BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Keberhasilan perawatan endodontik sangat tergantung pada eliminasi mikroba dan  pencegahan  infeksi  ulang.
7
Beberapa  studi  telah  menunjukkan  bahwa instrumentasi  secara  mekanik  tidak  cukup  untuk  melakukan  desinfeksi  saluran  akar.
Bahan irigasi dibutuhkan untuk mengeliminasi bakteri. Dengan perkembangan waktu, banyak  jenis  bahan  irigasi  telah  ditemukan  untuk  tujuan  tersebut.
3
Selain  itu,  faktor lain  yang  juga  memainkan  peran  penting  dalam  tindakan  irigasi  adalah  sistem
penghantaran irigasi ke dalam saluran akar. Terdapat dua faktor yang harus dijadikan
pertimbangan  sewaktu  proses  irigasi,  yaitu  kemampuan  sistem  penghantaran  bahan irigasi  untuk  mencapai  ke  semua  daerah  saluran  akar,  terutamanya  pada  sepertiga
apikal  dan  kemampuannya  untuk  bertindak  sebagai  debridemen  pada  daerah  yang tidak  dapat  dicapai  dengan  instrumentasi  secara  mekanik,  contohnya  pada  daerah
kanal lateral dan isthmus.
8
2.1  Sifat Ideal Bahan Irigasi
Desinfeksi secara khemis adalah dasar yang penting untuk keberhasilan suatu perawatan saluran karena dapat mengeliminasi mikroorganisme yang berada di dalam
tubulus dentin dan ramifikasi saluran akar. Oleh karena itu, penggunaan bahan irigasi sebagai  chemomechanical  cleansing  sangat  penting  untuk  memastikan  desinfeksi
yang sempurna. Sifat-sifat ideal bahan irigasi adalah sebagai berikut:
3,9
1.  Pelumas Bahan  irigasi  membantu  mengurangi  friksi  instrumen  sewaktu  preparasi  dan
memfasilitas pembuangan dentin. 2.  Mengeluarkan sisa debris smear layer
Lapisan  ini  terdiri  dari  kristal  mikro  dan  partikel  debris  organik  yang menyebar di seluruh dinding saluran akar setelah preparasi.
Universitas Sumatera Utara
3.  Pelarut jaringan Pada  daerah  yang  tidak  dapat  dimasuki  oleh  instrumen,  bahan  irigasi  dapat
melarutkan  atau  menghancurkan  sisa-sisa  jaringan  lunak  atau  keras  agar memudahkan pembuangan sisa-sisa jaringan tersebut.
4.  Efek antimikroba Memiliki  spektrum  antimikroba  yang  luas  dan  efektivitas  tinggi  terhadap
mikroorganisme aerobik dan fakultatif. 5.  Toksisitas rendah
Bahan  irigasi  tidak  boleh  merusak  atau  mengiritasi  jaringan  periapikal sehingga menyebabkan rasa sakit yang parah pada pasien.
6.  Tegangan permukaan rendah Hal  ini  memungkinkan  bahan  irigasi  untuk  mengalir  ke  daerah  yang  tidak
terjangkau. 7.  Faktor lain
Faktor lainnya adalah mudah diperoleh, harga yang murah, mudah digunakan, dapat disimpan cukup lama, dan mudah disimpan. Tambahan lain yang juga penting
adalah  bahan  irigasi  tidak  mudah  dinetralisir  dalam  saluran  akar  sehingga efektivitasnya dapat dipertahankan.
2.2  Jenis Bahan Irigasi
Terdapat  banyak  jenis  bahan  irigasi  yang  digunakan  oleh  dokter  gigi  dalam perawatan  endodontik.  Bahan  irigasi  memainkan  peran  penting  dalam  desinfeksi
ruang  saluran  akar  sehingga  dibutuhkan  eliminasi  pulpa  yang  merupakan  sumber infeksi  mikroorganisme.  Mikroorganisme  merupakan  penyebab  utama  terjadinya
pathosis pulpa dan periradikuler. Maka, berbagai jenis bahan irigasi telah disarankan untuk perawatan saluran akar.
