Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman tidak lepas dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan kepada masyarakat, baik dalam cara berpikir maupun tingkah laku. Kemajuan yang telah dicapai manusia telah dapat melahirkan media yang sanggup menjangkau seluruh komponen manusia yang heterogen dan lokasi yang berbeda hingga pelosok bumi ini. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan ini adalah realitas yang harus dihadapi oleh manusia. Salah satu penyebabnya adalah jangkauan pemberitaan media yang semakin mendunia. Setiap orang, kini, dapat dengan mudah mengakses informasi yang diinginkan dari berbagai media. Peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia secara cepat dapat diketahui oleh siapapun dan di mana pun ia berada. Informasi yang ada sangat terbuka dan dapat diakses oleh semua orang serta tidak ada lagi batas waktu dan tempat. Sebagaimana yang dikutip oleh Wawan Kusnadi dalam majalah Analisis yang diterbitkan oleh CSIS, Abdul Muis mengatakan bahwa “Kemajuan teknologi dan informasi melahirkan keanekaragaman saluran media yang semakin lama semakin canggih serta dapat memungkinkan dalam berbagai macam kejadian.” 1 1 Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media TV, Jakarta: Rineka Putra, 1996, cet. 1, h. 2. Media yang dimaksud adalah media massa yang mempunyai karakteristik dan memiliki kemampuan dalam menarik perhatian khalayaknya secara serempak simultaneous dan serentak instantaneous. Maka sesuai dengan sifatnya yang digunakan sebagai penyampai pesan-pesan komunikasi massa, media massa harus benar-benar mendapatkan perhatian dan pengawasan lebih, karena hal ini bersangkutan dengan khalayak yang akan diterpa media tersebut. 2 Perkembangan media massa sebagai sarana informasi di Indonesia, tidak terlepas dari jalannya perkembangan dan perubahan zaman di segala sektor kehidupan masyarakat. Media massa, pada hakikatnya berupaya memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan kritis dalam menyoroti berbagai persoalan yang terjadi di masyarakat. Media massa tersebut dapat berupa media cetak maupun elektronik. Di mana fungsi dari media massa tersebut yaitu menyampaikan pesan-pesan yang dimiliki media kepada khalayak, baik berupa informasi maupun hiburan semata. Fungsi media massa sebagai informasi bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang segala sesuatu tanpa mengenal adanya jarak, ruang, dan waktu. Media massa menghilangkan batas-batas pemisah antar negara yang memungkinkan terjadinya keseragaman budaya di seluruh dunia. Suatu kebudayaan dalam suatu negara budaya dapat diketahui, disukai bahkan diterapkan oleh masyarakat dari negara lain. 2 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004, h. 39 Salah satu contoh fungsi media massa sebagai media hiburan yang saat ini sedang marak di kalangan masyarakat Indonesia ialah Budaya pop Korea. Budaya pop Korea adalah budaya Korea yang ringan dan dikemas secara menarik yang disebarkan melalui media massa. Hal ini terbukti dengan banyaknya drama Korea K-drama dan musik pop Korea K-pop yang mulai bermunculan di media massa Indonesia. Perkembangan drama Korea dan musik pop Korea yang sedang melanda Indonesia ini dikenal dengan istilah Korean wave atau Hallyu. Korean wave adalah gelombang budaya, musik, film dan segala sesuatu tentang Korea yang menyebar ke negara-negara lain termasuk Indonesia. Negara yang beribukota di Seoul ini mampu menggebrak dunia di abad ke-21 ini melalui dunia entertainment dengan Korean wave nya. 3 Drama Korea K-drama, musik pop Korea K-pop, olahraga K- sports, fashion K-fashion, seni rupa merupakan produk-produk budaya pop yang ditawarkan oleh Korea Selatan. Keberhasilan merebaknya budaya Korea di beberapa negara di dunia tidak lepas dari peran media massa. Media massa baik cetak maupun elektronik memegang peran penting dalam perkembangan Korean wave. Rutinnya media massa memberitakan tentang budaya Korea merupakan salah satu alasan berkembangnya budaya Korea di Indonesia. Televisi merupakan media elektronik yang paling mudah dijangkau dan diminati oleh semua kalangan dan semua umur, dan memberikan pengaruh besar terhadap pengetahuan, motivasi, serta perilaku penontonnya. Kekuatan 3 Mengintip Budaya Korea: Pandangan Generasi Muda Indonesia, Yogyakarta: INAKOS bekerja sama dengan Pusat Studi Korea Universitas Gajah Mada, 