Sebagai  salah  satu  referensi  bagi  pengelola  yayasan  untuk  lebih mengembangkan  dan  meningkatkan  bidang  pembinaan  yang  sudah  ada,
menjadi lebih baik. Sedangkan  manfaat  dari  penelitian  ini,  adalah  agar  kita  dan  masyarakat
bisa  lebih  memahami  kehidupan  dalam  sebuah  yayasan-yayasan  sosial  dan  bisa memberikan  sumbangsih  dan  kontribusi  bagi  anak-anak  yang  hidup  dalam
yayasan-yayasan sosial.
D. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan  penelusuran  kepustakaan  yang  telah  peulis  lakukan,  ada beberapa skripsi yang membahas atau berkaitan dengan anak jalanan, diantaranya:
1. Agama  Anak  Jalanan  Studi  Kasus  Anak  Jalanan  di  Wilayah  Melawai,
Jakarta  Selatan. Skripsi  ditulis  oleh  Firdaus,  mahasiswa  Sosiologi
Agama, tahun 2006. Religiusitas  Pengamen  Jalanan  Studi  Kasus  Pengamen  Jalanan  di  Tanjung
Priok. Skripsi ditulis oleh Nur Fitriah, mahasiswa Sosiologi Agama, tahun 2005.
Dari  skripsi-skripsi  di  atas,  walaupun  ada  kesamaan  dalam  subjek penelitian, akan tetapi yang menjadi kajian utamanya berbeda. Dalam skripsi yang
ditulis  oleh  Firdaus,  membahas  tentang  perilaku  keagamaan  anak  jalanan  yang berada di wilayah Melawai, Jakarta Selatan.
Begitu  juga  dengan  skripsi  yang  ditulis  oleh  Nur  Fitriah,  membahas  tentang religiusitas  pengamen  Jalanan  yang  berkaitan  dengan  pemahaman  agama
mengenai ibadah wajib dan sunnah yang dilakukan sehari-hari. Berbeda  dengan  skripsi  ini,  di  sini  penulis  membahas  tentang  kemiskinan  anak
jalanan  dan  upaya  sebuah  yayasan  melalui  program-programnya  untuk mengentaskan kemiskinan anak jalanan tersebut
E.  Metodologi Penelitian 1.  Pendekatan Penelitian
Penelitian  ini  adalah  jenis  penelitian  kualitatif,  yaitu  studi  tentang  suatu penelitian yang berupaya menghimpun data baik berupa kata-kata maupun tulisan
dari  orang-orang  yang  diamati  guna  mendapatkan  data-data  yang  diperlukan kemudian mengolah dan menganalisanya secara deskriptif.
Kata  deskriptif  berasal  dari  bahasa  Inggris  “description”  yang  berarti penggambaran,  kata  kerjanya  adalah  “to  describe”  artinya  menggambarkan.11
Penelitian deskriptif
merupakan penelitian
yang dimaksudkan
untuk mengumpulkan  informasi  mengenai  status  suatu  gejala  yang  ada,  yaitu  gejala
menurut apa adanya.
2.  Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi  adalah  cara  untuk  memperoleh  data  dalam  bentuk  mengamati serta mengadakan pencatatan dari hasil observasi. Teknik observasi  yang penulis
lakukan adalah bersifat langsung yaitu mendatangi Yayasan Bina Anak Pertiwi, di wilayah Pasar Minggu Jakarta Selatan yang mana terdapat informan sebagai nara
sumber.
11 M.  Meden  Ridwan,  ed.  Tradisi  Baru  Penelitian  Agama  Islam  Bandung:  Nuansa,
2001, h.229.
b. WawancaraInterview
Wawancara  adalah  percakapan  langsung  dan  tatap  muka  face  to  face dengan  maksud  tertentu.  Percakapan  ini  dilakukan  oleh  dua  pihak,  yaitu
pewawancara  interviewer  yang  mengajukan  pertanyaan  dan  yang  diwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.12
Penelitian  ini  menggunakan  wawancara  terbuka  tak  berstruktur  dengan  cara mengajukan pertanyaan  yang tidak terikat dan  lebih bebas berdasarkan pedoman
pertanyaan  yang  dimiliki  oleh  penulis  untuk  memperoleh  data  yang  diperlukan. Hal ini dilakukan untuk memperluas informasi yang dibutuhkan.
Untuk  mendukung  analisa  tersebut,  penulis  melakukan  wawancara  secara langsung  kepada  1  orang  ketua  sebagai  informan  utama,  dan  1  orang  pengurus
sekaligus  pekerja  sosial  yang  ada  di  yayasan  sebagai  tambahan  informasi  yang mendukung dari informan utama dan para anak jalanan sebanyak 5 orang sebagai
penguat dari pernyataan informan utama. Terdiri dari I orang berusia 14 tahun, 2 orang berusia 15 tahun, 1 orang berusia 16 tahun, dan 1 orang berusia 17 tahun.
Lama  mereka  tinggal  di  yayasan  bervariasi  mulai  dari  2-5  tahun  agar  mudah mengetahui program apa saja yang sudah mereka dapatkan.
c.   Waktu dan tempat penelitian Waktu  yang  dibutuhkan  penulis  untuk  melakukan  penelitian  ini  dimulai
dari bulan November 2008 sampai Februari 2009. Lokasi penelitian dilakukan di Yayasan  Bina  Anak  Pertiwi  yang  beralamat  di  Jl.  Bacang  Gg.  Kenanga  no.  46
Kelurahan Jati Padang Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
12 Imam  prayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama Bandung :Remaja
Rosda Karya, 2003, cet ke-2, h.167.
d. Dokumentasi
Yaitu  dengan  mencari  data-data  yang  tertulis,  baik  berupa  buku,  jurnal, ataupun  lainnya.  Teknik  ini  dilakukan  dengan  cara  mengkategorikan
mengklasifikasikan kemudian
mempelajari bahan-bahan
tertulis yang
berhubungan dengan masalah penelitian dan mengambil data atau informasi yang dibutuhkan.  Sumbernya  berupa  dokumen,  buku,  majalah,  koran  dan  lain-lain.
