1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi ekonomi dunia mengalami keadaaan yang tidak diharapkan oleh setiap negara. Krisis kredit macet yang
terjadi di Amerika Serikat menjadi sebuah krisis global pada tahun 2008 dan memberikan dampak negatif terhadap seluruh negara di dunia. Dampak yang
cukup besar harus dialami negara-negara di Asia yang di dalamnya masih banyak negara-negara berkembang. Indonesia menjadi salah satu negara di
Asia yang harus terkena imbas dari krisis global tersebut. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar tujuan ekspor Indonesia dilakukan di pasar
Amerika dan tentu saja hal ini sangat mempengaruhi terhadap kondisi perekonomian di Indonesia. Salah satu dampak yang paling berpengaruh dari
krisis ekonomi global yang terjadi di Amerika adalah nilai tukar rupiah yang semakin terdepresiasi terhadap dolar Amerika, Indeks Harga Saham Gabungan
IHSG yang semakin merosot, dan tentu saja kegiatan ekspor Indonesia yang terganjal dan terhambat akibat berkurangnya permintaan dari pasar Amerika itu
sendiri. Selain itu penutupan selama beberapa hari serta penghentian sementara
perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia BEI merupakan salah satu dampak yang paling nyata dan pertama kalinya sepanjang sejarah, yang
2
tentunya dapat merefleksikan betapa besar dampak dari permasalahan yang bersifat global ini. Pada awal tahun 2011, Indonesia kembali terkena dampak
krisis global dari sisi finansial dan perdagangan. Hal ini kerena terjadi krisis global Uni Eropa yang diawali oleh krisis utang Yunani. Tetapi pada krisis
yang tejadi di Uni Eropa dampaknya tidak terlalu besar seperti tahun 2008. IHSG pada tahun 2011 masih stabil tidak ada penurunan yang tajam seperti
krisis global tahun 2008. Dalam perekonomian suatu negara, pasar modal memiliki peran penting
bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana
dari masyarakat pemodal atau investor. Saham merupakan salah satu alternatif investasi yang paling menarik dalam pasar modal. Hal ini ditandai dengan
perkembangan pasar modal yang pesat yaitu meningkatnya Indeks Harga Saham Gabungan IHSG.
Kegiatan investasi adalah kegiatan menanamkan modal baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal
mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut M Samsul,2006:285. Bagi para investor, melalui pasar modal dapat memilih
obyek investasi dengan beragam tingkat pengembalian dan tingkat risiko yang dihadapi, sedangkan bagi para penerbit issuers atau emiten melalui pasar
modal dapat mengumpulkan dana jangka panjang untuk menunjang kelangsungan usaha.
3
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi Indeks Saham, antara lain perubahan tingkat suku bunga bank sentral, keadaan ekonomi global, tingkat
harga energi dunia, kestabilan politik suatu negara, dll. Selain faktor tersebut, perilaku investor sendiri juga akan memberi pengaruh terhadap pergerakan
Indeks Saham. Di Indonesia kebijakan tingkat suku bunga dikendalikan secara langsung
oleh Bank Indonesia melalui BI rate. BI Rate merupakan respon bank sentral terhadap tekanan inflasi ke depan agar tetap berada pada sasaran yang telah
ditetapkan. Perubahan BI rate sendiri dapat memicu pergerakan di pasar saham Indonesia. Penurunan BI rate secara otomatis akan memicu penurunan tingkat
suku bunga kredit maupun deposito. Bagi para investor, dengan penurunan tingkat suku bunga deposito, akan mengurangi tingkat keuntungan yang
diperoleh bila dana yang mereka miliki diinvestasikan dalam bentuk deposito. Selain itu dengan penurunan suku bunga kredit, biaya modal akan menjadi
kecil, ini dapat mempermudah perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dengan biaya yang murah untuk meningkatkan produktivitasnya. Peningkatan
produktivitas akan mendorong peningkatan laba, hal ini dapat menjadi daya tarik bagi para investor untuk berinvestasi di pasar modal.
Globalisasi mendorong investasi lintas negara disamping untuk tujuan diversifikasi. Oleh karena itu, risiko nilai mata uang merupakan faktor
ketidakpastian yang dihadapi investor apabila melakukan investasi dipasar global. Dengan terbukannya peluang investasi di Bursa Efek Indonesia bagi
investor asing, maka faktor nilai tukar USD terhadap rupiah merupakan faktor
4
risiko yang patut diperhitungkan. Dengan demikian investor harus mempertimbangkan pula premi risiko atas nilai tukar tersebut Ahmad Rodoni,
2010:186. Faktor lain yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG adalah harga
emas, dalam penelitian ini harga emas diduga menjadi salah satu komoditi yang mempengaruhi IHSG. Emas merupakan sejenis logam mulia yang dikenal
sepajang sejarah kehidupan manusia, bukan hanya sekedar untuk perhiasan, emas juga dapat dijadikan investasi alternatif. Selain itu emas juga dapat
menjadi indikator dari tengkat kekeyaan individu maupun bangsa. Umumnya emas digunakan untuk industri seperti perhiasan, medali, coin dan komponen
elektronik lainnya. Dapat juga sebagai aset yang memiliki nilai berharga dari logam lainnya. Emas sejak lama di pergunakan sebagai aset untuk melindungi
nilai suatu kekeyaan. Harga emas di anggap sebagai suatu komoditas yang berpengaruh
terhadap kegiatan perekonomian baik di Indonesia maupun dunia. Keuntungan investasi emas adalah daya tahannya yang kuat terhadap inflasi. Ketika
investasi naik harga emas ikut naik, semakin tinggi tingkat inflasi semakin tinggi pula harga emas yang dimiliki. Oleh sebab itu, kenaikan harga emas
akan mendorong penurunan indeks harga saham karena investor yang semula berinvestasi di pasar modal megalihkan dananya untuk berinvestasi di emas
yang relatif memiliki resiko yang lebih rendah dari pada berinvetasi di bursa. Kondisi perekonomian suatu negara dan bursa saham negara lainnnya,
mempengaruhi pergerakan harga saham-saham di Bursa Efek Indonesia,
5
dengan adanya era globalisasi yang membuat indeks bursa saham antar negara saling memiliki keterkaitan. Sehingga penelitian ini ingin melihat bagaimana
pengaruh indeks saham di Asia yaitu Indeks Hang Seng dan Indeks Nikkei 225 sebagai variabel yang mempengaruhi IHSG. Indeks Hang Seng merupakan
indeks saham terpercaya, yang digunakan investor dan fund manajer untuk berinvestasi. Indeks Nikkei juga merupakan indeks yang paling sering
digunakan di Jepang sebagai patokan kinerja bursa sahamnya. Selain itu perusahaan yang tercatat di Indeks Nikkei juga terdiri dari berbagai macam
perusahaan yang memiliki daerah operasi di Indonesia, diantaranya adalah Mitsubishi Corp, Honda Motor Co Ltd, Nikon Corp, dan masih banyak lagi.
Pada tahun 2008 krisis ekonomi yang melanda Amerika serikat menyebabkan kaguncangan perekonomian global. Hal ini terlihat dalam Indeks Hang Seng
dan Indeks Nikkei yang mengalami penurunan yang sangat tajam seperti IHSG.
Beberapa penelitian telah membahas pengaruh variabel-variabel makro terhadap pergerakan suatu indeks, seperti Penelitian yang dilakukan oleh Sari
Yuni Kemala 2010 yang berjudul “Analisis pengaruh SBI, Indeks Hang Seng, Kurs Dollar AS dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG”, memperoleh hasil
yaitu variabel SBI, kurs dan Indeks Dow Jones mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadapa IHSG, sedangkan Indeks Hang Seng mempunyai
pengaruh posistif signifikan terhadap IHSG. Penelitian yang dilakukan oleh Indah Yuliana 2010 yang berjudul
“Analisis pengaruh variabel makro terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
6
IHSG”, menghasilkan bahwa variabel SBI, Inflasi dan nilai tukar rupiah tidak memiliki pengaruh terhadap IHSG hanya variabel jumlah uang yang beredar
saja yang memilki pengaruh signifikan terhadap IHSG. Berdasarkan pejelasan diatas, maka penulis akan melakukan penelitian
mengenai “Analisis Pengaruh SBI, Kurs Rupiah, Harga Emas Dunia, Indeks Hang Seng dan Indeks Nikkei 225 terhadap Indeks Harga saham
Gabungan IHSG di Bursa Efek Indonesia .”
7
B. Perumusan Masalah