Analisis Sistem Pengendalian Intern Pendapatan Pada PT. Aneka Gas Industri Medan.

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S – 1 EKSTENSI MEDAN

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN

PENDAPATAN PADA PT. ANEKA GAS INDUSTRI MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

NAMA

: DIANA FAVILAYA RUMAHORBO

NIM

: 040522075

DEPARTEMEN

: AKUNTANSI

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI

MEDAN 2009


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bawa Skripsi yang berjudul “Analisis Sistem Pengendalian Intern Pendapatan Pada PT. Aneka Gas Industri Medan:”.

Adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain, dalam konteks penulisan skripsi Program S1 Ekstensi Departeman Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Agustus 2009 Yang membuat pernyataan


(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis ucapkan karena berkat rahmat dan ridho-nya penulis menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan meraih gelar sarjana ekonomi jurusan akuntansi, penulis memilih judul: “Analisis Sistem Pengendalian Intern Pendapatan Pada PT.

Aneka Gas Industri Medan”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan-kekurangan akibat keterbatasan yang penulis miliki untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima masukan berupa kritik dan saran-saran yang bersifat konstruktif bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini penulis sertakan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya, terutama kepada:

1. Ayahanda tercinta B. Rumahorbo dan Ibunda tercinta R. Purba yang telah membesarkan dan membimbing serta memberi dukungan kepada penulis. 2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga MEc, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara .

3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Aki, selaku sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Salbiah Msi, Ak selaku Pembimbing dalam penulisan skripsi ini. 5. Ibu Dra Tapianda Sari Lubis MSi. Ak, Selaku Penguji I dan Bapak Iskandar


(4)

6. Bapak Pimpinan PT. Aneka Gas Industri Medan yang telah membantu penulis dan memberikan data, masukan-masukan yang diperlukan guna mendukung terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Dengan bantuan dan dukungan yang telah penulis dapatkan akhirnya dengan menyerahkan diri dan senantiasa memohon serta perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga amal baik dan perbuatan baik tersebut mendapat imbalan yang baik pula Amin.

Medan, Agustus 2009 Penulis

( Diana Favilaya R )


(5)

ABSTRAK

Pengendalian intern dilaksanakan dalam rangka menjaga agar apa yang direncana dapat dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan juga untuk mengetahui kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan rencana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengendalian intern pendapatan yang dilakukan oleh PT. Aneka Gas Industri Medan, dalam upaya meminimalisasi penyimpangan– penyimpangan yang merugikan perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode analisa statistik deskriptif, yaitu suatu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan data, menafsirkan dan mengklasifikasikannya, sehingga data yang didapat tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa PT. Aneka Gas Industri Medan telah menerpakan pengendlaian intern yang baik, yang mengambarkan pembagian fungsi-fungsi pengendalian intern yang baik. Dalam melaksanakan pengendalian intern terhadap transaksi yang berhubungan dengan pendapatan tidak hanya ditangani oleh satu orang dari awal sampai akhir. Prosedur penerimaan pendapatan sudah memadai dan dapat menjamin keamanan uang yang diterima Pengendalian intern pendapatan pada PT. Aneka Gas Industri Medan sudah memadai


(6)

ABSTRACK

Internal control in conducted in order to maintain that what has been planned can be reached according to the predetermined goals. This is to know the difficulties and obstacles faced in implementing the plan. The goal of research is to know the correlation of internal control of income conducted by PT. Aneka Gas Industri Medan, in attrmpt to minimalize the distortion damaging to the company. This research uses the method of descriptive Analitical analysis, namely a method conducted to collect the data, processing and classifying it, thus the data can give the clear description about the problem of research.

Based on the result of analysis, it is known thet PT. Aneka Gas Industri Medan has used the good internal control, describing the division of internal control functions. In implementing the internal control against the transaction related to income is not only managed by one person from initial to end. Procedure of income receivement has been sufficient and can guarantee the financial security received in internal control of income in PT. Aneka Gas Industri Medan.


(7)

DAFTAR ISI SKRIPSI

Halaman

SURAT PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Tinjauan Teoritis ... 8

1 Pengertian Pengendalian Intern ... 6

2. Unsur-unsur Pengendalian Intern ... 11

3. Pengertian Pendapatan ... 19

4. Pengendalian Intern Pendapatan ... 24

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 34


(8)

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Tempat Penelitian ... 37

B. Jenis dan Sumber Data... 37

C. Teknik Pengumpulan Data ... 38

D. Metode Analisis Data ... 38

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN ... 39

A. Data Penelitian ... 39

1. Gambaran Umum Perusahaan ... 39

a. Sejarah Singkat Perusahaan ... 39

b. Struktur Organisasi Perusahaan ... 40

2. Sumber Pendapatan PT. Aneka Gas Industri Medan ... 44

3. Sistem dan Prosedur Pengendalian Intern Pendapatan di PT. Aneka Gas Industri Medan ... 46

a. Prosedur Penjualan Tunai ... 48

b. Prosedur Penjualan Kredit ... 50

c. Pelanggan Tetap dari Penjualan Kredit ... 53

4. Pengendalian Intern Pendapatan di PT. Aneka Gas Industri Medan ... 55

B. Analisa dan Evaluasi ... 63

1. Analisis dan Evaluasi Terhadap Pengendalian Intern Pendapatan Di PT. Aneka Gas Industri Medan ... 63

2. Analisis dan Evaluasi Pratek Yang Sehat Terhadap Pengendalian Intern Pendapatan di PT. Aneka Gas Industri Medan ... 64


(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66 B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

DAFTAR ISI PROPOSAL SKRIPSI

A. Judul ... 1

B. Latar Belakang Masalah ... 1

C. Perumusan Masalah ... 4

D. Landasan Teoritis ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 12

G. Kerangka Konseptual ... 12

H. Metode Penelitian ... 14

I. Daftar Pustaka ... 16

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

C. Jenis dan Sumber Data ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25


(11)

(12)

ABSTRAK

Pengendalian intern dilaksanakan dalam rangka menjaga agar apa yang direncana dapat dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan juga untuk mengetahui kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan rencana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengendalian intern pendapatan yang dilakukan oleh PT. Aneka Gas Industri Medan, dalam upaya meminimalisasi penyimpangan– penyimpangan yang merugikan perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode analisa statistik deskriptif, yaitu suatu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan data, menafsirkan dan mengklasifikasikannya, sehingga data yang didapat tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa PT. Aneka Gas Industri Medan telah menerpakan pengendlaian intern yang baik, yang mengambarkan pembagian fungsi-fungsi pengendalian intern yang baik. Dalam melaksanakan pengendalian intern terhadap transaksi yang berhubungan dengan pendapatan tidak hanya ditangani oleh satu orang dari awal sampai akhir. Prosedur penerimaan pendapatan sudah memadai dan dapat menjamin keamanan uang yang diterima Pengendalian intern pendapatan pada PT. Aneka Gas Industri Medan sudah memadai


(13)

ABSTRACK

Internal control in conducted in order to maintain that what has been planned can be reached according to the predetermined goals. This is to know the difficulties and obstacles faced in implementing the plan. The goal of research is to know the correlation of internal control of income conducted by PT. Aneka Gas Industri Medan, in attrmpt to minimalize the distortion damaging to the company. This research uses the method of descriptive Analitical analysis, namely a method conducted to collect the data, processing and classifying it, thus the data can give the clear description about the problem of research.

Based on the result of analysis, it is known thet PT. Aneka Gas Industri Medan has used the good internal control, describing the division of internal control functions. In implementing the internal control against the transaction related to income is not only managed by one person from initial to end. Procedure of income receivement has been sufficient and can guarantee the financial security received in internal control of income in PT. Aneka Gas Industri Medan.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian yang pesat tentunya diikuti dengan perkembangan dunia bisnis. Dunia bisnis yang dapat dikatakan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun tentunya memberi pengaruh yang positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia. Dengan adanya perkembangan dunia bisnis harus didukung oleh pengetahuan yang baik sehingga pada akhirnya nanti tetap dapat mengikuti perkembangan yang ada dan tak akan tertinggal.

Tujuan perusahaan secara umum adalah memperoleh laba. Salah satu faktor utamanya adalah pendapatan. Dalam organisasi perusahaan, pendapatan merupakan salah satu hal yang berpengaruh terhadap kegiatan normal perusahaan dalam pencapaian tujuannya. Segala potensi dari perusahaan diarahkan kepada penggunaan sumber daya perusahaan yang serasi sehingga mendapatkan penghasilan yang maksimal. Dengan demikian masalah pendapatan ini merupakan masalah yang penting. Manajemen akan dapat menilai berhasil atau tidaknya kegiatan yang telah dilaksanakan, dan selanjutnya manajemen dapat membuat rencana operasi untuk tahun yang akan datang. Di samping itu para pemilik perusahaan juga ingin mengetahui berapa sebenarnya pendapatan yang diterima dalam satu periode akuntansi.

Pengendalian intern yang baik mengakibatkan dilakukannya pelaksanaan tugas, fungsi dan kegiatan organisasi perusahaan yang baik pula, yang berarti segala aktivitas yang akan dilakukan berjalan dengan lancar. Karena keberhasilan


(15)

seorang pimpinan tidak telepas dari kemampuannya menerapkan pengendalian dalam aktivitas perusahaan di dalam mencapai tujuan perusahaan. Pengendalian intern dilaksanakan dalam rangka menjaga agar apa yang direncana dapat dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan juga untuk mengetahui kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan rencana.

Pengendalian intern pendapatan sangat penting pada PT. Aneka Gas Industri Medan, untuk menghindari terjadinya penyimpangan yang tidak menguntungkan, sehingga rencana dan tujuan yang ingin dikehendaki dapat mudah dicapai. PT. Aneka Gas Medan memiliki sumber pendapatan berasal dari penjualan. Penjualan yang dilakukan yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit. Pengendalian intern pendapatan dilakukan sejak dari penjualan, pengiriman barang dan pencatatan serta penerimaan pendapatan. Pendapatan diperoleh PT. Aneka Gas Industri Medan sebagian besar penjualan dilakukan secara kredit, dengan demikian hal tersebut akan menimbulkan jumlah piutang yang cukup besar. Kondisi ini mengharuskan perusahaan untuk lebih berhati-hati dalam melakukan penjualan terhadap produk yang dihasilkan, serta menerapkan pengendalian intern yang lebih baik untuk menghindari terjadi kredit macet akibat piutang yang tak tertagih.