Data yang diambil adalah data sekunder.
3. Instrumen Penelitian
Instumen  yang  dilakukan  dalam  penelitian  ini,  penulis  menggunakan pedoman  wawancara,  kamera  digital  untuk  dan  tape  recorder  untuk  mendukung
kegiatan wawancara agar lebih mudah mengolah data hasil wawancara.
4. Sumber Data
a. Data  primer.  Yaitu  data  dari  hasil  obsevasi,  wawancara  dan
dokumentasi Yayasan Bina Anak Pertiwi b.
Data  sekunder.  Yaitu  buku-buku  tertentu,  majalah  dari  berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian.
5. Analisis Data
a. Proses penafsiran
Dalam  penafsiran  ini,  penulis  melakukan  analisa  pengumpulan  data dengan  menggunakan  beberapa  bukti,  membangun  rangkaian  bukti  dan
mengklarifikasinya.  Setelah  data  itu  direduksi  dan  dilakukan  berbagai  proses pemilihan  pemusatan  perhatian  dan  penyederhanaan  data  dasar.  Selanjutnya
dilakukan  penyajian  data  yang  merupakan  sekumpulan  informasi  yang  tersusun
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. b.
Penyimpulan hasil penelitian Penyimpulan hasil penelitian ini penulis menggunakan pola fikir deduktif
dan  induktif.  Deduktif  adalah  menarik  kesimpulan  dari  dalil-dalil  yang  sifatnya umum  untuk  dijadikan  kesimpulan  yang  sifatnya  khusus.  Sedangkan  induktif
adalah menarik  kesimpulan dari  yang bersifat khusus untuk kemudian dijelaskan secara luas.
Kesimpulan  yang  akan  diambil  oleh  peneliti  selalu  didasarkan  atas  semua  data yang  diperoleh  dalam  kegiatan  penelitian.  Kesimpulan  adalah  jawaban
berdasarkan data  yang terkumpul, dan kesimpulan merupakan solusi  yang bukan diberikan kepada objek penelitian.
F.  Sistematika Penulisan
Adapun  sistematika  penulisan  pada  penelitian  ini,  penulis  membagi menjadi lima bab, sebagai berikut:
Bab satu I berupa pendahuluan  yang berisi latar belakang masalah, pembatasan dan  perumusan  masalah,  tujuan  dan  manfaat  penelitian,  metodologi  penelitian,
dan sistematika penulisan. Bab dua II berupa kajian teori yang berisi pengertian peranan dalam perspektif
sosiologis, kemiskinan yang meliputi: pengertian kemiskinan, ukuran dan kriteria kemiskinan,  sebab  dan  proses  terjadinya  kemiskinan,  dan  anak  jalanan  yang
meliputi: pengertian anak jalanan, dan potret anak jalanan di Jakarta. Bab tiga III berupa gambaran umum yang berisi sejarah berdirinya, visi,
misi, dan tujuan, struktur organisasi, serta aktivitas sosial anak jalanan di yayasan. Bab  empat  IV  berupa  pembinaan  dalam  pengentasan  kemiskinan  anak
jalanan  yang  berisi,  partisipasi  anak  jalanan  di  lingkungan  yayasan,  strategi pengentasan, dan faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksaan program.
Bab lima V berupa Penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran
BAB II KAJIAN TEORI
A. PERANAN DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGIS
Asal  usul  kata  peranan  sosial  dipinjam  dari  dunia  sandiwara  drama. Sebuah  drama  terdiri  dari  suatu  “lakon”  dan  sejumlah  pelaku.  Istilah  peranan
dalam sandiwara oleh para sosiolog dialihkah ke “panggung masyarakat”.13 Manusia  dalam  masyarakat  diungkapkan  sebagai  pelaku  dari  peranan-peranan
sosial, istilah peranan menunjukkan bahwa masyarakat mempunyai lakon. Lakon masyarakat  itu  disebut  fungsi  atau  tugas  masyarakat  Jadi  peranan  sosial  adalah
bagian  dari  fungsi masyarakat.  Karena  manusia  dalam  kehidupannya  menempati kedudukan-kedudukan  tertentu,  oleh  karena  itu  mereka  merasa  bahwa  setiap
kedudukan yang mereka tempati itu menimbulkan harapan-harapan expectations tertentu dari  orang-orang  sekitar.  Misalnya  dalam  setiap  peranan  yang  berkaitan
dengan pekerjaan, seseorang diharapkan dapat menjalankan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan peranan yang di pegangnya.
Gross,  Mason,  dan  McEachern  mendefinisikan  peranan  sebagai  seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial
tertentu.14  Dengan  kata  lain  peranan-peranan  tersebut  ditentukan  oleh  norma- norma  di  dalam  masyarakat,  maksudnya  adalah  setiap  individu  dalam  setiap
pekerjaannya  diwajibkan  untuk  melakukan  hal-hal  yang  diharapkan  oleh
13 Drs. D. Hendropuspito, Sosiologi sistematik  Yogyakarta: Kanisius, 1989, h.177-178.
14 David  Berry,  Pokok-Pokok  Pikiran  dalam  Sosiologi  Jakarta:  CV  Rajawali,  1983,
h.100.