10
Universitas Sumatera Utara
2.2.1  Sodium Hipoklorit NaOCl
Sodium  hipoklorit  dengan  konsentrasi  0,5  diperkenalkan  oleh  Dakin  pada tahun  Perang  Dunia  I.  Coolidge  kemudian  memperkenalkan  penggunaan  sodium
hipoklorit  ke  dalam  bidang  endodonti.    Sodium  hipoklorit  merupakan  bahan  irigasi yang  paling  populer  digunakan  oleh  dokter  gigi.  Bahan  irigasi  ini  tersedia  dalam
berbagai konsentrasi, yaitu 0,5-6. Konsentrasi sodium hipoklorit yang rendah 0,5-
1 dapat melarutkan jaringan nekrotik. Sodium hipoklorit dengan konsentrasi yang lebih tinggi memberi efek pelarut jaringan yang lebih baik, namun melarutkan kedua-
dua  jaringan  nekrotik  dan  vital  dimana  bukan  efek  yang  diinginkan.  Peningkatan konsentrasi  larutan  sodium  hipoklorit  dapat  meningkatkan  tingkat  kelarutan  bahan
organik  dan  juga  dapat  meningkatkan  efektivitasnya  sebagai  agen  antibakteri. Pemanasan larutan ini juga memberikan efek yang sama.
3
Sodium  hipoklorit  menunjukkan  keseimbangan  yang  dinamis  seperti  yang ditunjukkan pada reaksi berikut:
NaOCl + H
2
O ↔ NaOH + HOCl ↔ Na
+
+ OH
-
+ H
+
+ OCl
-
Dari reaksi kimia tersebut, sodium hipoklorit bertindak sebagai pelarut untuk organik dan fat degrading fatty acids, mengubahnya menjadi garam asam lemak sabun dan
gliserol alkohol  yang mengurangi tegangan permukaan  pada larutan  yang tersisa.
10
Pada pH rendah dan netral, klorin bertindak dominan sebagai HOCl, sedangkan pada pH  tinggi  yaitu  pH  9  dan  keatas,  OCl
-
adalah  dominan.  Hypochlorous  acid  HOCl mempunyai  efek  antibakteri  dan  mengganggu  fungsi  vital  mikroba  yang
mengakibatkan  kematian  sel. Secara  jelasnya,  NaOCl  berfungsi  sebagai  agen
antibakteri dan pelarut jaringan pada saluran akar.
7
Meskipun  memiliki  banyak  keunggulan,  namun  NaOCl  juga  memiliki kekurangan.  Selain  baunya  yang  tidak  enak,  sodium  hipoklorit  juga  mempunyai
kekurangan seperti tidak mampu membuang smear layer secara sempurna dan dapat menimbulkan  efek  toksik  dan  iritasi  pada  jaringan  vital  di  sekitarnya  terutamanya
pada  konsentrasi  yang  tinggi.  Komplikasi  yang  dapat  timbul  akibat  irigasi  NaOCl yang berlebihan atau teknik irigasi yang salah adalah nekrosis pada jaringan dibawah
Universitas Sumatera Utara
foramen  apikal.  Selain  itu,  efek  toksiknya  juga  dapat  menyebabkan  kerusakan  pada mata  operator  akibat  kontak  direk  dengan  larutan  dan  menimbulkan  alergi  pada
pasien.
4,10
NaOCl  juga  tidak  dapat  digunakan  sebagai  final  rinsing  apabila  bahan pengisian saluran akar yang digunakan sewaktu obturasi adalah berbasis resin.
11
Hal ini karena bonding sealer pada dentin akan diubah dan akan menganggu polimerisasi
bahan  resin  sehingga  adaptasi  sealer  pada  dinding  saluran  akar  terganggu.
12
Alternatifnya  adalah penggunaan EDTA, CHX  atau BioPure
TM
MTAD sebagai  final flush.
11
2.2.2 Chlorhexidine Gluconate CHX
Chlorhexidine gluconate yang dikenal juga sebagai chlorhexidine digluconate atau chorhexidine. Sejak tahun 1957, CHX telah digunakan sebagai bahan desinfeksi.
Selain  itu,  CHX  juga  digunakan  sebagai  bahan  irigasi  dengan  konsentrasi  0,12-2 dalam  perawatan  endodontik.  CHX  dengan  konsentrasi  2  menunjukkan  efek
antibakteri  yang  lebih  baik  dibanding  dengan  0,12  CHX  secara  in  vitro.
3
Rumus struktural  CHX  terdiri  dari  dua  cincin  4-klorofenil  yang  simetris  dan  dua  kelompok
biguanida  yang  dihubungkan  dengan  heksametilen  pada  tengah  rantai,  seperti  yang digambarkan pada rumus kimia di bawah:
13
Chlorhexidine gluconate yang digunakan sebagai bahan irigasi tersedia dalam dua bentuk, yaitu larutan dan gel.
