Teori Manajemen Organisasi KAJIAN TEORI

persyaratan formal kecuali kondisi fisik yang kuat, keberanian dan modal usaha yang banyak. Karena sifat terbuka dan longgar terhadap norma sosial, maka ragam pekerjaan mereka bervariasi baik positif maupun negatif.53 Anak-anak tersebut pada umumnya datang dari keluarga kurang mampu, tinggal di kawasan tertentu yang dianggap pemerintah kota Jakarta sebagai daerah pemukiman kumuh slum-area antara lain Prumpung, Manggarai, Pedongkelan, Jembatan Lima, Rawa Badak, Gudang Baru dan daerah pemukiman liar squatter areas antara lain pemukiman sepanjang bantaran kali Ciliwung, Bendungan Hilir, pemukiman sepanjang pinggir rel kereta api Senen, Kota, Cipinang, dll.54

D. Teori Manajemen Organisasi

Suatu usaha untuk menetapkan pengetahuan organisasi dan manajemen sebagai pengetahuan yang terpisah dan dapat dibedakan baru akhir-akhir ini dicoba. Tujuan dari usaha tersebut adalah mengembangkan teori secara umum. Para kontributor dalam hubungan dengan pengembangan tersebut berasal dari kelompok-kelompok yang sifatnya heterogen, baik dari praktisi maupun pada akademikus yang spesialis. Pada mulanya pikiran-pikiran mengenai manajemen berasal dari para pelaksana praktisi dan administrator yang mencatat observasinya dan pengalamannya, kemudian dari dasar itu dibuat petunjuk yang bersifat umum. 53 Modul Pelatihan, Intervensi Psikososial Bagi Pekerja Sosial Jakarta : YKAI, 2002, h.12. 54 Surya Mulandar penyunting. Dehumanisasi anak marjinal: berbagai pengalaman pemberdayaan Bandung: Yayasan Akatiga, 1996, h. 133. Perkembangan manajemen ilmiah mula-mula dipelopori oleh Frederick W. Taylor 1856-1915 pada akhir abad ke 19. pandangannya sangat dipengaruhi oleh etik protestan yang berlaku pada zaman itu. Ia menekankan nilai dari suatu kerja keras, rasionalitas ekonomi, sifat-sifat individualisme, dan pendapatnnya bahwa setiap manusia mempunyai peranan yang berbeda di dalam masyarakat.55 Ide Taylor berasal dari pengalaman-pengalaman kerjanya sebagai konsultan pada berbagai perusahaan-perusahaan industri. Pada permulaan karirnya ia tertarik pada masalah peningkatan efisiensi kerja dan metode-metodenya dan mencoba mendapatkan salah satu cara yang paling baik untuk mengerjakan setiap pekerjaan. Taylor berpendapat bahwa suatu pekerjaan dapat dianalisa secara ilmiah dan merupakan tugas manajemen untuk memberikan pengarahan terhadap performance pekerja. Hal ini menghasilkan perkembangan dari satu metode yang paling baik untuk mengerjakan tugas, standarisasi, dan melatih mereka dengan metode yang paling efisien untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Ada tiga belas prinsip yang digunakan Taylor dalam manajemen, yaitu: 1. Pembagian kerja division of work Kekuasaan dan tanggung jawab authority and responsibility Disiplin dicipline Kesatuan perintah unity of command Kesatuan pengarahan unity of direction Kepentingan individu berada di bawah kepentingan organisasi secara umum Sentralisasi centralization 55Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig. Organisasi dan Manajemen. Jakarta: PT Bina Aksara, 1986, h. 91. Mata rantai scalar chain Penempatan order Persamaan equity Stabilitas dalam melakukan tugas Inisiatif initiative 2. Esprit de corps, menekankan perlunya “team work” dan hubungan antar individu di dalam organisasi.56 Dari prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Taylor, secara tidak langsung setiap organisasi atau lembaga apapun memang memakai prinsip tersebut, karena sebuah organisasi bukan hanya satu orang saja yang menjalani tetapi banyak orang yang terlibat di dalamnya. 56 Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig. Organisasi dan Manajemen. h.99-100.

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN BINA ANAK PERTIWI