statistik, skala dengan lima tingkatan 1-5 lebih tinggi keandalannya dibandingkan dengan dua tingkatan “ya” atau “tidak”.
Selanjutnya data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, di mana hasil analisisnya akan dipresentasikan dalam tabel dianalisis
berdasarkan variabel pengaruh tayangan Korean wave di internet yang selanjutnya dapat dilihat pengaruhnya terhadap perubahan perilaku imitasi
anggota komunitas Korean Beloved Addict KBA.
1. Uji Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda untuk mengetahui hubungan yang ada diantara variabel independen dengan variabel dependen. Persamaan
umum regresi linear berganda adalah:
18
Keterangan: Υ
= Variabel Dependen perubahan perilaku imitasi α
= Konstanta b
= Koefisien regresi parsial variabel lama menggemari X
= Variabel lama menggemari b
= Koefisien regresi parsial variabel frekuensi Ẋ
= Variabel frekuensi b
= Koefisien regresi parsial variabel durasi Ẋ
= Variabel Durasi
18
Singgih Santoso, SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, h. 43.
2. Uji Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi adalah cara untuk menyatakan tingkat asosiasi antara dua variabel besarnya ukuran korelasi.
19
Dalam output SPSS, koefisien korelasi terletak pada tabel Model Summary dan tertulis R.
Koefisien adalah persamaan tetap dari garis lurus menurut Pearson dan sifatnya adalah sebagai ekspresi hubungan timbal balik
antar dua variabel. Bila tidak ada hubungan timbal balik nilainya nol, bila hubungan itu sempurna nilainya satu 1,0. Nilai positif R
menunjukkan bahwa ada kecenderungan untuk nilai tinggi pada kedua variabel.
20
Istilah korelasi dikenal sebagai nilai hubungan atau korelasi antara dua atau lebih variabel yang diteliti. Nilai koefisien korelasi
digunakan sebagai pedoman untuk menentukan suatu hipotesis dapat diterima atau ditolak dalam suatu penelitian. Nilai koefisien korelasi
bergerak dari 0 ≥ 1 atau 1 ≤ 0.
21
Kalau dideskripsikan, nilai koefisien korelasi tersebar sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Nilai Koefisien
22
Nilai Koefisien Penjelasan
+0,70 – ke atas
Hubungan positif yang sangat kuat +0,50 − +0,69
Hubungan positif yang mantap +0,30 − +0,49
Hubungan positif yang sedang
19
I Made Putrawan, Pengujian Hipotesis Dalam Penelitian-penelitian Sosial, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, h. 117
20
I Made Putrawan, Pengujian Hipotesis Dalam Penelitian-penelitian Sosial, h. 117
21
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h. 184
22
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h. 184
+0,10 − +0,39 Hubungan positif yang tidak berarti
0,0 Tidak ada hubungan
- 0,01 − -0,09
Hubungan negatif tidak berarti -
0,10 − -0,29 Hubungan negatif yang rendah
- 0,30 − -0,49
Hubungan negatif yang sedang -
0,50 − -0,69 Hubungan negatif yang mantap
- 0,70 − -ke atas
Hubungan negatif yang sangat kuat
3. Uji T-test