15
Ferraz et al. 2013 menunjukkan bahwa 2 CHX dalam  sediaan  gel  mempunyai  lebih  banyak  keuntungan  daripada  2  larutan  CHX.
Gel CHX dapat melubrikasi dinding saluran akar, yaitu mengurangi friksi antara file dan  permukaan  dentin,  memfasilitasi  penggunaan  instrumen,  dan  juga  mengurangi
risiko  instrumen  patah  dalam  saluran  akar.  Selain  itu,  gel  CHX  juga  dapat mengurangi  pembentukan  smear  layer,  dimana  hal  ini  tidak  dapat  dicapai  bila
menggunakan  larutan CHX.
13
Universitas Sumatera Utara
CHX  direkomendasikan  sebagai  bahan  irigasi  karena  mempunyai  spektrum antimikroba yang luas, sifat substantivitas, dan sifat toksisitas yang rendah.
13,14
CHX sangat efektif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif serta  bakteri anaerobik
fakultatif,  khususnya  Candida  albicans.  Dalam  bentuk  larutan,  CHX  mampu membunuh  mikroorganisme  dalam  waktu  sekitar  30  detik,  sedangkan  dalam  bentuk
gel, CHX membutuhkan waktu sekitar 22 detik 2 CHX hingga 2 jam 0,2 CHX. Selain  itu,  CHX  mempunyai  kemampuan  untuk  menyerap  ke  permukaan  bermuatan
negatif  di  mulut  misalnya  gigi,  mukosa,  pelikel,  dan  bahan  restorasi  yang dilepaskan  secara  perlahan  dari  tempat  penyimpanannya.  Hal  ini  dapat
memperpanjang  aktivitas  antimikroba  selama  beberapa  jam.  Proses  ini  dikenal sebagai  substantivitas  dan  hingga  saat  ini,  sifat  ini  hanya  dimiliki  oleh  CHX  dan
tetrasiklin.
3,13
Selain  itu,  CHX  dapat  digunakan  sebagai  final  rinsing  jika  bahan obturasi berbasis resin digunakan karena CHX dapat meningkatkan stabilitas bonding
antara dentin dengan resin.
15
Meskipun  CHX  memiliki  keunggulan  dengan  toksisitas  yang  rendah  dan tidak  memiliki  bau,  namun  CHX  tidak  mampu  untuk  melarutkan  jaringan  organik
seperti  NaOCl.
7
Dari  beberapa  percobaan  yang  telah  dilakukan,  CHX  dalam  bentuk larutan maupun gel tidak mampu untuk melarutkan jaringan pulpa.
13
2.2.3 Enthylenediaminetetraacetic Acid EDTA
Enthylenediaminetetraacetic  acid  diperkenalkan  pada  tahun  1957  dalam bidang  endodonti.  EDTA  adalah  salah  satu  agen  chelating  yang  melarutkan
komponen  inorganik  pada  smear  layer  dalam  sistem  saluran  akar.  EDTA  dengan konsentrasi 17 sering digunakan dan dapat membuang  smear layer apabila kontak
langsung dengan dinding saluran akar dengan waktu kurang dari 1 menit.
3
Beberapa penelitian  telah  menunjukkan  larutan  EDTA  pada  konsentrasi  yang  lebih  rendah
10,  5,  1  juga  dapat  membuang  smear  layer  dengan  baik.  Oleh  karena  itu, penggunaan  larutan  EDTA  yang  lebih  encer  mungkin  lebih  menguntungkan  atas
pertimbangan biayanya yang tinggi.
7
Meskipun EDTA menunjukkan efek antibakteri yang lebih  tinggi  daripada salin dan 0,5  NaOCl,  namun  apabila dibanding dengan
Universitas Sumatera Utara
2,5  NaOCl  dan  0,2  CHX,  EDTA  menunjukkan  efek  antibakteri  yang  lebih rendah.
3
EDTA  berperan  penting  untuk  menghilangkan  biofilm.  Penggunaan  NaOCl atau  EDTA  sebagai  irigan  tunggal  tidak  akan  menghilangkan  semua  debris  organik
dan  inorganik. Irigasi  dengan  kombinasi  penggunaan  NaOCl  dan  EDTA  secara
alternatif  lebih  efektif  dalam  menyingkirkan  smear  layer  dan  bakteri  dalam  sistem saluran akar.
