Uji Normalitas Uji Multikolinieritas

42

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ghozali, 2011: 160. Dalam perangkat Eviews yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, normalitas data dapat diketahui dengan melihat kepada histogram dan uji Jarque-Bera. Uji ini dilakukan dengan membandingkan statistik Jarque-Bera JB dengan nilai X 2 tabel. Jika nilai JB ≤ X 2 tabel maka nilai residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi normal Suliyanto, 2011:75. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji Jarque-Bera dengan melihat nilai probabilitas nya. Jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai derajat kesalahan α = 0,05, maka H diterima dan penelitian ini tidak ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain, data terdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai probabilitas lebih kecil dari nila i derajat kesalahan α = 0,05, maka dalam penelitian ini ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain, data tidak terdistribusi normal. Winarno, 2009:5.39.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang 43 baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas Ghozali, 2011:105. Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linear antarvariabel independen Winarno, 2009:5.1. Menurut Nachrowi 2006:95 untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dengan menggunakan uji koefisien korelasi, jika koefisien korelasi cukup tinggi, misalnya diatas 0,8, maka diduga terjadi multikolinierritas dalam model regresi. Sebaliknya, jika koefisien korelasi relatif rendah dibawah 0,8 maka diduga tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi tersebut.

c. Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh The Fed Rate, Indeks Dow Jones Dan Nikkei 225 Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013

9 83 85

Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

6 70 84

Pengaruh Indeks Harga Saham Nikkei 225, Hangseng 43, Kospi 200, Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia dan Kurs Rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Tahun 2005 - 2010

2 43 105

Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Dan Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 18 83

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2009

2 39 90

Analisis Harga Emas Dunia, Indeks Hang Seng dan Indeks Dow Jones Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia 2008-2015

0 9 1

Pengaruh Indeks Nikkei 225 Dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2014

2 5 69

Analisis Pengaruh Inflasi, Kurs Rupiah dan Tingkat SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 0 1

PENGARUH INFLASI, BI RATE, KURS USDIDR, INDEKS SHCOMP, DAN INDEKS NIKKEI 225 TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) (Studi Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017)

0 0 9

ANALISIS PENGARUH BI RATE, KURS RUPIAH, INDEKS NIKKEI 225 TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BEI TAHUN 2011-2014

0 0 13