Pengendalian Intern Pendapatan. Tinjauan Teoritis. 1. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern.

yang dikeluarkan karena pengefisienan yang dilakukan perusahaan dalam memperoleh pendapatan. Pendapatan merupakan variabel yang sangat penting karena dengan pendapatan, manajemen perusahaan akan dapat menilai berhasil atau tidaknya kegiatan yang telah dilaksanakan. Dari tingkat pendapatan yang diperoleh, kemudian dari hasil evaluasi yang didapat manajemen dapat membuat rencana kerja untuk tahun yang akan datang.

4. Pengendalian Intern Pendapatan.

Struktur pengendalian intern yang efektif memiliki tujuan terlaksananya efisiensi, efektivitas dan pengawasan intern perusahaan atas aset yang dimiliki serta sarana pendukung lainnya. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa suatu struktur pengawasan intern memiliki tujuan utama, yaitu: melindungi aset perusahaan, memastikan ketepatan dan keandalan data serta informasi akuntansi, meningkatkan efisiensi di semua operasi perusahaan, dan mendorong ditaatinya kepatuhan atas kebijakan-kebijakan serta prosedur-prosedur yang ditetapkan manajemen. Lingkungan pengendalian merupakan alat untuk menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dimana salah satu unsurnya meliputi struktur organisasi dan pemisahan fungsi dan wewenang yang ada. Pengendalian intern yang dimaksud disini adalah cara-cara yang dilakukan agar tujuan tercapai secara baik. Efisiensi dan efektif yaitu agar pelaksanaan sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan. Jadi tujuan pengawasan yaitu untuk mencapai ketertiban disegala bidang antara lain untuk mencegah terjadinya kebocoran maupun pemborosan keuangan yang merugikan. Universitas Sumatera Utara Suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan perusahaan haruslah memiliki prinsip tertentu agar pelaksanaan pengawasan terhadap operasi perusahaan khususnya pada penerimaan kas dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Pengendalian intern dilakukan dengan usaha pengawasan yang berkesinambungan dan kemudian menganalisa laporan dan catatan karena adanya alasan dibentuknya pengawasan intren oleh perusahaan adalah agar rencana- rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai secara maksimal dengan memperkecil kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul yang menghambat pencapaian tujuan perusahaan. Anggaran pendapatan merupakan salah satu alat pengendalian intern pendapatan, sebab anggaran pendapatan dapat dijadikan sebagai pedoman kerja, koordinasi dan sebagai alat pengawasan agar agap yang diinginkan dapat dicapai dengan tepat. Menurut Mulyadi 2002:268 dinyatakan bahwa struktur pengendalian intern pendapatan terdiri dari: a. Organisasi. b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan. c. Praktek yang sehat. Organisasi. Perencanaan organisasi didasarkan pada unsur pokok pengendalian berikut ini: 1. Dalam orgaisasi harus dipisahkan tiga fungsi pokok: fungsi operasi, fungsi penyimpanan dan fungsi akuntansi. 2. Tidak ada satupun transaksi yang dilaksanakan dari awal sampai akhir hanya oleh satu orang atau satu bagian saja. Hal ini dimaksudkan agar tidak selalu Universitas Sumatera Utara terjadi pengecekan intern internal check dalam pelaksanan suatu transaksi, sehingga kekayaan suatu perusahaan terjamin keamananya dan data akuntansi terjamin ketelitiannya dan keandalannya. Dalam merancang organisasi yang berkaitan dengan siklus pendapatan dua unsur pokok pengendalian tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi pemberi otorisasi. Pemisahan kedua fungsi ini dimaksudkan untuk menciptakan pengecekan intern terhadap transaksi penjualan kredit. Dalam transaksi penjualan mempunyai kecendrungan untuk menjual barang sebanyak-banyaknya, yang sering kali mengabaikan kemungkinan dapat tidak tertagihnya piutang yang timbul dari transaksi tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengecekan intern terhadap status kredit pembeli sebelum transaksi penjualan kredit dilakukan. 2. Fungsi pencatatan piutang harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi pemberi otorisasi kredit. Salah satu unsur pokok pengendalian intern mengharuskan pemisahan fungsi operasi, fungsi penyimpanan dan fungsi akuntansi. Dalam sistem penjualan kredit fungsi akuntansi yang melaksanakan pencatatan piutang harus dipisahkan dari fungsi operasi yang melaksanakan transaksi penjualan dan fungsi pemberi otorisasi kredit yang mengecek kemampuan pembeli dalam melunasi kewajibannya. Dalam struktur organsasi fungsi pemberi otorisasi kredit berada dibawah departemen keuangan adalah pemegang fungsi penyimpanan custodianshipfunction. 