13
Hal ini karena EDTA bertindak sebagai  chelator dengan ion kalsium dan  membuang  debris  yang  dihasilkan  sewaktu  preparasi  pada  dinding  saluran  akar
sehingga terbukanya tubulus-tubulus dentin dan memberi penetrasi  bahan desinfeksi dengan lebih baik.
3
2.2.4 Mixture of Tetracycline And Disinfectant MTAD
Mixture  of  tetracycline  and  disinfectant  adalah  larutan  irigasi  yang dikembangkan baru-baru ini. MTAD terdiri dari 3 doxycycline hyclate, 4,25 citric
acid  dan  0,5  polysorbate-80  Tween  80  detergent. MTAD  adalah  bahan  irigasi
pertama  yang  mampu  membuang  smear  layer  dan  bertindak  sebagai  desinfeksi saluran akar.
3
Beberapa  studi  menunjukkan  bahwa  efek  MTAD  dalam  pembuangan  smear layer  adalah  karena  memiliki  komponen  doxycycline  dan  citric  acid.  Kedua-dua
komponen  tersebut  telah  dilaporkan  efektif  dalam  pembuangan  smear  layer.  Selain itu,  komponen  doxycycline  dan  tetracycline  memberi  efek  antibakteri  pada  MTAD
dengan  spektrum  antimikroba  yang  luas.  Tween  80  telah  ditambahkan  ke  dalam MTAD  untuk  mengurangi  tegangan  permukaan  agar  bahan  irigasi  tersebut  dapat
penetrasi ke dalam sistem saluran akar dengan lebih efektif.
3
Penelitian  Torabinejad  et  al.  2011  menunjukkan  bahwa  efektivitas  MTAD meningkat  apabila  NaOCl  digunakan  sebagai  bahan  irigasi  intrakanal  pada
konsentrasi yang rendah sebelum penggunaan MTAD sebagai final rinse dan MTAD tidak mengubah struktur tubulus dentin secara signifikan. Selain itu, Newberry et al.
2011  telah  melakukan  penelitian  untuk  menentukan  efek  antimikroba  MTAD sebagai  final  rinse  terhadap  delapan  strain  Enterococcus  faecalis.  Setelah  diirigasi
Universitas Sumatera Utara
dengan  1,3  NaOCl,  saluran  akar  dan  permukaan  luar  dipaparkan  oleh  MTAD selama  5  menit.  Hasil  penelitian  ini  menunjukkan  bahwa  MTAD  mampu
mengeliminasi pertumbuhan tujuh dari delapan strain E. faecalis.
16
2.2.5  Salin
Salin juga dapat digunakan dalam perawatan endodontik sebagai bahan irigasi. Dalam  konsentrasi  isotonik,  salin  tidak  merusak  jaringan.  Suatu  studi  menunjukkan
bahwa  salin  dapat  membuang  debris  dari  kanal  seperti  NaOCl.  Salin  juga  bertindak sebagai  debridemen  dan  pelumas.  Namun,  penggunaan  salin  sebagai  bahan  irigasi
tunggal  tidak  direkomendasikan  karena  salin  tidak  efektif  sebagai  agen  antimikroba dan tidak dapat melarutkan jaringan organik. Isotonik salin tidak dapat membersihkan
kanal secara sempurna. Oleh karena itu, salin seharusnya tidak dijadikan satu-satunya larutan yang digunakan sebagai bahan irigasi saluran akar melainkan harus digunakan
sebagai  tambahan  untuk  desinfeksi  secara  khemis.  Desinfeksi  khemis  bertindak sebagai  desinfektan  dan  pelarut  jaringan,  sedangkan  salin  digunakan  sebagai  bahan
irigasi  terakhir  pada  saluran  akar  untuk  menghilangkan  bahan  irigasi  kimia  yang tersisa di kanal setelah persiapan biomekanikal. Keuntungan isotonik salin adalah jika
bahan  ini  ekstrusi  dari  kanal  selama  irigasi  maka  bahan  ini  tidak  mengakibatkan reaksi  yang  merugikan  atau  menyebabkan  kerusakan  pada  jaringan  karena  tekanan
osmotik  dari  salin  sama  dengan  darah.  Oleh  karena  itu,  kemungkinan  terjadi  respon inflamasi akut lebih kecil.