Selain itu salah satu fungsi pengendalian intern dapat dilihat didalam perusahaan adalah untuk meningkatkan pendapatan dan laba sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu upaya agar tujuan itu dapat dicapai adalah dengan menjaga serta meningkatkan disiplin kerja pegawai, sehingga apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik, hal tersebut tidak terlepas dari pangendalian yang


(16)

baik sehingga penyimpangan yang mungkin terjadi segera dapat diketahui dan diperbaiki.

Dengan penerapan pengendalian intern pendapatan yang baik maka diharpkan perusahaan dapat meminimalisasikan jumlah piutang ragu-ragu ataupun piutang tak tertagih yang akan dapat mengurangi jumlah pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan. Oleh karena itu unsur-unsur pengendalian intern yang ada harus diterapkan semaksimal mungkin. Terutama sistem pamantauan pemberian penjualan kredit dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Sebab bila sistem pemantauan pemberian penjualan kredit lemah maka akan menimbulkan dan meningkatkan jumlah piutang ragu-ragu atau tidak tertagih.

Pegawai perusahaan yang cukup cakap dalam pekerjaan juga mempengaruhi keberhasilan suatu sistem pengendalian intern pendapatan seperti yang dikemukakan oleh Baridwan (2001:16) “tingkat kecakapan pegawai mempengaruhi sukses tidaknya suatu sistem pengendalian intern dalam perusahaan”. Sehingga memiliki pegawai yang ahli dibidangnya sangat menunjang keberhasilkan perusahaan serta pegawai tersebut dapat bertanggung jawab atas bidang yang telah diberikan kepadanya oleh pemilik perusahaan, dalam hal ini adalah para pemegang saham.

Untuk itu perlu adanya pengendalian intern pendapatan yang dijalankan oleh PT. Aneka Gas Industri Medan tersebut diharapkan segala aktivitas perusahaan dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, serta penyimpangan dan penyelewengan dapat dihindari. Melihat pentingnya analisa terhadap laporan keuangan maka penulis melakukan penelitian dengan judul:


(17)

“Analisis Sistem Pengendalian Intern pendapatan Pada PT. Aneka Gas Industri Medan”.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah, identifikasi masalah di atas maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah unsur-unsur sistem pengendalian intern pendapatan yang terdapat dalam perusahaan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sehingga penyimpangan yang tidak menguntungkan dapat dihindari?.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hubungan pengendalian intern pendapatan yang dilakuka n oleh PT. Aneka Gas Industri Medan, dalam upaya meminimalisasi penyimpangan–penyimpangan yang merugikan perusahaan

2. Untuk mengetahui lingkungan pengendalian dan sistem pemantauan yang dilakukan oleh PT. Aneka Gas Industri Medan dalam melakukan penjualan kredit sebagai sumber pendapatan perusahaan, sehingga piutang ragu-ragu dan piutang macet dapat dihindari.

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ilmiah ini manfaat yang dapat diambil antara lain :

1. Untuk peneliti menambah wawasan secara toeri maupun aplikasi dilapangan tentang pengendalian intern pendapatan


(18)

2. Untuk perusahan sebagai bahan masukan berupa saran yang dapat dimanfaatkan bagi perusahaan

3. Untuk peneliti lain sebagai bahan masukan dan studi banding dalam penyempurnaan penelitian yang sejenis berikutnya.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis.

1. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern.

Pengendalian intern dalam suatu perusahaan dilakukan agar tujuan perusahaan dapat dicapai dan penyelewengan dapat dihindari. Dalam pengendalian aktivitas perusahaan yang telah dilakukan oleh suatu unit usaha dalam hal yang menghasilkan sesuatu dapat dibandingkan dengan apa yang telah dihasilkan. Dengan adanya suatu perencanaan kita dapat mengetahui apakah pengkoordinasian kegiatan-kegiatan telah dapat menghasilkan sesuatu yang baik dan memuaskan sesuai dengan waktu pekerjaan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Dengan demikian kegiatan dalam perusahaan harus diarahkan untuk menjamin adanya koordinasi dan kontinuitas kegiatan dari perusahaan. Jadi secara umum pengendalian berarti mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu menerapkan tindakan-tindakan korektif, sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana.

Pengendalian intern menekankan tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Dengan demikian, pengertian pengendalian intern tersebut diatas berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasi secara manual, dengan mesin pembukuan mapun dengan komputer.

Kemudian menurut Baridwan (2001:13) pengertian pengendalian intern dalam arti yang luas adalah:


(20)

“Pengendalian intern itu meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan didalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memajukan efisiensi di dalam operasi, dan membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu”.

Menurut Mulyadi (2002:165) pengertian pengendalian intern adalah: “Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen”

Menurut Warren Reeve Fess (2005:226) “Pengendalian atau kontrol merupakan seluruh kegiatan untuk mengarahkan operasi mereka, melindungi aktiva dan mencegah penyalahgunaan sistem dalam perusahaan”.

Menurut Harahap, (2000:117) pengendalian intern adalah sebagai berikut: ”Pengendalian intern mencakup struktur organisasi dan seluruh metode serta prosedur yang terkoordinir yang ditetapkan oleh perusahaan untuk mengamankan hartanya, mencek ketelitian dan kepercayaan terhadap data akuntansi, mendorong kegiatan agar efisiensi dan mengajukan untuk mentaati kebijakan perusahaan“.

Berdasarkan definisi diatas pengendalian intern merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan agar apa yang direncanakan dapat dicapai dengan baik, dan pengendalian intern yang dilakukan dapat menekan terjadinya penyimpangan yang dapat merugikan perusahaan. Menurut Warren Reeve Fess (2005: 227), pengendalian internal memberikan jaminan yang wajar bahwa:

a. Aktiva dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan usaha b. Informasi bisnis akurat

c. Karyawan mematuhi peraturan dan ketentuan


(21)

a. Menjaga kekayaan organisasi,

b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi c. Mendorong efisiensi

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Berikut ini uraian dari tujuan pengendalian intern di atas adalah: a. Menjaga kekayaan organisasi

Harta milik perusahaan ada kemungkinan di salah gunakan atau dirusak kecuali jika dilindungi dengan baik. Pengamanan harta milik perusahaan meliputi pengawasan secara fisik maupun secara akuntansi. Pengamanan secara fisik dapat dilakukan dengan cara:

1). Penunjang tanggungjawab yang jelas kepada seseorang atau pengawasan fisik milik perusahaan

2). Harta perusahaan disimpan dengan cara yang cukup memadai

3). Penerimaan dan pengeluaran persediaan harus berdasarkan otorisasi dari pihak berwenang.

Pengawasan secara akuntansi adalah pengaman harta kekayaan yang memadai, dimana hanya transaksi yang satu dapat memasuki sistem dan prosedur ini dirancang sedemikian rupa mampu menyaring setiap transaksi yang terjadi. b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

Didalam menjalankan tugasnya manajer perlu memahami informasi yang cermat, tepat dan dapat dipercaya. Pengawasan intern di pandang untuk memberikan jaminan proses pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan intern akuntansi yang diteliti handal. Data akuntansi mencerminkan perubahan


(22)

kekayaan perusahaan, maka ketelitian dan data akuntansi yang menginformasikan pertanggung jawaban penggunaan harta perusahaan.

c. Mendorong efisiensi

Pengawasan intern dalam perusahaan ditujukan untuk mencegah duplikasi usaha yang tidak perlu atau setidak-tidaknya dapat mencerminkan terjadinya pemborosan sumber daya yang tidak efisien

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Untuk mencapai tujuan, manajer mengadakan prosedur atau aturan pelaksanaan. System pengawasan intern dimaksudkan untuk meyakinkan manajer bahwa semua prosedur yang telah di gariskan dengan mudah dapat diprediksi dan diidentifikasi serta manajer dapat dengan mudah melaksanakan tindakan pengesahan dan perbaikan dengan cepat dan tepat apabila terjadi penyimpangan.

Sedangkan menurut Baridwan (2001:13) pengendalian intern yang baik akan berguna untuk:

1. Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi 2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. 3. Memajukan efisiensi dalam operasi

4. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen.

Sedangkan menurut Handoko (2002:366): Tujuan pengendalian sebelum dan selama kegiatan dilaksanakan adalah agar manajer dapat mengatasi dan memperbaiki adanya penyimpangan sebelum kegiatan diselesaikan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama pengendalian adalah mengusahakan agar hasil pelaksanaan kerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan juga untuk mengetahui kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan rencana. Untuk dapat merialisasikan tujuan utama


(23)

tersebut maka pengendalian pada taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi agar diambil tindakan-tindakan untuk memperbaikinya, baik pada saat itu maupun pada masa yang akan datang.

Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern tersebut dapat dibagi menjadi dua macam yaitu; pengendalian intern akuntansi (internal accounting control) dan pengendalian intern administratif (internak administrative control). Pengendalian akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem pengendalian dan pengendalian intern, yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

Sedangkan menurut Baridwan (2001:29) berdasarkan tujuan pengendalian intern di atas maka pengendalian intern, dalam arti luas termasuk pengawasan yang dapat dibedakan sebagai:

a. Pengendalian akuntansi (accounting control) b. Pengendalian administrastif (administrative control)

Menurut Baridwan (2001:19) prosedur pengendalian akuntansi dalam Electronic data processing dapat dipisahkan dalam dua kelompok pengawasan yaitu

a. Pengendalian umum (general controls) dan b. Pengendalian aplikasi (application controls)


(24)

Untuk memenuhi tujuan-tujuan diatas, terdapat beberapa eleman yang merupakan ciri pokok dari suatu sistem pengendalian intern. Menurut Baridwan (2001:14) elemen-elemen diatas adalah sebagai berikut:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tepat.

b. Suatu sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik, yang berguna untuk melakukan pengendalian akuntansi yang cukup terhadap harta milik, utang-utang, pendapatan-pendapatan, dan biaya-biaya.

c. Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggung jawabnya.

Keempat elemen diatas merupakan ciri-ciri pokok dari sistem pengendalian intern. Disamping ciri-ciri pokok tersebut ada cara-cara pengendalian lain yang fungsinya merupakan tambahan dari ciri-ciri pokok diatas. Pelaksanaan pengendalian yang efektif merupakan salah satu refleksi dari efektivitas manajerial seorang pemimpin. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bahwa setiap orang yang menduduk i jabatan manajerial, mulai dari manajer paling rendah hingga pada manajer puncak, selalu menginginkan supaya bagiannya tersedia suatu sistem informasi yang andal agar pelaksanaan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawab benar-benar terlaksana sesuai dengan hal-hal yang telah ditetapkan dalam rencana.

