PERANAN DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGIS

BAB II KAJIAN TEORI

A. PERANAN DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGIS

Asal usul kata peranan sosial dipinjam dari dunia sandiwara drama. Sebuah drama terdiri dari suatu “lakon” dan sejumlah pelaku. Istilah peranan dalam sandiwara oleh para sosiolog dialihkah ke “panggung masyarakat”.13 Manusia dalam masyarakat diungkapkan sebagai pelaku dari peranan-peranan sosial, istilah peranan menunjukkan bahwa masyarakat mempunyai lakon. Lakon masyarakat itu disebut fungsi atau tugas masyarakat Jadi peranan sosial adalah bagian dari fungsi masyarakat. Karena manusia dalam kehidupannya menempati kedudukan-kedudukan tertentu, oleh karena itu mereka merasa bahwa setiap kedudukan yang mereka tempati itu menimbulkan harapan-harapan expectations tertentu dari orang-orang sekitar. Misalnya dalam setiap peranan yang berkaitan dengan pekerjaan, seseorang diharapkan dapat menjalankan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan peranan yang di pegangnya. Gross, Mason, dan McEachern mendefinisikan peranan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.14 Dengan kata lain peranan-peranan tersebut ditentukan oleh norma- norma di dalam masyarakat, maksudnya adalah setiap individu dalam setiap pekerjaannya diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh 13 Drs. D. Hendropuspito, Sosiologi sistematik Yogyakarta: Kanisius, 1989, h.177-178. 14 David Berry, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi Jakarta: CV Rajawali, 1983, h.100. masyarakat, di dalam keluarga, dan di dalam peranan-peranan lainnya. Sarlito Wirawan Sarwono juga mengemukakan hal yang sama tentang peranan, yaitu harapan-harapan orang lain pada umumnya tentang prilaku yang pantas, dan seyogyanya ditentukan oleh seseorang yang mempunyai peranan tertentu.15 Di dalam peranan terdapat dua macam harapan, yaitu:16 Harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau kewajiban- kewajiban dari pemegang peran. Harapan-harapan yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan peranannya atau kewajiban-kewajibannya. Dari penjelasan tersebut di atas terlihat suatu gambaran bahwa yang dimaksud dengan peranan merupakan kewajiban-kewajiban dan keharusan yang dilakukan seseorang karena kedudukannya dalam status tertentu pada lingkungan di mana dia berada. Dalam realitas kehidupan, semua orang mempunyai peranan masing-masing. Dan setiap yang mempunyai peranan itu biasanya bisa menyesuaikan dengan peranan tersebut. Misalnya, seseorang ketika berada di rumah ia mempunyai peranan sebagai kepala rumah tangga, namun ketika di kantor ia berperan sebagai karyawan, dan sebagainya. Peranan seperti ini sangat kompleks tergantung pada mobilitas sosialnya. 15 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial Jakarta : CV Rajawali, 1984, cet.ke.I, h. 235. 16 David Berry, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi, h. 101. Peranan mencakup tiga hal, yaitu :17 Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Perlu pula disinggung mengenai fasilitas-fasilitas bagi peranan individu role-facilities. Masyarakat biasanya memberikan fasilitas-fasilitas pada individu untuk dapat menjalankan peranan. Lembaga-lembaga kemasyarakatan merupakan bagian masyarakat yang banyak menyediakan peluang-peluang untuk pelaksanaan peranan. Kadang-kadang perubahan struktur suatu golongan kemasyarakatan menyebabkan fasilitas-fasilitas bertambah. Misalnya perubahan departemen pemerintahan dalam menangani kasus anak jalanan, dan lain lain. Bertolak dari sudut-sudut pandangan di atas, peranan sosial dapat didefinisikan sebagai bagian dari fungsi sosial masyarakat yang dilaksanakan oleh orang atau kelompok tertentu, menurut pola kelakuan lahiriah dan batiniah yang telah ditentukan. 17 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, h. 244. Dari gambaran di atas tentang peranan, dapat disimpulkan beberapa aspek yaitu:18 1. Peranan sosial adalah sebagian dari keseluruhan fungsi masyarakat. Fungsi pada umumnya adalah suatu pengertian yang menunjukkan pengaruh khas dari satu bagian terhadap keseluruhan. Masyarakat sebagai keseluruhan kesatuan hidup bersama mengemban tugas umum, ialah mencukupi kepentingan umum yang berupa kesejahteraan spiritual dan material, tata tertib ketentaraman dan keamanan. Tugas umum ini hanya dapat terlaksana dengan baik jika anggota-anggotanya dan bagian- bagiannya berfungsi baik. Adapun bagian-bagian masyarakat itu tak lain adalah kelompok-kelompok sosial atau lembaga-lembaga sosial. Lembaga-lembaga sosial inilah yang bisa berupa sebuah yayasan yang berdiri sendiri atau lembaga lainnya yang mengemban tugas bagian yang disebut fungsi sosial. Dalam hal ini misalnya yayasan Bina anak Pertiwi memiliki komitmen terhadap kesejahteraan anak-anak jalanan di daerah Pasar Minggu. 2. Peranan sosial mengandung sejumlah pola kelakuan yang telah ditentukan. Jika peranan sosial ditinjau dari sudut lain yakni bagaimana pelaksanaannya, peranan sosial adalah seperangkat pola kelakuan lahiriah dan batiniah yang harus diikuti oleh individu yang bersangkutan. Misalnya, bagaimana seorang pengurus yayasan yang fokus terhadap permasalahan anak jalanan mampu memahami karakter anak-anak jalanan, 18 Hendropuspito, Drs. D. Sosiologi sistematik, h.179-181. bagaimana harus bersikap terhadap mereka, bagaimana harus berbicara dan berbuat kepada mereka, semua itu sudah mempunyai pola tersendiri, dia tidak hanya harus memahami anak-anak jalanan, tetapi juga harus mengerti dan merasakan segala kesulitan-kesulitan anak-anak jalanan. 3. Peranan sosial dilakukan oleh perorangan atau kelompok tertentu, misalnya sebuah yayasan atau lembaga lainnya. 4. Pelaku peranan sosial mendapat tempat tertentu dalam tangga masyarakat. Sama halnya dengan suatu pementasan sebuah drama, pelaku-pelaku yang menjalankan peranan sosial diberi tempat dalam suatu tangga masyarakat. Misalnya dalam setiap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sebuah lembaga, maka masyarakat akan memberikan dukungan baik berupa materi atau semangat. 5. Dalam peranan sosial terkandung harapan-harapan yang khas dari masyarakat. Setiap peranan sosial adalah sejumlah harapan yang hendak diwujudkan, juga harapan dari orang banyak yang realisasinya diserahkan kepada seorang atau beberapa pelaku. Isi harapan dari masyarakat adalah agar peranan tugas sosial tersebut dilakukan menurut norma dan peraturan yang telah ditentukan. Misalnya sebuah yayasan yang fokus dalam masalah anak jalanan memiliki harapan dari masyarakat yang menginginkan anak-anak jalanan bebas dari keterpurukannya. 6. Dalam peranan sosial ada gaya khas tertentu. Setiap peranan yang dipegang oleh individu atau kelompok memiliki harapan-harapan yang berbeda sesuai dengan penjiwaannya. Misalnya lembaga yang menangani masalah anak jalanan, maka penjiwaannya pun seperti halnya anak-anak jalanan, atau contoh lainnya lembaga yang menangani masalah kemiskinan, maka karakternya pun dapat memahami kemiskinan tersebut dibanding orang atau lembaga yang tidak memahami masalah tersebut.

B. KEMISKINAN