rupiah
Berdasarkan grafik 4.5 dapat dilihat bahwa nilai tertinggi dan nilai terendah pada variabel Produk Domestik Bruto pada tahun 2006-2008.
Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti 2008:110 Pertumbuhan ekonomi yang baik secara umum menunjukkan tingkat perbaikan kesejahteraan
masyarakat, dan hal ini biasanya diikuti dengan kegiatan pasar modal yang bergairah. Sebaliknya, kondisi ekonomi yang lesu akan ditunjukkan juga dari
kegiatan pasar modal yang melemah. Pertumbuhan PDB merupakan salah satu indikator yang banyak digunakan sebagai tolak ukur kemajuan perekonomian
suatu negara. PDB yang tumbuh dengan cepat menunjukkan perekonomian yang
100000 200000
300000 400000
500000
06M01 06M07
07M01 07M07
08M01 08M07
PDB
68 berkembang dengan peluang yang berlimpah bagi perusahaan untuk
meningkatkan penjualan. Bila pertumbuhan ini terus berlangsung, maka kegiatan investasi sangat diperlukan untuk menunjang peningkatan dalam produksi, yang
selanjutya memberikan perkembangan yang baik bagi pasar modal sebagai sumber dana bagi pengembangan dunia usaha. Sebaliknya bila tingkat
pertumbuhan ekonomi rendah atau menurun, akan memberikan dampak yang negatif bagi kegiatan investasi, sehingga akan berpengaruh terhadap
perkembangan pasar modal Mankiw, 2003:17-22.
Tabel 4.6 Variabel Indeks Hang Seng
Tahun 2006-2008 Dalam Satu Satuan Poin
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan indeks Hang Seng tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar 31.352,58. Sedangkan indeks terendah pada tahun 2008 yaitu
Periode 2006
2007 2008
Januari
15.753,14 20.106,42
23.455,74
Februari
15.918,48 19.651,51
24.331,67
Maret 15.805,04
19.800,93 22.849,20
April
16.661,30 20.318,98
25.755,35
Mei
15.857,89 20.634,47
24.533,12
Juni
16.267,62 21.772,73
22.102,01
Juli 16.971,34
23.184,94 22.731,10
Agustus 17.392,27
23.984,14 21.261,89
September 17.543,05
27.142,47 18.016,21
Oktober
18.324,35 31.352,58
13.968,67
November 18.960,48
28.643,61 13.888,24
Desember
19.964.72 27.812,65
14.387,48
Sumber: yahoofinance.com
69 13.888,24. Untuk memperoleh penjelasan yang lebih rinci, mengenai indeks
tertinggi dan terendah dibawah ini disajikan grafik variabel indeks Hang Seng, sebagai berikut:
Grafik 4.6 Variabel Indeks Hang Seng
Tahun 2006-2008 Dalam Satu Satuan Poin
Berdasarkan grafik 4.6 dapat diketahui bahwa indeks tertinggi variabel indeks Hang Seng terjadi pada tahun 2007 bulan Oktober sebesar 31.352,58, sedangkan
indeks terendah terjadi pada akhir periode penelitian pada tahun 2008 bulan November sebesar 13.888,24.
Menurut Nachrowi dan Usman 2006 dalam Budi Frensidy 2009 Pasar modal yang kuat dapat mempengaruhi pasar modal yang lemah. Sebagai salah
satu pasar modal yang sedang berkembang, BEI diduga sangat dipengaruhi indeks pasar saham dunia dan Asia yang berkapitalisasi besar yaitu Dow Jones Industrial
Average DJIA dari bursa saham New York, Nikkei 225 bursa saham Tokyo, dan Hang Seng bursa saham Hong Kong.
12000 16000
20000 24000
28000 32000
06M01 06M07
07M01 07M07
08M01 08M07
IH
70
Tabel 4.7 Variabel IHSG
Tahun 2006-2008 Dalam Satu Satuan Poin
Berdasarkan tabel 4.7 nilai IHSG tertinggi terjadi pada tahun 2007 bulan Desember sebesar 2.745,83, sedangkan nilai IHSG terjadi pada awal periode
penelitian tahun 2006 bulan Februari yaitu sebesar 1.230,66. Untuk memperoleh penjelasan yang lebih rinci, dibawah ini disajikan grafik variabel IHSG untuk
menunjukkan angka indeks teringgi dan terendah, sebagai berikut:
Periode 2006
2007 2008
Januari 1.232,32
1.805,52 2.627,25
Februari
1.230,66 1.740,97
2.721,94
Maret
1.322,97 1.830,92
2.447,30
April
1.464,41 1.999,17
2.304,52
Mei 1.330,00
2.084,32 2.444,35
Juni
1.310,26 2.139,28
2.394,10
Juli
1.351,65 2.348,67
2.304,51
Agustus
1.431,26 2.194,34
2.165,94
September 1.534,61
2.359,21 1.832,51
Oktober
1.528,63 2.643,49
1.256,70
November
1.718,96 2.688,33
1.241,54
Desember
1.805,52 2.745,83
1.355,41
Sumber:DataBEI
71
Gambar 4.7 Variabel IHSG
Tahun 2006-2008 Dalam Satu Satuan Poin
Berdasarkan grafik 4.7 dapat dilihat bahwa nilai IHSG tertinggi ditunjukkan pada tahun 2007, sedangkan nilai IHSG terendah terjadi pada tahun 2006, dimana
nilai IHSG tertinggi sebesar 2.745,83 dan terendah sebesar 1.230,66. Indeks Harga Saham dapat menjadi barometer kesehatan ekonomi suatu
negara dan sebagai dasar melakukan analisis statistik atas kondisi pasar terakhir Current Market Abdul Halim, 2005:12 . Fluktuasi harga saham ditentukan
oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Apabila laba yang diperoleh perusahaan relatif tinggi, maka kemungkinan besar bahwa dividen yang
dibayarkan juga relatif tinggi. Apabila dividen yang dibayarkan relatif tinggi, akan berpengaruh positif terhadap harga saham di bursa, dan investor akan tertarik
untuk membelinya. Akibatnya permintaan akan saham tersebut menjadi meningkat, sehingga akhirnya harganya juga akan meningkat. Peningkatan harga
saham ini akan menimbulkan capital gain bagi para pemegangnya Abdul Halim, 2005:12. Begitupula sebaliknya.
1200 1600
2000 2400
2800
06M01 06M07
07M01 07M07
08M01 08M07
IHSG
72
C. Hasil dan Pembahasan