2. Unsur-unsur Pengendalian Intern.

Pengendalian intern mempunyai unsur, yang saling berkaitan satu sama lain. Unsur-unsur yang termasuk dalam sistem pengendalian intern menurut Baridwan (2001:15) meliputi:


(25)

a. Rencana organisasi

b. Semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinir untuk melindungi harta milik perusahaan (sistem otorisasi dan sistem akuntansi).

c. Personalia.

d. Kebiasaan-kebiasaan (praktek-praktek) yang sehat.

Mengenai unsur-unsur struktur pengendalian intern ini, penulis akan mengemukakan pendapat dari Mulyadi (2002:175) yaitu :

1. Lingkungan Pengendalian 2. Penaksiran resiko

3. Informasi dan komunikasi 4. Aktivitas pengendalian 5. Pemantauan

Berikut ini uraian dari kelima unsur-unsur pengendalian intern dalam perusahaan diatas:

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian intern merupakan alat untuk menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan harus mampu mempengaruhi kesadaran personel organisasi tentang pengendalian. Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan manajemen. Lingkungan pengendalian adalah menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua unsur pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian mencakup berikut ini:

a. Integritas dan nilai etika.

b. Komitmen terhadap kompetensi.

c. Partisipasi dewan komisaris atau komita audit d. Filsofi dan gaya operasi manajemen.


(26)

e. Struktur organisasi

f. Pemberian wewenang dan tanggung jawab g. Kebijakan dan praktek sumber daya manusia. 2. Penaksiran Resiko

Penaksiran resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan pengelolaan, resiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Penaksiran resiko bagi manajemen juga harus mempertimbangkan masalah biaya dan manfaat yang akan dicapai. Resiko dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut ini:

a. Perubahan dalam lingkungan operasi b. Pesonel baru.

c. Sistem informasi yang baru atau diperbaiki. d. Pertumbuhan yang pesat

e. Teknologi baru.

f. Lini produk, produk atau aktivitas baru. g. Restrukturisasi korporasi

h. Operasi luar negeri

i. Penerbitan standart akutansi baru 3. Informasi dan Komunikasi

Sistem akuntansi yang mengandung prosedur-prosedur yang mesti ditaati oleh personel perusahaan harus mampu memberikan informasi yang akurat kepada pihak yang membutuhkannya terutama bagi manajemen dan


(27)

dapat menjalin komunikasi antar bagian yang ada sehingga di dapat pelaksanaan yang seragam.

Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keungan, yang mencakup sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan transaksi entitas (termasuk peristiwa dan keadaan) dan untuk menyelenggarakan akuntabilitas terhadap aktiva, utang, ekuitas yang bersangkutan. Kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem berdampak kemampuan manajemen untuk mengambil keputusan seharusnya dalam mengelola dan mengendalikan aktivitas entitas dan untuk menyusun laporan keuangan yang andal. Sedangkan komunikasi mencakup pemberian pemahaman atas peran dan tanggung jawab individual berkenaan dengan pengendalian intern atas pelaporan keuangan. Komunikasi meliputi luasnya pemahaman personel tentang bagaimana aktivitas mereka dalam sistem informasi pelaporan keuangan berkaitan dengan pekerjaan orang lain dan cara pelaporan penyimpangan kepada tingkat yang seharusnya dalam etnis.

4. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan sehingga resiko dalam mencapai tujuan dapat diminimalkan. Aktivitas pengendalian adalah kebijaksanaan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk menghadapi resiko dalam mencapai tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan diberbagai tingkat organisasi dan


(28)

fungsi. Umumnya aktivitas penge4ndalian yang mungkin relevan dengan audit dapat di golongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan berikut ini:

a. Review terhadap kinerja b. Pengolahan informasi c. Pengendalian fisik d. Pemisahan tugas 5. Pemantauan

Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian intern yang diterapkan untuk mencapai tujuan dan ditinjau sewaktu-waktu apabila kelayakannya tidak sesuai lagi dengan situasi yang ada. Sistem pemantauan yang efektif dan efesien yang akan menghindari timbulnya piutang tak tertagih

Struktur pengendalian intern yang efektif memiliki tujuan terlaksananya efisiensi, efektivitas dan pengawasan intern perusahaan atas aset yang dimiliki serta sarana pendukung lainnya.

Menurut Warren Reeve Fess (2005:229) unsur – unsur pengendalian internal (element of internal control) untuk mencapai tujuan adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan pengendalian 2. Penilaian resiko

3. Prosedur pengendalian 4. Pemantauan (monitoring) 5. Informasi dan komunikasi

Ada 4 ciri-ciri sistem pengendalian intern yang baik menurut Mulyadi (2002:164) adalah:


(29)

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tepat.

b. Sistem pemberian wewenang serta prosedur pencatatan yang layak/tercapai pengawasan akuntansi yang cukup atas aktiva, hutang, hasil dan biaya.

c. Praktek yang sehat harus diikuti dalam melaksanakan tugas dan fungsi dari setiap bagian organisasi.

d. Pegawai yang kualitasnya seimbang dengan tanggung jawabnya Adapun uraian dari defenisi diatas adalah sebagai berikut:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tepat. Bagan atau struktur organisasi harus dimiliki oleh setiap perusahaan sesuai dengan kebutuhan perusahaan struktur organisasi yang baik adalah yang sederhana dan fleksibel, dalam arti dapat memisahkan perusahaan. Bila ada perkembangan atau perluasan perusahaan tidak mengganggu secara berarti struktur yang telah ada, adanya pemisahan yang tegas antara fungsi operasi, fungsi penyimpanan dan fungsi pencatatan (termasuk pemeriksaan intern). Pemisahan ini menciptakan informasi yang wajar, mencegah terjadinya manipulasi pencatatan yang dilakukan oleh bagian operasi. Namun ini tidak berarti bahwa masing-masing bagian dilarang mengadakan kerjasama yang baik untuk kelancaran operasi perusahaan.

b. Sistem pemberian wewenang serta prosedur pencatatan yang layak/tercapai pengawasan akuntansi yang cukup atas aktiva, hutang, hasil dan biaya.

Penetapan tanggung jawab harus dibarengi oleh pelimpahan wewenang yang seimbang agar tanggung jawab dapat dipenuhi sewajarnya dalam pelaksanaannya harus dimiliki media untuk mengawasi pencatatan dari kegiatan dan transaksi diciptakan melaui perencanaan daftar-daftar dan formulir yang sesuai, perencanaan arus pembukuan serta prosedur persetujuan yang logis.


(30)

c. Praktek yang sehat harus diikuti dalam melaksanakan tugas dan fungsi dari setiap bagian organisasi.

Praktek yang sehat adalah setiap pegawai dalam perusahaan melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Praktek yang sehat diikuti dalam pelaksanaan tugas dan fungsi setiap bagian dalam organisasi akan besar sekali pengaruhnya atas efisiensi sistem pengawasan intern dan efisiensi usaha. Ada beberapa cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat, diantaranya sebagai berikut:

1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaian yang harus dipertanggung jawabkan oleh yang berwenang.

2) Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur.

3) Peraturan jabatan diadakan secara rutin agar dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya sehingga persekongkolan diantara mereka dapat dihindari dan sebagainya.

d. Pegawai yang kualitasnya seimbang dengan tanggung jawabnya

Sistem pengawasan intern yang bersifat secara wajar tidak saja tergantung pada rencana organisasi yang efektif, sistem pemberian wewenang dan prosedur pencatatan yang memadai dan praktek yang sehat, tetapi juga tergantung pada kemampuan, pengalaman serta kejujuran pegawai untuk melaksanakan prosedur yang telah ditentukan secara efisien dan ekonomis. Pimpinan harus mengadakan analisis terhadap posisi dan syarat yang dituntut, oleh posisi tersebut, menyusun program latihan pegawai dan menetapkan


(31)

sistem penilaian prestasi karyawan. Sistem pengawasan yang dilakukan oleh manajemen yang terutama adalah dengan memotivasi dan memberi semangat kepada para anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.

Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa suatu struktur pengendalian intern memiliki tujuan utama, yaitu :

1. Melindungi aset perusahaan.

2. Memastikan ketepatan dan keandalan data serta informasi akuntansi. 3. Meningkatkan efisiensi di semua operasi perusahaan.

4. Mendorong ditaatinya kepatuhan atas kebijakan-kebijakan serta prosedur-prosedur yang ditetapkan manajemen.

Lingkungan pengendalian merupakan alat untuk menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dimana salah satu unsurnya meliputi struktur organisasi dan pemisahan fungsi dan wewenang serta tanggung jawab yang ada. Sistem Akuntansi merupakan bagian dari struktur pengendalaian intern perusahaan, sebab tanpa informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi, manajemen tidak akan mempunyai kemampuan untuk merencanakan dan mengarahkan operasi kegiatan perusahaan tersebut. Sistem akuntansi yang efektif harus dapat memberikan jaminan yang memadai dan memenuhi tujuan dari struktur pengendalian intern.

Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang diandalkan. Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang yang menjadi tanggung


(32)

jawabnya akan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efisien dan efektif, meskipun hanya sedikit unsur sistem pengendalian intern yang lain, namun jika dilaksanakan oleh karyawan yang tidak kompeten, maka pengendalian intern tidak akan terlaksana dengan baik.

3. Pengertian Pendapatan.

Pendapatan sering juga dirumuskan berdasarkan pengaruhnya terhadap modal pemegang saham. Perkiraan pendapatan mempunyai saldo kredit dan ditutup pada akhir periode akuntansi ke laba yang ditahan melalui perkiraan ikhtisar/pendapatan dan beban/iktisar rugi laba (revenue and ekpense account/income summary). Oleh karena itu, pendapatan menaikkan modal pemegang saham. Tetapi banyak pengimbang (beban) berkaitan langsung dengan pendapatan sebelum kita dapatkan perubahan bersih dalam modal pemegang saham. Juga ada beberapa alasan meningkatnya modal pemegang saham bukan karena pendapatan. Definisi ini juga memiliki kelemahan karena menghubungkan pendapatan pada sistem tata buku berpasangan dan bukan pada sifat dasarnya.

Pendapatan berhubungan dengan pertambahan dalam sumber pendapatan suatu satuan usaha yang berasal dari penjualan barang-barang atau jasa. Bagi perusahaan industri dan perusahaan dagang pendapatan diperoleh dari penjualan barang dagangannya. Dan bagi perusahaan jasa pendapatan diperoleh dari penjualan jasanya (fees) yang berupa ongkos atau jasa yang diberikan. Istilah pendapatan ini ada yang mengatakan penghasilan, dalam istilah asing sering disebut Revenue. Pada umumnya para akuntan berkeyakinan bahwa pendapatan


(33)

adalah hasil dari kegiatan produktif dan oleh karena itu diperoleh atau direalisasikan secara kontinyu.

Menurut Soemarsono, (2005:231) Pendapatan adalah peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva. Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas penjualan barang atau penyerahan jasa yang dilakukan. Masalah pendapatan berkaitan dengan penentuan pendapatan harus dimaukkan dan dilaporkan dalam suatu periode.

Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 23.2) memberikan definisi pendapatan dalam peryataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 memberikan definisi pendapatan adalah “Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”.

Standar Akuntansi Indonesia (SAK. 23. No.2) mendefenisikan istilah ”penghasilan” sebagai berikut :

Penghasilan berasal dari penjualan barang dan penyerahan jasa dan diukur oleh beban yang ditanggung langganan, klien, atau penyewa atas barang dan jasa yang diserahkan kepada mereka. Penghasilan meliputi juga keuntungan dari penjualan atau pertukaran kekayaan atau aktiva (selain persediaan barang dagangan), bunga dan deviden yang diperoleh atas investasi, dan kekayaan-kekayaan lain dan hak pemilik, kecuali kenaikan hak pemilik yang berasal dari kontribusi modal dan penyesuaian modal.

Dalam peryataan Standar Akuntansi Kuangan No. 23. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menerjemahkan kata income adalah sebagai penghasilan dan revenue sebagai pendapatan. Penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain) (IAI, 2007:23.1) dan istilah yang digunakan dalam hal ini adalah revenue (pendapatan) bukan income (penghasilan).


(34)

Pengertian lain dari pendapatan oleh Harnanto (2004:388) adalah : “Pendapatan aliran masuk sumber-sumber atau kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban dari suatu entitas (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi berkelanjutan atau usaha pokok dari entitas terkait”.

Berikut ini akan diuraikan pendapat para ahli tentang pendapatan diantaranya menurut ahli berikut ini. Ada 2 pandangan tentang pendapatan menurut Harahap (2000:39) adalah sebagai berikut:

1. Secara luas, pendapatan diangap termasuk seluruh hasil dari perusahaan dan kegiatan investasi termasuk pendapatan pendapatan adalah perubahan net asset yang timbul dari kegiatan produksi dan laba rugi berasal dari penjualan aktiva dan investasi yang menjelaskan defenisi pendapatan sebagai berikut: Pendapatan berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa dan diukur dengan jumlah yang dibebankan kepada langganan, klein atau barang dan jasa yang disiapkan untuk mereka, juga termasuk laba dari penjualan atau penukaran asset (kecuali surat berharga), hak deviden dari investasi dan kenaikan lainnya pada equity pemilik keculia berasal dari modal donasi dan penyesuaian modal.

2. Secara sempit, pendapatan hanya berasal dari kegiatan produksi tidak termasuk laba rugi dari kegiatan produksi tidak termasuk laba rugi yang berasal dari penjualan aktiva tetap.

Dari definisi dapat disimpulkan bahwa secara umum pendapatan dapat disimpulkan dengan adanya suatu aktivitas perusahaan atau pun peristiwa-peristiwa yang ada kaitannya dengan aktivitas usaha yang mengakibatkan peningkatan dalam suatu priode. Aktivitas perusahaan tersebut adalah penyerahan barang / jasa dan laba, jika tidak semua kegiatan perusahaan yang mengakibatkan peningkatan harga merupakan pendapatan.

Pendapatan diukur dengan jumlah uang yang dapat diterima oleh harga barang atau jasa yang disetujui oleh penjual dan pembeli. Jumlah yang diterima tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengukuran pendapatan dari transaksi


(35)

pertukaran barang atau jasa lainnya yang tidak diselesaikan dengan uang kas. Dengan dasar pemikiran ini maka besarnya pendapatan adalah sama dengan harga tunai dalam transaksi penjualan barang atau jasa. Pendapatan pada suatu perusahaan tergantung dari jenis perusahaan itu sendiri. Pada perusahaan dagang pendapatan itu biasanya disebut sebagai penjualan, sedangkan pada perusahaan jasa disebut dengan pendapatan.

Secara umum perusahaan jasa diartikan sebagai organisasi yang menjual atau menyediakan jasa, bukan barang berwujud. Perusahaan jasa adalah organisasi yang didirikan untuk memberikan pelayanan dimana keputusan yang diambil manajemen ditujukan untuk menyediakan pelayanan sebaik mungkin dengan sumber daya yang tersedia dan sukses diukur terutama berdasarkan jumlah dan mutu pelayanan yang diberikan. Hal ini berarti jasa cenderung sebagai pelayanan. Pada perusahaan jasa yang dijual adalah pelayanan bagi yang membutuhkan dan diukur dengan mutu yang diberikan.

Selain itu sumber-sumber pendapatan diklasifikasikan dalam dua bagian yaitu:

a. Operating revenue (pendapatan operasi perusahaan) yaitu pendapatan yang diterima perusahaan yang berhubungan langsung dengan operasi pokok perusahaan sebagai hasil dari penjualan barang atau jasa yang diberikan.

b. Non operating revenue (pendapatan diluar operasi perusahaan) yaitu pendapatan diterima perusahaan yang tidak berhubungan langsung dengan usaha / operasi pokok diperusahaan. Biasanya jumlah pendapatan non


(36)

operasi relatif kecil karena usaha ini jarang dilakukan contohnya pendapatan dari deviden, bunga dan sewa.

Dari berbagai defenisi pendapatan yang disebutkan diatas, maka dapat diinterpretasikan bahwa pendapatan merupakan suatu :

1. Arus masuk aktiva bersih sebagai hasil dari penjualan barang maupun jasa. 2. Arus keluar barang dan jasa dari perusahaan kepada pelanggan.

Garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dari dua segi yaitu : 1. Menurut ekonomi

2. Menurut Akuntansi

Pendapatan yang lebih tradisional adalah bahwa pendapatan merupakan arus masuk aktiva atau aktiva bersih ke dalam perusahaan sebagai hasil penjualan barang dan jasa. Akan tetapi, rumusan ini mengacaukan pengukuran dan penetapan waktu pengakuan pendapatan dengan proses pendapatan. Pada umumnya, aktiva bertambah atau kewajiban dilikuidasi pada waktu penjualan ataupun penyerahan barang atau jasa, dan jumlah pendapatan secara tradisional ditentukan pengukuran aktiva yang diterima dalam unit moneter.

Pendapatan merupakan hasil dari kegiatan operasi perusahaan baik dari penjualan barang dan jasa sebagai kegiatan usaha utama maupun penjualan barang atau jasa dari kegiatan lainnya sebagai kegiatan di luar usaha pokok. Pendapatan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan utama dapat dijadikan tolak ukur mengenai keberhasilan manajemen perusahaan dalam melakukan operasi usahanya. Suatu pendapatan yang besar dari kegiatan utama menggambarkan keoptimalan pihak manajemen dalam menjalankan usaha perusahaan cukup baik, tetapi lebih baik lagi bila pendapatan yang besar diikuti dengan pengeluaran biaya


(37)

yang dikeluarkan karena pengefisienan yang dilakukan perusahaan dalam memperoleh pendapatan. Pendapatan merupakan variabel yang sangat penting karena dengan pendapatan, manajemen perusahaan akan dapat menilai berhasil atau tidaknya kegiatan yang telah dilaksanakan. Dari tingkat pendapatan yang diperoleh, kemudian dari hasil evaluasi yang didapat manajemen dapat membuat rencana kerja untuk tahun yang akan datang.

4. Pengendalian Intern Pendapatan.

Struktur pengendalian intern yang efektif memiliki tujuan terlaksananya efisiensi, efektivitas dan pengawasan intern perusahaan atas aset yang dimiliki serta sarana pendukung lainnya. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa suatu struktur pengawasan intern memiliki tujuan utama, yaitu: melindungi aset perusahaan, memastikan ketepatan dan keandalan data serta informasi akuntansi, meningkatkan efisiensi di semua operasi perusahaan, dan mendorong ditaatinya kepatuhan atas kebijakan-kebijakan serta prosedur-prosedur yang ditetapkan manajemen. Lingkungan pengendalian merupakan alat untuk menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dimana salah satu unsurnya meliputi struktur organisasi dan pemisahan fungsi dan wewenang yang ada.

Pengendalian intern yang dimaksud disini adalah cara-cara yang dilakukan agar tujuan tercapai secara baik. Efisiensi dan efektif yaitu agar pelaksanaan sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan. Jadi tujuan pengawasan yaitu untuk mencapai ketertiban disegala bidang antara lain untuk mencegah terjadinya kebocoran maupun pemborosan keuangan yang merugikan.


(38)

Suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan perusahaan haruslah memiliki prinsip tertentu agar pelaksanaan pengawasan terhadap operasi perusahaan khususnya pada penerimaan kas dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Pengendalian intern dilakukan dengan usaha pengawasan yang berkesinambungan dan kemudian menganalisa laporan dan catatan karena adanya alasan dibentuknya pengawasan intren oleh perusahaan adalah agar rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai secara maksimal dengan memperkecil kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul yang menghambat pencapaian tujuan perusahaan. Anggaran pendapatan merupakan salah satu alat pengendalian intern pendapatan, sebab anggaran pendapatan dapat dijadikan sebagai pedoman kerja, koordinasi dan sebagai alat pengawasan agar agap yang diinginkan dapat dicapai dengan tepat.

Menurut Mulyadi (2002:268) dinyatakan bahwa struktur pengendalian intern pendapatan terdiri dari:

a. Organisasi.

b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan. c. Praktek yang sehat.

Organisasi.

Perencanaan organisasi didasarkan pada unsur pokok pengendalian berikut ini:

1. Dalam orgaisasi harus dipisahkan tiga fungsi pokok: fungsi operasi, fungsi penyimpanan dan fungsi akuntansi.

2. Tidak ada satupun transaksi yang dilaksanakan dari awal sampai akhir hanya oleh satu orang atau satu bagian saja. Hal ini dimaksudkan agar tidak selalu


(39)

terjadi pengecekan intern (internal check) dalam pelaksanan suatu transaksi, sehingga kekayaan suatu perusahaan terjamin keamananya dan data akuntansi terjamin ketelitiannya dan keandalannya.

Dalam merancang organisasi yang berkaitan dengan siklus pendapatan dua unsur pokok pengendalian tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi pemberi otorisasi. Pemisahan kedua fungsi ini dimaksudkan untuk menciptakan pengecekan intern terhadap transaksi penjualan kredit. Dalam transaksi penjualan mempunyai kecendrungan untuk menjual barang sebanyak-banyaknya, yang sering kali mengabaikan kemungkinan dapat tidak tertagihnya piutang yang timbul dari transaksi tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengecekan intern terhadap status kredit pembeli sebelum transaksi penjualan kredit dilakukan.

2. Fungsi pencatatan piutang harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi pemberi otorisasi kredit. Salah satu unsur pokok pengendalian intern mengharuskan pemisahan fungsi operasi, fungsi penyimpanan dan fungsi akuntansi. Dalam sistem penjualan kredit fungsi akuntansi yang melaksanakan pencatatan piutang harus dipisahkan dari fungsi operasi yang melaksanakan transaksi penjualan dan fungsi pemberi otorisasi kredit yang mengecek kemampuan pembeli dalam melunasi kewajibannya. Dalam struktur organsasi fungsi pemberi otorisasi kredit berada dibawah departemen keuangan adalah pemegang fungsi penyimpanan (custodianshipfunction).

3. Fungsi pencatatan piutang harus terpisah dari fungsi penerimaan kas. Seperti telah di sebutkan di atas, berdasarkan unsur pengendalian intern yang baik, fungsi akuntansi yang harus dipisahkan dari kedua fungsi pokok lainnya yaitu


(40)

fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi. Dengan kata lain, suatu sistem mengabungkan fungsi akuntansi dengan kedua fungsi yang lain yaitu fungsi operasi dan fungsi penyimpanan dan membuka peluang bagi karyawan untuk melakukan penyimpangan. Dalam struktur organisasi, fungsi pencatatan berada di tangan bagian piutang dan fungsi penyimpanan kas yang berasal dari pelunasan piutang berada di tangan bagian kas.

4. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi penerimaan kas. Dalam sistem penjualan tunai, fungsi penerimaan kas hanya dapat menerima kas dari pembelian atas dasar faktur penjualan tunai yang diterima dari fungsi penjualan. Dalam sistem penjualan tunai, fungsi pengiriman hanya menyerahkan barang kepada pembeli atas dasar faktur penjualan yang dilampiri dengan pita register kas yang dibuat oleh fungsi penerimaan kas. Dengan demikian penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi penerimaan kas diketahui oleh fungsi yang lain yaitu fungsi penjualan dan fungsi pengiriman barang. Transaksi penghapusan piutang harus dilaksanakan oleh fungsi pemberi otorisasi kredit, fungsi pencatatan piutang dan fungsi akuntansi lain. Tidak ada transaksi penghapusan piutang yang dilaksanakan secara lengkap oleh satu fungsi.

Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan.

Dalam organisasi, setiap transaksi keuangan terjadi melalui sistem otorisasi tertentu. Tidak ada satupun transaksi yang tidak diotorisasi oleh pihak


(41)

yang berwenang untuk melakukan hal tersebut. Otorisasi terjadninya dilakukan dengan memberikan tanda tangan oleh yang memiliki wewenang untuk itu pada dokumen sumber atau dokumen pendukung. Setiap transaksi yang terjadi dicatat dalam catatan akuntansi melalui prosedur pencatatan tertentu, maka kekayaan perusahaan akan terjamin keamananya dan data akuntansi yang dicatat terjamin ketelitian dan keandalannya.

Dalam siklus pendapatan unsur sistem otorisasi yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a). Penerimaan order dari pembeli di otorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order penerimaan. Persetujuan dimulainya kegiatan penjualan diwujudkan dalam bentuk tanda tangan otorisasi dari fungsi penjualan pada formulir surat order pengiriman. Dengan demikian fungsi penjualan ini bertanggungjawab atas perintah pengiriman yang ditujukan kepada fungsi pengiriman barang dalam pemenuhan order yang diterima dari pembeli.

b). Persetujuan pemberian kredit diberikan dari fungsi pemberi otorisasi kredit dengan membubuhkan tanda tangan pada kredit copy (yang merupakan tembusan surat order pengiriman). Guna mengurangi resiko tidak tertagihnya piutang, transaksi penjualan kredit harus mendapatkan otorisasi dari bagian kredit sebelum dikirimkan kepada pembeli.

c). Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman barang dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap “sudah dikirim”, pada copy surat order pengiriman sehingga bagian penagihan dapat segera melakukan pengiriman faktur penjualan sebagai dokumen penagihan piutang.


(42)

d). Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang dan potongan penjualan berada di tangan Direktur Pemasaran dengan menerbitkan surat keputusan mengenai hal tersebut dengan demikian pengisian formulir kedalam surat order pengiriman dan faktur penjualan harus didasarkan pada informasi harga jual, syarat penjualan dan potongan penjualan yang ditetapkan oleh Direktur Pemasaran.

e). Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan (sebagai bukti telah diserahkan barang kepada perusahaan angkutan umum). Dengan membubuhkan tanda tangan otorisasi oleh bagian penagihan pada penjualan berarti bahwa:

− Bagian pembelian telah memeriksa kelengkapan bukti pendukung copy surat order pengiriman yang ditandatangani oleh bagian pengiriman dan copy surat muat ditandatangani oleh perusahaan angkutan.

− Bagian penagihan telah mencantumkan harga satuan barang yang dijual berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam surat keputusan Direktur Pemasaran.

− Bagian penagihan telah mendasarkan pencantuman informasi kuantitas barnag yang dikirim di dalam faktur penjualan berdasarkan kuantitas barnag yang tercantum dalam copy suart pengiriman barang dan surat muat (bill of lading).

f). Pengiriman order dari pembeli dalam sistem penjualan tunai diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai. Dengan faktur penjualan tunai yang telah diotorisasi oleh fungsi penjualan ini,


(43)

fungsi penerimaan kas dapat melakukan penerimaan kas dari pembeli dan fungsi penerimaan barang menyerahkan barang kepada pembeli.

g). Penerimaan kas di otorisasi oleh fungsi penerimaan kas dengan cara membubuhkan “cap lunas”, pada faktur penjualan tunai dan menempel pita register kas pada faktur tersebut. Ini merupakan bukti telah diterimanya kas sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut oleh perusahaan.

h). Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman barnag dengan cara membubuhkan cap “sudah diterima” pada faktur penjualan tunai. Dalam system penjualan tunai penyerahan barnag kepada pembeli dilakukan dengan fungsi pengiriman setelah fungsi pengiriman menerima faktur penjualan tunai dibubuhi cap “lunas” dan dilampiri pita register kas dari fungsi penerimaan kas dari pembeli. Penyerahan barang kepada pembeli dibuktikan dengan membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan oleh fungsi pengiriman.

i). Return penjualan diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan membubuhkan tanda tangan otorisasi pada memo kredit. Dengan demikian jika terjadi pembatalan transaksi tersebut oleh pembeli, fungsi penerimaan barang dapat melaksanakan penerimaan barang yang dikembalikan oleh pembeli dalam transaksi return penjualan.

j). Penghapusan piutang diotorisasi oleh Direktur Keuangan dengan dikeluarkan surat keputusan keuangan mengenai penghapusan piutang. Otorisasi diwujudkan dalam bentuk surat keputusan yang ditandatangani oleh DIrektur Keuangan atau Direktur Utama dan dilampirkan sebagai dokumen pendukung


(44)

bukti memorial yang merupakan dokumen sumber untuk pencatatan penghapusan piutang.

Adapun prosedur pencatatan siklus pendapatan dalam perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Pencatatan kedalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dokumen pendukung yang lengkap. Dalam siklus pendapatan, pencatatan mutasi pendapatan harus didasarkan pada dokumen sumber dan pendukung seperti:

− Pencatatan terjadinya penjualan kredit didasarkan atas faktur penjualan yang didukung oleh surat order pengiriman dan suart muat (bill of lading). − Pencatatan terjadinya penjualan tunai didasarkan atas faktur penjualan

tunai yang didukung dengan pita register kas.

− Pencatatan berkurangnya piutang karena return penjualan didasarkan atas memo kredit yang didukung dengan laporan penerimaan barang.

− Pencatatan berkurangnya piutang karena pengahapusan piutang didasarkan atas bukti memorial yang didukung dengan surat keputusan Direktur Keuangan tentang penghapusan piutang.

2. Pencatatan edalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk itu. Dengan cara ini maka tanggungjawab atas pengubahan catatam akuntansi dibebankan pada karyawan tertentu, sehingga tidak ada satupun perubahan data yang dicantumkan dakan catatan akuntansi yang tidak dipertanggungjawabkan.


(45)

Pratek yang sehat.

1. Penggunaan formulir bernomor urut cetak.

Di dalam organisasi, setiap transaksi keuangan hanya akan terjadi jika telah mendapat otorisasi dari yang berwenang dibuktikan dengan bentuk tanda tangan pada formulir. Dengan demikian untuk mengawasi semua transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan dapat dilakukan dengan mengawasi penggunaan formulir yang dipakai sebagai media untuk otorisasi terjadinya suatu transaksi. Salah satu cara pengawasan formulir adalah dengan merancang formulir yang bernomor urut cetak untuk menciptakan praktek yang sehat, formulir penting yang digunakan perusahaan harus bernomor urut tercetak dan penggunaan nomor urut tersebut dipertanggungjawbakan oleh yang memiliki wewenang untuk menggunakan formulir tersebut. Oleh karena itu dalam siklus pendapatan formulir pokok berikut ini harus bernomor urut tercetak dan penggunaanya dipertanggungjawabkan oleh fungsi yang bersangkutan:

− Surat order pengiriman − Faktur penjualan − Faktur penjualan tunai − Memo kredit

− Bukt i memorial

2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai yang disetor seluruhnya ke bank segera.

Pengendalian intern yang baik mengharuskan setiap penerimaan kas harus disetor seluruhnya ke bank, agar jumlah penerimaan kas yang tercantum


(46)

dalam rekening Koran bank yang diterima perusahaan secara periodik dapat terus bertambah

3. Perhitungan saldo kas yang dilakukan secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi penerimaan intern.

Perhitungan kas yang dilakukan secara periodik oleh fungsi penerimaan kas memakai kas yang ada dua tangan untuk kepentingannya sendiri, begitu pula perhitungan kas secara mendadak oleh fungsi penerimaan intern akan mengurangi kesempatan bagi fungsi penerimaan kas untuk penyelewengan kas perusahaan.

4. Secara periodik fungsi pencatatan piutang mengirim pernyataan piutang (account receivable statement) kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh bagian tersebut.

Pratek yang sehat dapat diciptakan dengan cara pengecekan secara teori ketelitian catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh pihak luar. Untuk mengecek ketelitian catatan piutang perusahaan, secara periodik fungsi catatan diharukan untuk membuat pernyataan piutang dan mengirimkan kepada debitur yang bersangkutan. Dengan cara ini data yang dicatat dalam kartu piutang dicek ketelitiannya oleh debitur yang bersangkutan. Sehingga pengiriman secara periodik pernyataa piutabf ubu akan menjamin ketelitian data akuntansi yang dicatat oleh perusahaan.

5. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening control piutang di dalam buku besar.

Dalam perencanaan piutang yang ada dalam siklus pendapatan, dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan piutang adalah


(47)

faktur penjualan, bukti kas masuk, memo kredit dan bukti memorial. Data dari dokumen ini dicatat melalui dua jalur yaitu:

Dicatat ke dalam jurnal dan kemudian diringkas ke dalam rekening control piutang pada buku besar.

Di catat dalam kartu piutang sebagai rincian rekening control piutang yang tercantum dalam buku besar.

Dengan demikian untuk mengecek ketelitian data akuntansi yang dicatat dalam rekening control piutang dalam buku besar, pratek yang sehat mengharuskan pencatatan secara periodik diadakan rekonsiliasi antara buku besar pembantu piutang dengan rekening control piutang di dalam buku besar. Selain itu untuk membuktikan apakah unsur pengendalian intern dalam siklus pendapatan efektif atau tidak, akuntans melakukan pengujian kepatuhan sebagai berikut:

− Pengujian untuk membuktikan adanya kepatuhan terhadap pengendalian intern.

− Pengujian untuk membuktikan tingkat kepatuhan terhadap pengendalian intern.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada pada perusahaaan perusahaan Koperasi Karyawan BUMN Pertamina UMPS - I Medan, metode analisis yang digunakan dalam penelitian terdahulua adalah metode deskriptif dengan cara studi kasus suatu metode penelitian dengan jalan menggambarkan secara teoritis dengan tujuan pemecahan masalah dengan menganalisis, mengklasifikasi dan menginterprestasikannya dan kemudian menarik suatu kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka


(48)

diperoleh hasil bahwa pengendalian intern pendapatan dapat membantu perusahaan untuk mencapai rencana yang dibuat, tetapi pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan masih kurang optimal sehingga rencana pendapatan belum dapat direalisasikan dengan baik.

C. Kerangka Konseptual

Pengendalian merupakan suatu bentuk kegiatan yang harus dilakukan oleh manajemen perusahaan yang berguna agar kegiatan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan adanya pengendalian yang baik dalam perusahaan dan telah ditetapkan secara efektif dan efisien dengan faktor sumber daya manausia yang telah dipersiapkan. Berdasarkan fungsi dan proses pengendalian yang ada, pihak perusahaan dapat mengetahui gejala-gejala penyimpangan yang terjadi, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan dan perbaikan sebelum hal tersebut menimbulkan kerugian yang membahayakan perusahaan. Pengendalian intern dilakukan untuk memberikan kepastian bahwa perencanaan telah dijalankan sesuai dengan yang dikehendaki, karena banyak usaha yang gagal disebabkan lemahnya pengendalian.

Dalam menganalisis sistem pengendalian intern pendapatan perlu memperhatikan sistem yang telah dipakai karyawan yang mengoperasikannya. Analisa terhadap sistem pengendalian intern pendapatan memang perlu dilakukan guna mengetahui apakah sistem pengendalian yang diterapkan oleh perusahaan telah dijalankan dengan baik atau apakah terdapat penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh karyawan dan apakah sistem yang diterapkan oleh


(49)

perusahaan selama ini dapat dipertahankan atau perlu dilakukan perubahan agar penyimpangan dapat dihindari.

Namun ada kalanya suatu sistem yang diterapkan oleh perusahaan sudah cukup baik tapi tidak dapat dijalankan. Hal ini bisa saja disebabkan karyawan yang mengoperasikan sistem tersebut tidak mampu mengoperasikan, karena itu hal-hal semacam ini juga harus diperhatikan dalam menganaliasa sistem. Dengan penerapan sistem pengendalian intern terhadap pendapatan di perusahaan diharapkan pihak manajemen dapat mengatisipasi sedini mungkin penyimpangan yang terjadi pada pendapatan perusahaan.

Pengendalian intern pendapatan juga akan meminimalisasi penyimpangan yang tidak menguntungkan bagi perusahaan, Yang dapat dilihat pada gambar kerangka konseptual dibawah ini:

Gambar 1 Kerangka Koseptual Pengendalian Intern Pendapatan Unsur-unsur Pengendalian Intern Penjualan Tunai &

Penjualan Kredit Pendapatan 1. Lingkungan pengendalian

2. Penafsiran risiko

3. Informasi & komunikasi 4. Aktivitas pengendalian 5. Pemantauan

T U J U A N


(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian.

Penelitian dilakukan di PT. Aneka Gas Industri Medan, yang beralamatkan di Jalan Pulau Kalimantan No. 1 Kawasan Industri I Medan (KIM). Penelitian ini dilakukan pada Bulan 10 Maret 2009 sampai selesai.

B. Jenis dan Sumber Data. Jenis Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan data kuantitatif, yaitu prosedur-prosedur pengendalian intern pendapatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjamin kekayaan dan harta yang dimiliki oleh perusahaan.

Sumber Data

a. Data Primer

Data primer berupa data yang diperoleh penulis menyangkut objek penelitian dari pihak perusahaan yang berupa data umum, yaitu struktur organisasi, dan uraian tugas masing-masing bagian dalam perusahaan. b. Data Sekunder.

Data sekunder berupa data yang diperoleh dari pihak perusahaan dalam bentuk data yang telah diolah yaitu sistem prosedur pengendalian intern pendapatan yang dilakukan oleh perusahaan, sistem pemantauan


(51)

pemberian piutang dan lingkungan pengendalian yang ada dalam perusahaan.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik wawancara, pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang berkompeten yaitu bagian Akuntansi, Penjualan, yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. Teknik dokumentasi, yaitu melakukan penelitian terhadap dokumen-dokumen dan laporan-laporan perusahaan yang berkaitan dengan penelitian.

D. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan penulis untuk menganalisa data adalah sebagai berikut : Metode analisa statistik deskriptif, yaitu suatu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan data, menafsirkan dan mengklasifikasikannya, sehingga data yang didapat tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.


(52)

BAB IV

ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan. a. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Aneka Gas Industri bermula dari dua perusahaan swasta Belanda: NV WA Hoek’s Mechine en Zuurstaf Fabriek (NV WA Hoek’s dan NV Javashce Koelzuur (NV. Joko) NV WA Hoek’s adalah perusahaan zat asam yang pabrik pertamanya di Indonesia didirikan di Tanjung Periok, Jakarta pada tahun 1916, disusul pabrik kedua di Surabaya tahun 1920 dan pabrik ketiga di Bandung tahun 1939. sedangkan NV. Javasche Koelzuur merupakan perusahaan zat asam yang didirikan pabriknya di Surabaya pada tahun 1924. Tahun 1958 pemerintahan RI menasionalisasikan seluruh perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia.

Setelah akte pendiriannya, akte notaris Soeleman Arjasasmita No. 28 ditandatangani pada 21 September 1971. Disahkan dan diumumkan dalam berita negara RI No. 103 berdirilah bentuk perusahaan Perseroan itu yang diberi nama “PT. Aneka Gas Industri (Persero)” segera, mengawali aktivitasnya sebagai satusatunya Badan Usaha Milik Negara yang mengkhususkan diri bergerak di bidang gas-gas industri.

Berdasarkan No. 5-32/MK.016/1966 tanggal 25 Maret 1996 dan surat persetujuan Menkeu Penggerak Dana Investasi / Ketua BKPM No. 25/V/PMA/1996 tanggal 25 Maret 1996 dan No. 86/II/PMA/1996 tanggal 22


(53)

April 1996, maka kepemilikan saham adalah pemeintah RI. 50 % Messer Group 30 % dan Tira Austenite 20 %.

PT. Aneka gas Industri ini berubah menjadi perusahaan modal asing yang diawali dengan dijualnya semua saham Pemerintah ke Messer Group melaui suatu kesempatan pada 9 Februari 1998. akhirnya PT. Aneka Gas Industri menjadi perusahaan modal asing dengan kepemilikan saham adalah Messer Group (Jerman) 80 % dan PT. Tira Austine (swasta) sebanyak 20 %. Dalam menjalankan operasinya perusahaan PT. Gas Industri Sales Region menetapkan tempat dan kedudukan lokasi pabrik dengan kantor berada pada satu lokasi yaitu pada jalan P. Kalimantan No. 1 KIM Mabar Medan. Pada tahun 2004 PT. Gas Industri Sales Region dibeli oleh Samator Group sampai dengan saat ini.

b. Struktur Organisasi

Pihak-pihak yang mengelola perusahaan diatur sedemikian rupa dalam suatu struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan hasil dari proses pengorganisasian. Struktur organisasi merupakan suatu kerangka dasar tertentu yang menunjukan hubungan satuan-satuan organisasi dan individu-individu yang berada di dalam suatu organisasi. Melalui struktur organisasi maka tugas-tugas wewenang dan tanggungjawab setiap pejabat dapat diketahui dengan jelas dan tegas. Sehingga diharapkan setiap satuan-satuan organisasi dapat bekerja bersama-sama secara harmonis.

Untuk perubahan mencapai keberhasilan yang diharapkan memperhatikan struktur organisasi perusahaan, yang merupakan salah satu unsur yang menentukan sukses tidaknya perusahaan mencapai tujuan yang diharapkan.


(54)

Struktur organisasi yang baik harus mampu berfungsi sebagai alat pengatur maupun pengawas usaha pelaksanaan pencapaian tujuan perusahaan, sehingga usaha-usaha yang dilakukan dapat berjalan secara efisien dan efektif.

Organisasi merupakan bentuk dan wadah dari kelompok manusia dalam usahanya untuk mencapai tujuan. Agar organisasi dapat berjalan dengan baik diperlukan struktur organisasi. Struktur organisasi dibentuk untuk menciptakan pola yang dapat meningkatkan efisiensi kerja, sedangkan organisasi bertujuan untuk memiliki hubungan baik antara setiap bagian didalam kelompok kerja yang ada dalam organisasi, sehingga terdapat koordinasi yang baik diantara setiap bagian dalam kelompok kerja yaitu adanya suatu kesatuan perintah dan tanggung jawab pengawasan.

Struktur organisasi dalam setiap perusahaan adalah untuk mencapai keserasian seluruh kegiatan dalam berbagai fungsi yang ada dalam perusahaan. Agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien maka perlu pembagian tugas atau pekerjaan, pengelompokan dan pengaturan para anggota organisasi. Struktur organisasi juga menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian dan posisi-posisi yang menunjukkan kedudukan, tugas dan wewenang serta dalam menerima dan melaksanakan perintah dari atasan dapat dilaksanakan. Adanya struktur organisasi juga diharapkan dapat memberikan suatu kejelasan dan arah langkah yang seirama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi PT. Aneka gas Industri dapat dilihat pada gambar dibawah ini:


(55)

(56)

Berikut ini uraian struktur organisasi PT. Aneka Gas Industri Sales Industri:

1). Diretur Utama.

Bertugas untuk merencanakan strategi perusahaan, memimpin aktivitas-aktivitas pembelian, pemasaran, produksi, administrasi serta pengkoordinasian dibantu oleh Wakil Direktur Utama.

2). Internal Auditor.

Internal auditor bertanggungjawab atas keseluruhan pengendalian intern kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan baik pembagian tugas-tugas, mencocokan daftar kekayaan perusahaan dengan kenyataannya, memeriksa laporan keuangan dan memantau sistem pengendalian yang lainnya.

3). General Manager (GM)

General Manajer bertanggungjawab atas tata laksana kegiatan operasional Cabang baik untuk peningkatan pemasaran dengan kebijakan-kebijakan yang diambil dibantu oleh bagian-bagian yang ada di Cabang.

4). Factory Manager (Direktur Produksi).

Direktur Produksi bertanggungjawab atas segala peraturan, perencanaan, koordinasi dan mengawasi semua fasilitas perkerjaan yang ada hubungannya dengan pabrik untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan. Memonitoring, mengatur pelaksanaan pekerjaan, mengatur pelaksanaan pekerjaan dan koordinasi engenering dan menyelenggarakan dan mengawasi kelancaran operasional pabrik.

5). Sales Manager (Direktur Pemasaran)

Bertanggungjawab atas kegiatan ekspor seperti merencanakan penjualan serta menawarkan kepada pembeli, megikuti perkembangan pasar, produk dan


(57)

sebagainya, dan bertanggung jawab atas pembelian produk, baik dalam penentuan supplier ataupun harga.

6). Kepala Bagian Personalia & Kepala Bagian Umum.

Bertanggungjawab atas semua perencanaan, pengarahan, pengawasan aktivits personil dan urusan administrasi karyawan dalam perusahaan dan bertanggungjawab atas pengurusan dan perbaikan terhadap pengoperasian dalam bidang tatausaha. Aktivitas perusahaan dalam kantor dan mengenai penyimpanan dokumen perusahaan serta pelayanan secara umum.

7). Kepala Bagian Akuntan & Keuangan.

Mengkoordinir kecukupan seluruh aktiva, keuangan dan transaksi perusahaan, mengatur segala persiapan keadaan keuangan, mengawasi keefektifan, efisiensi, sistem informasi manajemen, metode dan prosedurnya, menganalisa perbandingan pelaksanaan perusahaan dengan perencanaan standar dan laporan-laporan dan mengarsip semua dokumen yang menyangkut administrasi dan keuangan.

2. Sumber Pendapatan di PT. Aneka Gas Industri Medan.

Menurut perusahaan pendapatan adalah pendapatan yang berasal dari aktifitas perusahaan dalam mencari laba. Akibatnya terjadi kenaikan aktiva dan berkurangnya kewajiban perusahaan, yang dapat merubah modal perusahaan. Secara umum tujuan perusahaan atau badan usaha adalah untuk meningkatkan penjualan hasil-hasil produksi setiap perusahaan. Begitu juga halnya dengan PT. Aneka Gas Industri Medan, dalam memasarkan produknya.


(58)

Sumber pendapatan perusahaan adalah dari kegiatan penjuaan produk gas yang merupakan hasil peroduksi perusahaan seperti:

a. Oksigen b. Nitrogen c. Acetylene d. Carbondioxida e. Hellium f. Compressed air g. Argon

h. Amoniak i. Hidrogen j. Dan lain-lain.

Selain dari penjualan produk gas, pendapatan perusahaan juga berasal dari jasa pemasangan instalasi medis di rumah sakit seperti:

a. Installation charge b. Delivery charge

c. Pipeline/hardware medical d. Cust Proj. Medical

e. Dan lain-lain.

Jenis pendapatan perusahaan hanya terdiri dari pendapatan operasional seperti telah dijelaskan di atas. Dan untuk meningkatan penjualan/pendapatan maka perusahaan memberlakukan sistem penjualan tunai dan kredit. Penjual secara kredit memang dapat memberikan rangsangan atau daya tarik tersendiri, namun resiko kerugian karena tidak dapat ditagihnya piutang merupakan hal yang


(59)

tidak biasa dihindari dalam pemberian piutang, oleh karena itu perusahaan memerlukan system akuntansi piutang yang baik dan tepat. Prosedur piutang dimulai dengan diterimanya tembusan faktur penjualan dan diakhiri dengan dibuatnya surat peryataan piutang dan daftar analisa umur piutang. Prosedur piutang juga merupakan prosedur akuntansi untuk mencatat timbulnya piutang, kemudian melakukan penagihan piutang tersebut. Dalam prosedur pencatatan piutang ini, faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang.

3. Sistem dan Prosedur Pengendalian Intern Pendapatan Pada PT. Aneka Gas Industri Medan.

Pengendalian intern yang baik mengakibatkan dilakukannya pelaksanaan tugas, fungsi dan kegiatan organisasi perusahaan yang baik pula, yang berarti segala aktivitas yang akan dilakukan berjalan dengan lancar. Karena keberhasilan seorang pimpinan tidak terlepas dari kemampuannya menerapkan pengawasan dalam aktivitas perusahaan di dalam mencapai tujuan perusahaan. Pengendalian intern dilaksanakan dalam rangka menjaga agar apa yang direncanakan dapat dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan juga untuk mengetahui kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan rencana.

Fungsi pengendalian dapat dilaksanakan dengan aktif melalui pemeriksaan dan pelaporan. Namun pemeriksaan maupun pelaporan umum bersifat refresif, yaitu apabila sesuatu kecurangan diketahui, maka kejadiannya telah berlalu. Untuk memperoleh sisitem pengawasan yang sifatnya preventiv maka perlu


(60)

adanya sesuatu cara tertentu. Cara pengawasan yang bersifat preventif ialah terdapat pada apa yang dalam ilmu akutansi yang disebut “Sistem Pengawasan Intern”. Suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan perusahaan haruslah memiliki prinsip tertentu agar pelaksanaan pengendalian terhadap operasi perusahaan khususnya pada pendapatan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

PT. Aneka Gas Industri Medan menerapkan sistem pengendalian intern pendapatan, dimana hal ini dimaksudkan agar pendapatan yang diperoleh nantinya dapat dijamin laporan penyajiannya dan pendapatan yang diterima tidak dibukukan lebih rendah dari yang sebenarnya. Hal ini akan berguna untuk menghindarkan dan mengurangi kecurangan serta penyelewengan yang terjadi di perusahaan.

Pengendalian intern pendapatan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam perusahaan, karena jika tidak ada pengendalian intern maka kegiatan perusahaan akan terganggu. Untuk mencapai tingkat pengawasan yang terpadu perusahaan menetapkan pengendalian intern sebagai suatu kebijakan yang harus ditaati dalam pelaksnaan tugas yang diharapkan dapat berfungsi sebagai pengendalian yang baik.

Prosedur penerimaan pendapatan pada PT. Aneka Gas Industri Medan, berdasarkan sistem penjualan tunai dan sistem penjualan kredit. Pencatatan pendapatan tersebut kedalam catatan akuntansi dilakukan dengan memperhatikan prosedur pencatatan yaitu:

a. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.


(61)

b. Pencatatan kedalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk itu.

Pencatatan pendapatan ini didasarkan atas dokumen penerimaan pendapatan atas penjualan tunai dan penjualan kredit. Prosedur penerimaan pendapatan merupakan penerimaan kas yang bersumber dari penjualan tunai dan penjualan kredit. Berikut ini akan peneliti jelaskan prosedur-prosedur penjualan tersebut:

a. Prosedur penjualan tunai. Bagian Pengawasan

1). Pelaksanaan faktur penjualan

− Membuat dan menandatangani faktur penjualan

− Menyerahkan faktur penjualan tunai kepada Kepala Bagian Pemasaran untuk ditandatangani.

− Menerima faktur penjualan dari Kepala Bagian Pemasaran − Mendistribusikan faktur penjualan rangkap 4 ke:

Lembar 1 untuk pelanggan

Lembar ke 2 untuk pelaksana EDP Cabang Lembar ke 3 untuk administrasi perbotolan Lembar ke 4 untuk arsip cabang.

− Menerima pembayaran tunai dari pelanggan − Mencap “Lunas” faktur penjualan lembar 1 s/d 4.

− Mengisi dan menandatangani form faktur penjualan tunai dan menyerakan form tersebut dan uang tunai hasil penjualan ke pelasana Cash Management.


(62)

2). Kepala Bagian Pemasaran.

− Menerima faktur penjualan lembar 1 s/d 4 dari pelaksanaan faktur penjualan

− Memverifikasi faktur penjualan − Menandatangani faktur penjualan

− Menyerahkan faktur penjualan yang telah ditandatangani kepada pelaksana faktur penjualan.

Bagian Adm / SDM

a). Bagian EDP / Cash Managemen Pelaksana Cash Management

− Menerima uang tunai dari pelaksana faktur penjualan

− Menerima dan menandatangani form faktur penjualan yang telah ditandatangani pelaksana faktur penjualan

− Menyerahkan form penjualan tunai ke pelaksana EDP − Memasukan penerimaan uang tunai ke rekening kas kecil. Pelaksana EDP

− Menerima faktur penjualan lembar ke 2 dari pelaksanaan faktur penjualan

− Mengisi form faktur penjualan tunai

− Mengirimkan ke biro EDP/Adm/accounting, cq bagian accounting receivables/piutang.

− Seluruh faktur penjualan lembar ke 2 yang diterbitkan pada bulan yang bersangkutan pada setiap akhir bulan.


(63)

b. Prosedur penjualan kredit. Bagian Pemasaran.

1). Pelaksana faktur penjualan

− Membuat dan menandatangani faktur penjualan

− Menyerahkan faktur penjualan ke Kepala Pemasaran untuk ditandatangani.

− Menerima faktur penjualan dari kepala Bagian Pemasaran. − Mendistribusikan faktur penjualan

Lembar 1 untuk pelaksana cash managemen Lembar ke 2 untuk pelaksana EDP Cabang Lembar ke 3 untuk ADM perbotolan Lembar ke 4 untuk pelanggan. 2). Kepala Bagian Pemasaran

− Menerima faktur penjualan lembar 1 s/d 4 dari pelaksana faktur penjualan

− Memverifikasi faktur penjualan − Menandatangani faktur penjualan

− Menyerahkan faktur penjualan yang telah ditandatangani kepada pelaksana faktur penjualan.

Seksi EDP / Cash Management.

1). Pelaksana cash management.

− Menerima dan mengarsip faktur penjualan lembar 1 dari pelaksanaan faktur penjualan


(64)

• Kwitansi yang sudah bermaterai dan ditandatangani Kepala Bagian Administrasi / SDM.

• Faktur penjualan lembar 1

− Membuat tanda terima dokumen pendukung penagihan untuk setiap penyerahan kepada pelaksana penagihan:

• Kwitansi penagihan

• Faktur penjualan lembar 1 kepada pelaksana penagihan − Menerima dari pelaksana penagihan berupa

• Uang tunai hasil penagihan • Kontra bon, cek, bilyet giro

− Mencocokan dan menandatangani tanda terima dokumen pendukung penagihan yang telah dibuat untuk setiap penerimaan dari pelaksana penagihan berupa:

• Uang tunai hasil penagihan • Kontra bon, cek, bilyet giro

− Menerima dan menandatangani form pembayaran dari langganan kredit, yang telah ditandatangani pelaksana penagihan.

− Menyerahkan form pembayaran dari langganan kredit ke pelaksana EDP

− Memasukan penerimaan uang tunai hasil penagihan ke rekening kas kecil

− Menyerahkan cek dan bilyet giro ke bank. 2). Pelaksana EDP


(1)

Tujuan dari norma ini adalah untuk menjamin mutu pelaksanaan pemeriksaan dan keseragaman pendapat mengenai bagaimana baiknya laporan pemeriksaan disajikan agar bermanfaat bagi pemakainya.

Ruang lingkup pemeriksaan intern terhadap objek yang diperiksa mencakup beberapa objek yaitu :

1. Pemeriksaan atas keuangan dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan. 2. Penilaian tentang daya guna dan kehematan dalam penggunaan.

B. Analisis dan Evaluasi.

1. Analisis dan Evaluasi Terhadap Pengendalian Intern Pendapatan di PT. Aneka Gas Industri Medan.

Pengendalian intern dalam suatu perusahaan dilakukan agar tujuan perusahaan dapat dicapai dan penyelewengan dapat dihindari. Dalam pengendalian aktivitas perusahaan yang telah dilakukan oleh suatu unit usaha dalam hal yang menghasilkan sesuatu dapat dibandingkan dengan apa yang telah dihasilkan. Sistem pengendalian intern pendapatan dirancang untuk mencapai tujuan pokok yaitu menjaga kekayaan perusahaan (piutang dagang dan persediaan produk jadi) dan menjamin ketelitian data akuntansi (kas, piutang dagang, cadangan kerugian piutang, persediaan produk jadi, pendapatan penjualan, return penjualan dan harga pokok penjualan.

Dalam menganalisis sistem pengendalian intern pendapatan perlu diperhatikan sistem yang telah dipakai dan karyawan yang mengoperasikannya. Analisis terhadap pengendalian intern pendapatan memang perlu dilakukan guna mengetahui apakah sistem pengendlaian yang diterapkan oleh perusahaan (PT.


(2)

Aneka Gas Industri Medan) telah dijalankan dengan baik atau apakah terdapat penyimpangan-penyimpangan yang dialkukan oleh karyawan dan apakah sistem yang diterapkan oleh PT. Aneka Gas Industri Medan selama ini dapat dipertahankan atau perlu dilakukan perubahan agar penyimpangan dapat dihindari.

Namun adakalanya suatu sistem yang diterapkan oleh PT. Aneka Gas Industri Medan sudah cukup baik, perusahaan juga telah menggunakan sistem SAP (Sistem Aplikasi Product), dalam mengelola pendapatan yang diperoleh, tetapi adakalanya terdapat kendala hal ini disebabkan karena karyawan yang mengoperasikan sistem tersebut tidak mampu mengoperasikannya, karena itu hal-hal semacam ini juga harus diperhatikan dalam menganalisa dan menerapkan suatu sistem pengendalian intern pendapatan hal ini dimaksudakan agar sistem pengendalian intern yang diterapkan dapat diaplikasikan dengan baik, dan harapan perusahaan dapat direalisasikan.

Dengan penerapan sistem pengendalian intern pendapatan di PT. Aneka Gas Industri Medan, diharapkan pihak manajemen dapat mengatisipasi sedini mungkin penyimpangan yang terjadi pada pendapatan perusahaan.

2. Analisis dan Evaluasi Pratek Yang Sehat Terhadap Pengendalian Intern Pendapatan di PT. Aneka Gas Industri Medan.

a. Penggunaan formulir bernomor urut cetak.

PT. Aneka Gas Industri Medan, dalam prateknya menggunakan formulir bernomor urut cetak untuk semua transaksi, baik untuk penjualan tunai maupun penjualan kredit, hal ini dimaksudkan agar sistem otorisasi dan


(3)

cara pengawasan formulir adalah dengan merancang formulir yang bernomor urut cetak untuk menciptakan praktek yang sehat, formulir penting yang digunakan perusahaan harus bernomor urut tercetak dan penggunaan nomor urut tersebut dipertanggungjawbakan oleh yang memiliki wewenang untuk menggunakan formulir tersebut. Oleh karena itu dalam siklus pendapatan formulir pokok berikut ini harus bernomor urut tercetak dan penggunaanya dipertanggungjawabkan oleh fungsi yang bersangkutan.

2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai yang disetor seluruhnya ke bank segera.

PT. Aneka Gas Industri Medan, dalam prakteknya selalu menyetorkan secara lansung keseluruhan penerimaan kas kebank, hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyimpangan yang merugikan perusahaan.

3. Perhitungan saldo kas yang dilakukan secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi penerimaan intern. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui jumlah saldo kas yang dimiliki oleh perusahaan

4. Secara periodik fungsi pencatatan piutang mengirim pernyataan piutang (account receivable statement) kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh bagian tersebut.

5. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening control piutang di dalam buku besar.

Dalam perencanaan piutang yang ada dalam siklus pendapatan, dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan piutang adalah faktur penjualan, bukti kas masuk, memo kredit dan bukti memorial.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukan penulis pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebaga berikut:

1. PT. Aneka Gas Industri Medan telah menerapkan pengendalian intern yang baik, yang mengambarkan pembagian fungsi-fungsi pengendalian intern yang baik.

2. Dalam melaksanakan pengendalian intern terhadap transaksi yang berhubungan dengan pendapatan tidak hanya ditangani oleh satu orang dari awal sampai akhir.

3. Prosedur penerimaan pendapatan sudah memadai dan dapat menjamin keamanan uang yang diterima

4. Pengendalian intern pendapatan pada PT. Aneka Gas Industri Medan sudah memadai

B. Saran

Berdasarkan analisa terhadap sistem pengawasan piutang usaha pada PT. Aneka Gas Industri Medan maka penulis memberikan saran yang bermanfaat bagi perusahaan. Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut: 1. Proses pengendalian intern pendapatan yang diterapkan perusahaan


(5)

2. Agar pengendalian intern lebih sempurna atau sangat memadai, sebaiknya perusahaan memperbaiki atau meningkatkan pengendalian pendapatan sehingga pendapatan perusahaan dapat dihindarkan dari kecurangan.

3. Sebaiknya PT. Aneka Gas Industri Medan menempatkan internal control dalam pelaksanaan pengendalian intern pendapatan selain diawasi oleh masing-masing manajer setiap bagian.

4. Disarankan untuk setiap bagian yang tugasnya berhubungan dengan pengawasan piutang agar melaksanakan tugasnya secara jujur dan bertanggungjawab sehingga harta kekayaan perusahaan dapat dijaga.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Handoko T. Hani (2002), Manajemen; Edisi Kedua, Cetakan Ketigabelas Yogyakarta : BPFE.

Harnanto (2004). Akuntansi Keuangan Menegah, Buku Dua, Edisi Revisi, Keempat. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM

Harnanto (2002) Akuntansi Intermediate, Edisi Revisi, Cetakan Kelima, Yogyakarta, Liberty.

Ikatan Akuntansi Indonesia (2007). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Jay M Smith & Fred Skousen (2000) Akuntansi Intermediate, Edisi Revisi, Jilid I, Jakarta, Erlangga.

Mulyadi. (2002). Sistem Akuntansi. Edisi ke-3. Yogyakarta : Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

---(2001). Sistem Akuntansi. Edisi ke-3. Yogyakarta : Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Sugiono (2004) Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ke Empat, Edisi Revisi, Bandung; Alfabeta.

Sofyan Syafri Harahap (2000) Teori Akuntansi, Cetakan ketujuh, Jakatra; PT. Raja Grafindo Persada.

Warren Reeve Fess (2005) Accounting Principles, Prinsip-Prinsip Akuntansi, Terjemahan Hyginus Ruswinarto & Herman Wibowo, 16th Edition, Jilid Satu, Jakarta, Erlangga

Zaki Baridwan. (2001). Sistem Akuntansi. Cetakan Keempat. Yogyakarta : Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

_____________(2005). Intermediate Accounting Cetakan Keempat. Yogyakarta : Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.