16
2.2.6 Iodine Potassium Iodide IKI
Iodine potassium iodide adalah bahan desinfeksi saluran akar yang tradisional dan digunakan pada konsentrasi 2-5. IKI dapat membunuh mikroorganisme dengan
spektrum  yang  luas  di  dalam  saluran  akar  dan  menunjukkan  toksisitas  yang  rendah. Satu  studi  mengevaluasi  aktivitas  antibakteri  antara  kombinasi  CaOH
2
dengan  IKI atau  CHX  pada  blok  dentin  gigi  sapi  yang  terinfeksi.  Meskipun  CaOH
2
saja  tidak dapat  menghancurkan  E.  faecalis  dalam  tubulus  dentin,  namun  kombinasi  CaOH
2
Universitas Sumatera Utara
dengan  IKI  atau  CHX  berefektif    dalam  desinfeksi  dentin.  Studi  lain  menunjukkan bahwa IKI mampu menghilangkan E. faecalis dari dentin gigi sapi apabila digunakan
dengan  waktu  kontak  selama  15  menit.
3
Kekurangan  IKI  adalah  tidak  mempunyai efek sebagai pelarut jaringan dan akan mengubah warna dentin sementum. Selain itu,
penggunaan IKI pada pasien yang alergi terhadap iodine harus dipertimbangkan.
7
2.2.7  Hidrogen Peroksida
Secara  umum,  hidrogen  peroksida  H
2
O
2
digunakan  untuk  desinfeksi  dan sterilisasi.  Larutan  ini  jernih,  tidak  berwarna  dan  memiliki  variasi  konsentrasi  1
hingga 30 yang digunakan dalam kedokteran gigi. Dalam lingkungan, H
2
O
2
aman digunakan  karena  dapat  diurai  menjadi  air  dan  oksigen.
Hidrogen  peroksida  aktif membunuh virus, bakteri, jamur, dan spora. H
2
O
2
mempunyai efek antimikroba yang lebih kuat terhadap bakteri gram positif dibanding dengan bakteri gram negatif.
18
Dalam  endodonti,  H
2
O
2
sudah  lama  digunakan  karena  efek  antimikroba. Moller  merekomendasi  penggunaan  30  H
2
O
2
sebagai  langkah  petama  dalam desinfeksi permukaan gigi setelah pembersihan secara mekanik. H
2
O
2
sangat terkenal dalam membersihkan ruang pulpa dari darah dan sisa-sisa jaringan tetapi  juga  dapat
digunakan  dalam  irigasi  kanal.  Siquera  et  al  2005  menunjukkan  bahwa  kombinasi NaOCl  dan  H
2
O
2
tidak  lebih  efektif  bila  dibandingkan  dengan  NaOCl  dalam membunuh bakteri E. Faecalis.
18
2.3  Teknik Irigasi Saluran Akar
Dalam  bidang  endodonti,  upaya  dilakukan  secara  terus-menerus  untuk mengembangkan  teknik  irigasi  saluran  akar  yang  lebih  efektif.
6
Efektivitas  dan keamanan  irigasi  sangat  tergantung  pada  cara  penghantarannya.
9
Teknik  irigasi saluran  akar  terbagi  atas  dua  cara,  yaitu  secara  manual  dan  machine  asissted
irrigation.
6
Universitas Sumatera Utara
2.3.1  Teknik Irigasi Secara Manual
Teknik irigasi saluran akar secara manual terbagi atas syringe dan jarum serta brushes. Teknik irigasi yang umumnya digunakan oleh dokter gigi adalah syringe dan
jarum karena pemakaiannya yang cukup sederhana.
6
2.3.1.1 Syringe dan Jarum
Syringe  plastik  dalam  ukuran  yang  berbeda  1-20ml  Gambar  1  sering digunakan  dalam  tindakan  irigasi.
7
Syringe  dengan  volume  yang  besar  dapat menghematkan  waktu,  namun  tekanannya  lebih  sukar  dikontrol  serta  tidak  dapat
membersihkan daerah apikal dan saluran akar yang sempit dengan sempurna. Selain itu,  tekanan  yang  berlebihan  sewaktu  melakukan  irigasi  harus  dihindari  agar  tidak
terjadi  ekstrusi  ke  ruangan  periapikal.
3
Oleh  itu,  untuk  tujuan  keamanan,  syringe dengan  volume  1-5ml  lebih  dianjurkan  penggunaannya  sewaktu  irigasi  dilakukan.
Syringe  juga  harus  dipisahkan  untuk  setiap  larutan  bahan  irigasi  untuk  mencegah terjadinya reaksi kimia antara larutan tersebut.
9
Gambar 1.  Contoh syringe yang tersedia dalam ukuran 20ml, 10ml, 5ml,
dan 1ml dari atas ke bawah
7
Universitas Sumatera Utara
Pada saat  ini, jarum  25 gauge diganti  secara perlahan-lahan oleh jarum  yang berukuran  lebih  kecil,  yaitu  27  gauge,  30  gauge,  dan  31  gauge  jarum  dalam
penggunaan  rutin  sewaktu  irigasi.  Meskipun  ukuran  jarum  yang  lebih  kecil membantu  penghantaran  bahan  irigasi  lebih  dekat  ke  apeks  akar,  faktor  keamanan
masih  dijadikan  perhatian  penting.  Beberapa  modifikasi  telah  dilakukan  pada  ujung jarum  untuk  memfasilitas  efektivitas  dan  mengurangi  resiko  yang  mungkin  terjadi.
7
Jenis  jarum  secara  umum  terdiri  dari  jarum  dengan  ujung  terbuka  open-ended  dan ujung  tertutup  closed-ended.  Jarum  dengan  ujung  terbuka  terbagi  atas  flat,  bevel,
dan notched, sedangkan jarum dengan ujung tertutup terbagi atas side vented, double side  vented,  dan  multivented  Gambar  2.
19
Jarum  dengan  ujung  tertutup  dapat meningkatkan  aktivasi  hidrodinamik  bahan  irigasi  dan  menghindari  ekstrusi  bahan
irigasi pada apikal. Ketika melakukan irigasi, jarum harus dalam keadaan terbebas di dalam  saluran  akar.  Hal  tersebut  memungkinkan  bahan  irigasi  untuk  refluks  dan
menyebabkan  debris  bergerak  ke  arah  koronal  serta  mencegah  terdorongnya  bahan irigasi ke jaringan periapeks.
6
Gambar 2.  Gambar sebenarnya atas, gambar tiga dimensi bawah. Jarum  A-C  open-ended:  A  Flat,  B  Bevel,  C  Notched.
Jarum  D-F  closed-ended:  D  Side  vented,  E  Double  side vented, F Multivented.
19
Universitas Sumatera Utara
Dengan  penggunaan  syringe  dan  jarum,  pergantian  bahan  irigasi  yang sebenarnya hanya terbatas pada 1-1,5 mm di bawah ujung jarum. Keberhasilan dalam
chemomechanical debridement sangat tergantung  pada volume dan kecepatan bahan irigasi mengalir ke dalam saluran akar. Penempatan yang dekat dengan panjang kerja
sangat  dibutuhkan  untuk  memastikan  pergantian  bahan  irigasi.  Selain  itu, pembersihan  saluran  akar  yang  efektif  harus  dilakukan  dengan  cara  agitasi  secara
intermiten untuk menghindari akumulasi debris pada daerah apikal saluran akar.
3
Faktor  yang  dapat  meningkatkan  efisiensi  teknik  ini  adalah  mengatur  jarak ujung jarum terhadap ujung apeks.
6
Pada penelitian yang dilakukan oleh Boutsioukis et al. 2010 menunjukkan bahwa flow pattern  pada apikal saluran akar hampir sama
pada posisi jarum yang berbeda dalam saluran akar. Perbedaan yang signifikan adalah jenis  ujung  jarum  yang  digunakan.  Ujung  jarum  yang  side-vented  hanya  dapat
mencapai  pergantian  bahan  irigasi  pada  posisi  1  mm  dari  panjang  kerja,  sedangkan ujung  jarum  yang  open-ended  flat  needle  dapat  mencapai  pergantian  bahan  irigasi
yang  sempurna  pada  posisi  2  mm  dari  panjang  kerja.  Tekanan  shear  berkurang apabila posisi ujung jarum semakin jauh dari panjang kerja. Selain itu, tekanan pada
apikal juga berkurang dengan bertambahnya jarak antara ujung jarum dengan panjang kerja.
20
Gambar 3.  Kedalaman jarum dalam saluran akar: a1 mm, b2  mm,  c3  mm,  d4  mm,  e5  mm,  dari
panjang kerja
20
a                b                  c                 d e
Universitas Sumatera Utara
2.3.1.2 Brushes
Teknik irigasi manual dengan brushes tidak digunakan secara langsung untuk menghantar  bahan  irigasi  ke  dalam  saluran  akar.  Teknik  ini  digunakan  sebagai
pelengkap untuk debridemen saluran akar atau agitasi bahan irigasi. Penggunaan alat ini secara tidak langsung mempengaruhi perpindahan bahan irigasi di  dalam saluran
akar. Pada studi dilaporkan adanya peningkatan kebersihan sepertiga koronal dinding saluran  akar  yang  dipreparasi  dan  agitasi  antara  jarum  Navitip  FX  dengan  brushes
Gambar 4 dibandingkan tanpa brushes. Namun, perbedaan tingkat kebersihan pada daerah apeks dan sepertiga tengah tidak ada perbedaan secara signifikan.
6
Gambar 4.  Instrumen Navitip FX® dengan brushes
6
2.3.2  Teknik Irigasi Dengan Bantuan Mesin
Teknik  irigasi  dengan  bantuan  mesin  merupakan  teknik  penghantaran  bahan irigasi ke dalam saluran akar dengan bantuan mesin.
Pada dasarnya, teknik ini terbagi atas sonik, ultrasonik, dan pressure alternation devices.
6
Universitas Sumatera Utara
2.3.2.1  Sonik
Alat-alat  yang  menggunakan  sistem  penghantaran  bahan  irigasi  secara  sonik adalah EndoActivator  dan  Vibringe. EndoActivator merupakan tipe  fasilitator irigasi
yang  baru  Gambar  5.  Alat  ini  berfungsi  atas  vibrasi  sonik  sampai  dengan  10,000 cpm  pada  satu  tip  plastik  dalam  saluran  akar.  Sistem  ini  mempunyai  tiga  jenis  tip
yang berbeda dan dapat dipasang pada handpiece secara mudah untuk mengeluarkan vibrasi sonik. EndoActivator tidak menghantarkan irigan baru ke dalam saluran akar
tetapi  memfasilitas  penetrasi  bahan  irigasi  ke  dalam  saluran  akar.  Penelitian  telah menunjukkan  penggunaan  EndoActivator  dalam  memfasilitas  penetrasi  irigan  dan
cleansing  secara  mekanik  sebanding  dengan  pemakaian  jarum  yaitu  tidak menimbulkan peningkatan risiko ekstrusi pada apeks akar.
7
Selain itu, EndoActivator sangat  berefektif  dalam  membersihkan  debris  dari  lateral  kanal,  membuang  smear
layer,  dan  mengeliminasi  biofilm  pada  saluran  akar  gigi  molar  yang  melengkung. Namun  kekurangan  EndoActivator  adalah  tipnya  terlihat  secara  radiolusen  pada
Rontgen foto sehingga sulit diidentifikasi jika tersisa dalam saluran akar.
6
Gambar 5. Instrumen EndoActivator®
6
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6. A EndoActivator dengan tip plastik biru yang besar B Tip yang sama sewaktu pergerakan secara sonik
7
Vibringe  adalah  sistem  sonik  irigasi  baru  yang  menggabungkan  vibrasi
berbasis baterai 9000 cpm dengan irigasi saluran akar yang dioperasi secara manual. Vibringe  menggunakan  tipe  syringe  atau  jarum  yang  tradisional  dengan  memberi
aktivasi sonik pada bahan irigasi. Penelitian Rodig et al. 2010 menunjukkan bahwa vibringe  memberi  hasil  yang  lebih  bagus  daripada  penggunaan  syringe  dalam
pembuangan debris pada apikal saluran akar.
7,21
Gambar 7. Vibringe irigator menghasilkan vibrasi sonik pada syringe dan
jarum
7
2.3.2.2  Ultrasonik
Alat  ultrasonik  telah  lama  digunakan  pada  bidang  periodonsia  sebelum Richman  memperkenalkan  ultrasonik  pada  bidang  endodonti  sebagai  debridemen
saluran  akar.  Dibandingkan  dengan  energi  sonik,  energi  ultrasonik  menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
frekuensi  tinggi  namun  dengan  amplitudo  rendah.  Filenya  didesain  untuk  osilasi dengan  frekuensi  ultrasonik  antara  25-30  kHz.
6
Beberapa  penelitian  telah  dilakukan untuk  membandingkan  efektivitas  ultrasonik  dengan  teknik  hand-instrumentation
dalam  pembersihan  saluran  akar.  Kebanyakan  penelitian  menyimpulkan  bahwa penggunaan  ultrasonik  memberikan  pembersihan  saluran  akar  yang  lebih  baik
dibandingkan  dengan  hand-instrumentation  saja.  Analisis  pada  pergerakan  file ultrasonik yang stabil mendukung kepada pembersihan saluran akar. File ultrasonik ini
harus  bergerak  secara  bebas  tanpa  berkontak  dengan  dinding  saluran  akar  untuk bekerja  secara  efektif.  Beberapa  studi  telah  menyatakan  efek  ultrasonik  dalam
mengeliminasi  bakteri  dan  debris  dentin  pada  saluran  akar  tetapi  tidak  semua penelitian mendukung pernyataan tersebut. Dengan pemakaian sistem ini, komplikasi
yang  mungkin  terjadi  adalah  relatif  rendah  dengan  permukaan  tip  ultrasonik  yang halus dan non aktif.
7
2.3.2.3 Pressure Alternation Devices
EndoVac  merupakan  salah  satu  pendekatan  baru.  Endovac  memiliki  tiga komponen  utama,  yaitu  master  delivery  tip,  macrocannula  dan  microcannula
Gambar  8.  Selain  menghantar  bahan  irigasi  melalui  jarum,  sistem  EndoVac berfungsi berdasarkan tekanan negatif dimana irigan yang ditempatkan pada ruangan
pulpa  tersedot  ke  bawah  saluran  akar  dan  naik  lagi  melalui  satu  jarum  tipis  dengan desain  yang  khusus.
7
Sewaktu  instrumentasi,  master  delivery  tip  ditempatkan  pada koronal  untuk  menyediakan  bahan  irigasi  yang  baru  dan  membantu  dalam
pembuangan debris  yang dihantar ke koronal  oleh  rotary file  di  dalam saluran akar. Macrocannula  digunakan  untuk  membuang  debris  kasar  setelah  instrumentasi  dan
digunakan  bersamaan  dengan  master  delivery  tip.  Suatu  tekanan  negatif  terjadi sewaktu  master  delivery  tip  menghantar  bahan  irigasi  ke  arah  apikal,  kemudian
disedot  oleh  Macrocannula.  Microcannula  dimasukkan  sesuai  panjang  kerja  untuk mengaspirasi  debris  halus  melalui  lubang-lubang  kecil  pada  ujungnya.  EndoVac
bekerja  pada  konfigurasi  kanal  sekurang-kurangnya  size  35  dengan  taper  0,04  atau lebih besar.
22
Universitas Sumatera Utara
Beberapa  penelitian  menyatakan  bahwa  sistem  ini  menurunkan  risiko terjadinya  komplikasi  pada  foramen  apikal  dibandingkan  dengan  cara  irigasi
tradisional.  Keuntungan  lain  daripada  pengaliran  secara  terbalik  ini  adalah  dapat bertindak sebagai pembersih apikal yang bagus dan mempunyai efek antibakteri yang
besar apabila digunakan bersama hipoklorit.
7
Gambar 8.  Contoh sistem EndoVac. Atas: Kiri-Macrocannula, Kanan-Microcannula. Bawah: Kiri-Master delivery tip
7
Universitas Sumatera Utara
2.4  Kerangka Konsep
Tindakan irigasi pada perawatan saluran akar
1. Pemilihan jenis bahan irigasi
2. Alasan berdasarkan sifat ideal
3. Pemilihan teknik irigasi
4.  Alasan pemilihan teknik irigasi
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1  Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara survei deskriptif yaitu penelitian dengan tujuan mengumpulkan  data  untuk  membuat  gambaran  atau  mendeskripsikan  suatu  keadaan
secara objektif dan menghasilkan gambaran data dalam bentuk persentase.
3.2  Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan Desember tahun 2014 sampai bulan Mei tahun 2015 di Kota Medan.
3.3  Populasi dan Sampel
Populasi  penelitian  adalah  dokter  gigi  umum  yang  praktik  di  Kota  Medan yaitu sebanyak 974 orang data PDGI 2014.
3.4  Besar Sampel
Penentuan  besar  sampel  berdasarkan  estimasi  proporsi  dengan  persepsi mutlak. Perkiraan proporsi  berdasarkan hasil penelitian Kaptan di  Turki, pada tahun
2012  menunjukkan  proporsi  dokter  gigi  umum  yang  melakukan  perawatan  saluran akar, yaitu 98,3 .
23
Besar sampel dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
24
� = ��
−∝
� − � � − �
+ �
−∝
� − �
Universitas Sumatera Utara