2012, cet. 1, h. 154 audiovisual yang dimiliki televisi mampu menyentuh jiwa khalayak, sehingga mereka yang menyaksikan drama Korea seperti terbawa dalam perasaan setiap peran yang ditampilkan dalam drama tersebut. Tidak seperti televisi yang bersifat audiovisual, radio juga mampu menyebarkan budaya Korea di masyarakat. Walaupun hanya berupa suara audio, radio mampu menyebarkan budaya Korea dengan cara memutar musik pop Korea K-pop. Seperti yang kita ketahui, boyband dan girlband Korea cukup diminati khalayak di Indonesia. Berkembangnya K-pop di berbagai belahan dunia juga merupakan pencetus lahirnya boyband dan girlband di Indonesia. Media cetak seperti majalah, koran, dan tabloid juga turut berperan dalam perkembangan Korean wave di Indonesia walaupun kemampuannya dalam memengaruhi khalayak tidak sebesar televisi, radio, dan internet. Cara media cetak menyebarkan Korean wave di Indonesia yaitu dengan memberitakan hal baru mengenai artis-artis Korea yang dikemas secara menarik. Media cetak ini membantu memberikan informasi bagi mereka yang wilayahnya tidak terjangkau internet. Media massa elektronik yang juga tidak kalah penting dalam perkembangan Korean wave adalah internet. Melalui internet, informasi mengenai suatu peristiwa tertentu dapat ditransmisikan secara langsung, sehingga membuatnya menjadi suatu peranti meriah yang sangat efektif. Banyak sekali forum yang tersedia untuk tujuan istimewa ini. Hal ini dikarenakan internet sebagai perkakas sempurna untuk menyiagakan dan mengumpulkan sejumlah besar orang secara elektronis. 4 Internet melengkapi keingintahuan khalayak yang berlebih mengenai Korean wave. Melalui situs-situs resmi perusahaan entertainment Korea, situs jejaring sosial, serta blog-blog mengenai Korea merupakan sarana paling mudah dan cepat menyebarnya Korean wave secara Internasional. Beragamnya informasi yang disajikan internet mengenai Korean wave menjadikan khalayak aktif dalam mencari informasi yang dibutuhkannya. Antusias khalayak Indonesia yang cukup besar terhadap Korean wave menyebabkan negara yang terkenal dengan sebutan negeri gingseng tersebut semakin gencar dalam menyebarkan virus Korean wave di Indonesia. Seperti gejala sosial lain yang ditampilkan media, Korean wave juga memiliki efek tertentu bagi khalayak. Efek yang ditimbulkan pun berbeda- beda pada setiap khalayak. Efek tersebut dapat berupa efek kognitif, efek afektif, ataupun efek behavioral. Efek Korean wave dapat dilihat dari semakin banyak restoran yang menyajikan makanan khas Korea, banyak bermunculannya online shop yang menjual mode baju Korea, dan yang tidak kalah menarik banyak produk kecantikan yang beredar yang menjanjikan kecantikan layaknya orang Korea. Perilaku yang timbul akibat Korean wave pun bermacam-macam dan berbeda-beda pada setiap orang. Perilaku-perilaku tersebut diantaranya yaitu seperti, belajar bahasa Korea Selatan Hangul, aktif mengikuti festival- festival Korea Selatan yang diadakan di Indonesia sehingga dapat menambah 4 Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, h. 144 pengetahuan budaya, mewarnai rambut seperti idolanya, menyukai kuliner khas Korea Selatan, menggunakan mode baju Korea Selatan, dan masih banyak lagi perilaku yang ditimbulkan Korean wave. Dari kegemaran khalayak pada Korean wave secara tidak langsung mengubah pola perilaku masyarakat Indonesia, khususnya kalangan muda. Kalangan muda mudah terbius dengan apa yang ditampilkan media sehingga apa yang ditampilkan media mengenai Korea Selatan terlihat menarik di mata penikmat Korea. Mahasiswa sebagai bagian dari kalangan muda dan terpelajar pada umumnya dianggap memiliki akses lebih banyak terhadap media dibandingkan masyarakat biasa. Mahasiswa dianggap sebagai khalayak yang cukup aktif menggunakan berbagai media massa. Mahasiswa secara aktif dapat mengakses berbagai hal mengenai Korean wave melalui media massa yang ada. Dari sifat aktif yang dimiliki mahasiswa terhadap penggunaan media massa tersebut, timbul sebuah pertanyaan, apakah mahasiswa yang notabene dapat mengkritisi, memilih dan memilah dapat terpengaruh akan perilaku yang timbul akibat Korean wave? Pertanyaan di atas merupakan alasan mengapa peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Tayangan Korean Wave di Internet Terhadap Perilaku Komunitas Korean Beloved Addict KBA.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah