29
modal dunia. Hal ini disebabkan aliran perdagangan antar negara, adanya kebebasan aliran informasi, serta deregulasi peraturan pasar
modal yang menyebabkan investor semakin mudah untuk masuk di pasar modal suatu negara.
B. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu akan saya rangkum secara singkat karena mengingat penelitian ini sendiri mengacu kepada beberapa penelitian
terdahulu. Meskipun ruang lingkup dari beberapa penelitian yang akan dirangkum ini hampir sama, namun semuanya memiliki objek dan waktu yang
berbeda. Berikut ini adalah beberapa rangkuman penelitian sebelumnya :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
Judul Penelitian
Variabel Dependen
Variabel Independen
Kesimpulan
1 Bun Lenny
2008 Pengaruh Harga
Minyak Dunia, Tingkat Suku
Bungan SBI, dan Kurs RpUSD
terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan di Bursa Efek
Indonesia
IHSG Harga
Minyak Dunia,
Tingat Suku Bunga SBI,
Kurs RpUSD
Variabel HargaMinyak
Dunia Tingkat Suku Bunga SBI
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap IHSG
sedangakn Kurs RpUSD tidak
mempunyai pengaruh
terhadap IHSG.
2
Achmad Ath
Thobarry 2009
Analisis Pengaruh Nilai
Tukar, Suku Bunga, Laju
Inflasi dan Pertumbuhan
IHSG Sektor
Properti Nilai
Tukar, Suku
Bunga, Laju Inflasi
dan inflasi berpengaruh
negatif,nilai tukur positif,sedang suku
bunga dan GDP hanya signifikan
bila diuji secara
30
GDP terhadap Indeks Harga
Saham Sektor Properti
Pertumbuh an GDP
simultan
3 Adrian
Agung Witjaksono
2010 Analisis
Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI,
Harga Minyak Dunia, Harga
Emas Dunia, Kurs Rupiah,
Indeks Nikkei 225, dan Indeks
Dow Jones terhadap IHSG
IHSG SBI,
Harga Minyak
Dunia, Harga
Emas Dunia,
Kurs Rupiah,
Indeks Nikkei
225, Indeks
Dow Jones
Tingkat Suku Bunga SBI,Kurs
Rupiah berpengaruh negatif
terhadap IHSG, Harga Minyak
Dunia, Harga Emas Dunia, Indeks
Nikkei 225, Indeks Dow Jones
berpengaruh positif
4 Aditya
Setiawan 2010
Pengaruh Inflasi, Tingkat suku
bunga dan nilai tukar terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan
IHSG IHSG
Inflasi, tingkat
suku bunga dan
nilai tukar Secara simultan ada
pengaruh yang signifikan anatra
variabel independen
terhadap variabel dependen.
Sementara secara parsial hanya
variabel inflasi yang berpengaruh
positif signifikan terhadap IHSG,
sementara variabel suku bungan dan
nilai tukar berpengaruh negatif
terhadap IHSG
5 Dimas
Ngurah Indarloka
2010 Analisis pengaruh
variabel makroekonomi
dan harga minyak dunia terhadap
indeks harga saham gabungan
IHSG SBI, Kurs,
Inflasi dan harga
minyak dunia
Suku bunga, inflasi dan harga minyak
dunia memiliki pengaruh signifikan
terhadap IHSG, sedangkan Kurs
tidak memiliki pengaruh terhadap
IHSG
31
6 Indah
Yuliana 2010
Analisis Pengaruh variabel
makro terhadap indeks harga
saham gabungan IHSG di Bursa
Efek Indonesia BEI
IHSG Jumlah
uang yang beredar,
suku bunga
SBI, Inflasi,
Nilai tukar rupiah
Variabel suku bunga SBI, inflasi,
dan nilai tukar rupiah tidak
berpengaruh terhadap IHSG
hanya variabel jumlah uang yang
beredar saja yang mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
IHSG.
7 Sela
Oktarina 2011
Analisis pengaruh Harga Emas
Dunia, Variabel Makroekonomi,
Indeks Dow Jones DJA
terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan IHSG
IHSG Harga
Emas Dunia,
Variabel Makroeko
nomi, Indeks
Dow Jones
DJA Variabel harga
emas dunia, kurs BI rate dan Dow Jones
berpengaruh signifikan terhadap
IHSG, sedangkan inflasi tidak
memiliki pengaruh.
8 Fakhri Rezy
2011 Pengaruh Indeks
harga saham global dan
amerika latin terhadap indeks
harga saham gabungan.
IHSG Kospi, Hang
Seng, Nikkei 225,
Taiex, Dow Jones,
FTSE, ASX dan
Bovespa Variabel Kospi,
hang seng, bovespa berpengaruh
terhadap IHSG, sedangkan Nikkei
tidak memiliki pengaruh terhadap
IHSG. Sementara Taiex
mempunyai pengaruh dua araha
terhadap IHSG.
9 Sari Yuni
Kemala 2012
Analisis pengaruh SBI, Indeks Hang
Seng, Kurs Dollar AS dan Indeks
Dow Jones terhadap IHSG
IHSG Indeks hang
seng, kurs dollar AS,
indeks dow jones
Variabel SBI, kurs dan indeks
dow jones berpengaruh
negatif signifikan terhadap IHSG,
sedangkan indeks hang seng
berpengaruh positif signifikan
terhadap IHSG.
32
C. Keterkaitan Antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen 1. Tingkat suku bunga SBI dengan IHSG
Tingkat suku bunga SBI yang tinggi dapat menyebabkan investor tertarik untuk memindahkan dananya ke deposito. Hal ini terjadi karena
kenaikan tingkat suku bunga SBI akan diikuti oleh bank-bank komersial untuk menaikkan tingkat suku bunga simpanan. Apabila tingkat suku bunga
deposito lebih tinggi dari tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor, tentu investor akan mengalihkan dananya ke deposito. Terlebih
lagi investasi di deposito sendiri merupakan salah satu jenis investasi yang bebas resiko. Pengalihan dana oleh investor dari pasar modal ke deposito
tentu akan mengakibatkan penjualan saham besar-besaran sehingga akan menyebabkan penurunan indeks harga saham.
Bagi masyarakat sendiri, tingkat suku bunga yang tinggi berarti tingkat inflasi di negara tersebut cukup tinggi. Dengan adanya inflasi yang
tinggi akan menyebabkan berkurangnya tingkat konsumsi riil masyarakat sebab nilai uang yang dipegang masyarakat berkurang. Ini akan
menyebabkan konsumsi masyarakat atas barang yang dihasilkan perusahaan akan menurun pula. Hal ini tentu akan mengurangi tingkat pendapatan
perusahaan sehingga akan mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan
tersebut Sunariyah,2011:83
33
2. Kurs rupiah dengan IHSG
Perubahan satu variabel makro ekonomi memiliki dampak yang berbeda terhadap harga saham, yaitu suatu saham dapat terkena dampak
positif sedangkan saham lainnya terkena dampak negatif. Misalnya, perusahaan yang berorientasi impor, depresiasi kurs rupiah terhadap dolar
Amerika yang tajam akan berdampak negatif terhadap harga saham perusahaan. Sementara itu, perusahaan yang berorientasi ekspor akan
menerima dampak positif dari depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika. Ini berarti harga saham yang terkena dampak negatif akan
mengalami penurunan di Bursa Efek Indonesia BEI, sementara perusahaan yang terkena dampak positif akan mengalami kenaikan harga sahamnya.
Selanjutnya, Indeks Harga Saham Gabungan IHSG juga akan terkena dampak negatif atau positif tergantung pada kelompok yang dominan
dampaknya Samsul, 2006:202.
3. Harga emas dunia dengan IHSG
Kenaikan harga emas akan mendorong investor untuk memilih berinvestasi di emas dari pada di pasar modal. Sebab dengan resiko yang
relatif lebih rendah, emas dapat memberikan hasil imbal balik yang baik dengan kenaikan harganya. Ketika banyak investor yang mengalihkan
portofolionya investasi kedalam bentuk emas batangan, hal ini akan mengakibatkan turunnya indeks harga saham di negara yang bersangkutan
karena aksi jual yang dilakukan investor. Adrian Agung, 2010:72
34
4. Indeks Hang Seng dengan IHSG
Dengan semakin
terintegrasinya perekonomian
global dan
menyatunya pasar uang beberapa negara dalam wilayah yang berdekatan, ketergantungan ekonomi suatu negara pada ekonomi dunia juga semakin
besar. Demikian juga yang terjadi dengan pasar modal suatu negara. Nachrowi dan Usman 2006 menjelaskan bahwa pasar modal yang
kuat dapat mempengaruhi pasar modal yang lemah. Sebagai salah satu pasar modal yang sedang berkembang, BEI diduga sangat dipengaruhi indeks
pasar saham dunia dan Asia yang berkapitalisasi besar yaitu Dow Jones Industrial Average DJIA dari bursa saham New York, Nikkei 225 bursa
saham Tokyo, dan Hang Seng bursa saham Hong Kong. Indeks ketiga bursa itu dapat digunakan sebagai salah satu variabel independen yang
menentukan pergerakan IHSG.
5. Indeks Nikkei 225 dengan IHSG
Pasar modal Indonesia sudah terintegrasi dengan pasar modal dunia. Hal ini menimbulkan konsekuensi bahwa pergerakan pasar modal Indonesia
akan dipengaruhi oleh pergerakan pasar modal dunia baik secara langsung maupun tidak langsung M. Samsul,2006:203
Perusahaan yang tercatat di Indeks Nikkei 225 merupakan perusahaan besar yang telah beroperasi secara global, termasuk di Indonesia. Dengan
naiknya Indeks Nikkei 225 ini berarti kinerja perekonomian Jepang ikut membaik. Sebagai salah satu negara tujuan ekspor Indonesia, pertumbuhan
35
ekonomi Jepang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui kegiatan ekspor maupun aliran modal masuk baik investasi langsung
maupun melalui pasar modal.
D. Kerangka Pemikiran Gambar 2.1