3. Fungsi pencatatan piutang harus terpisah dari fungsi penerimaan kas. Seperti telah di sebutkan di atas, berdasarkan unsur pengendalian intern yang baik, fungsi akuntansi yang harus dipisahkan dari kedua fungsi pokok lainnya yaitu Universitas Sumatera Utara fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi. Dengan kata lain, suatu sistem mengabungkan fungsi akuntansi dengan kedua fungsi yang lain yaitu fungsi operasi dan fungsi penyimpanan dan membuka peluang bagi karyawan untuk melakukan penyimpangan. Dalam struktur organisasi, fungsi pencatatan berada di tangan bagian piutang dan fungsi penyimpanan kas yang berasal dari pelunasan piutang berada di tangan bagian kas. 4. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi penerimaan kas. Dalam sistem penjualan tunai, fungsi penerimaan kas hanya dapat menerima kas dari pembelian atas dasar faktur penjualan tunai yang diterima dari fungsi penjualan. Dalam sistem penjualan tunai, fungsi pengiriman hanya menyerahkan barang kepada pembeli atas dasar faktur penjualan yang dilampiri dengan pita register kas yang dibuat oleh fungsi penerimaan kas. Dengan demikian penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi penerimaan kas diketahui oleh fungsi yang lain yaitu fungsi penjualan dan fungsi pengiriman barang. Transaksi penghapusan piutang harus dilaksanakan oleh fungsi pemberi otorisasi kredit, fungsi pencatatan piutang dan fungsi akuntansi lain. Tidak ada transaksi penghapusan piutang yang dilaksanakan secara lengkap oleh satu fungsi. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan. Dalam organisasi, setiap transaksi keuangan terjadi melalui sistem otorisasi tertentu. Tidak ada satupun transaksi yang tidak diotorisasi oleh pihak Universitas Sumatera Utara yang berwenang untuk melakukan hal tersebut. Otorisasi terjadninya dilakukan dengan memberikan tanda tangan oleh yang memiliki wewenang untuk itu pada dokumen sumber atau dokumen pendukung. Setiap transaksi yang terjadi dicatat dalam catatan akuntansi melalui prosedur pencatatan tertentu, maka kekayaan perusahaan akan terjamin keamananya dan data akuntansi yang dicatat terjamin ketelitian dan keandalannya. Dalam siklus pendapatan unsur sistem otorisasi yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: a. Penerimaan order dari pembeli di otorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order penerimaan. Persetujuan dimulainya kegiatan penjualan diwujudkan dalam bentuk tanda tangan otorisasi dari fungsi penjualan pada formulir surat order pengiriman. Dengan demikian fungsi penjualan ini bertanggungjawab atas perintah pengiriman yang ditujukan kepada fungsi pengiriman barang dalam pemenuhan order yang diterima dari pembeli. b. Persetujuan pemberian kredit diberikan dari fungsi pemberi otorisasi kredit dengan membubuhkan tanda tangan pada kredit copy yang merupakan tembusan surat order pengiriman. Guna mengurangi resiko tidak tertagihnya piutang, transaksi penjualan kredit harus mendapatkan otorisasi dari bagian kredit sebelum dikirimkan kepada pembeli. c. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman barang dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap “sudah dikirim”, pada copy surat order pengiriman sehingga bagian penagihan dapat segera melakukan pengiriman faktur penjualan sebagai dokumen penagihan piutang. Universitas Sumatera Utara d. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang dan potongan penjualan berada di tangan Direktur Pemasaran dengan menerbitkan surat keputusan mengenai hal tersebut dengan demikian pengisian formulir kedalam surat order pengiriman dan faktur penjualan harus didasarkan pada informasi harga jual, syarat penjualan dan potongan penjualan yang ditetapkan oleh Direktur Pemasaran. e. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan sebagai bukti telah diserahkan barang kepada perusahaan angkutan umum. Dengan membubuhkan tanda tangan otorisasi oleh bagian penagihan pada penjualan berarti bahwa: − Bagian pembelian telah memeriksa kelengkapan bukti pendukung copy surat order pengiriman yang ditandatangani oleh bagian pengiriman dan copy surat muat ditandatangani oleh perusahaan angkutan. − Bagian penagihan telah mencantumkan harga satuan barang yang dijual berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam surat keputusan Direktur Pemasaran. − Bagian penagihan telah mendasarkan pencantuman informasi kuantitas barnag yang dikirim di dalam faktur penjualan berdasarkan kuantitas barnag yang tercantum dalam copy suart pengiriman barang dan surat muat bill of lading. f. Pengiriman order dari pembeli dalam sistem penjualan tunai diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai. Dengan faktur penjualan tunai yang telah diotorisasi oleh fungsi penjualan ini, Universitas Sumatera Utara fungsi penerimaan kas dapat melakukan penerimaan kas dari pembeli dan fungsi penerimaan barang menyerahkan barang kepada pembeli. g. Penerimaan kas di otorisasi oleh fungsi penerimaan kas dengan cara membubuhkan “cap lunas”, pada faktur penjualan tunai dan menempel pita register kas pada faktur tersebut. Ini merupakan bukti telah diterimanya kas sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut oleh perusahaan. h. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman barnag dengan cara membubuhkan cap “sudah diterima” pada faktur penjualan tunai. Dalam system penjualan tunai penyerahan barnag kepada pembeli dilakukan dengan fungsi pengiriman setelah fungsi pengiriman menerima faktur penjualan tunai dibubuhi cap “lunas” dan dilampiri pita register kas dari fungsi penerimaan kas dari pembeli. Penyerahan barang kepada pembeli dibuktikan dengan membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan oleh fungsi pengiriman. i. Return penjualan diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan membubuhkan tanda tangan otorisasi pada memo kredit. Dengan demikian jika terjadi pembatalan transaksi tersebut oleh pembeli, fungsi penerimaan barang dapat melaksanakan penerimaan barang yang dikembalikan oleh pembeli dalam transaksi return penjualan. j. Penghapusan piutang diotorisasi oleh Direktur Keuangan dengan dikeluarkan surat keputusan keuangan mengenai penghapusan piutang. Otorisasi diwujudkan dalam bentuk surat keputusan yang ditandatangani oleh DIrektur Keuangan atau Direktur Utama dan dilampirkan sebagai dokumen pendukung Universitas Sumatera Utara bukti memorial yang merupakan dokumen sumber untuk pencatatan penghapusan piutang. Adapun prosedur pencatatan siklus pendapatan dalam perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Pencatatan kedalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dokumen pendukung yang lengkap. Dalam siklus pendapatan, pencatatan mutasi pendapatan harus didasarkan pada dokumen sumber dan pendukung seperti: − Pencatatan terjadinya penjualan kredit didasarkan atas faktur penjualan yang didukung oleh surat order pengiriman dan suart muat bill of lading. − Pencatatan terjadinya penjualan tunai didasarkan atas faktur penjualan tunai yang didukung dengan pita register kas. − Pencatatan berkurangnya piutang karena return penjualan didasarkan atas memo kredit yang didukung dengan laporan penerimaan barang. − Pencatatan berkurangnya piutang karena pengahapusan piutang didasarkan atas bukti memorial yang didukung dengan surat keputusan Direktur Keuangan tentang penghapusan piutang. 2. Pencatatan edalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk itu. Dengan cara ini maka tanggungjawab atas pengubahan catatam akuntansi dibebankan pada karyawan tertentu, sehingga tidak ada satupun perubahan data yang dicantumkan dakan catatan akuntansi yang tidak dipertanggungjawabkan. Universitas Sumatera Utara Pratek yang sehat. 1. Penggunaan formulir bernomor urut cetak. Di dalam organisasi, setiap transaksi keuangan hanya akan terjadi jika telah mendapat otorisasi dari yang berwenang dibuktikan dengan bentuk tanda tangan pada formulir. Dengan demikian untuk mengawasi semua transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan dapat dilakukan dengan mengawasi penggunaan formulir yang dipakai sebagai media untuk otorisasi terjadinya suatu transaksi. Salah satu cara pengawasan formulir adalah dengan merancang formulir yang bernomor urut cetak untuk menciptakan praktek yang sehat, formulir penting yang digunakan perusahaan harus bernomor urut tercetak dan penggunaan nomor urut tersebut dipertanggungjawbakan oleh yang memiliki wewenang untuk menggunakan formulir tersebut. Oleh karena itu dalam siklus pendapatan formulir pokok berikut ini harus bernomor urut tercetak dan penggunaanya dipertanggungjawabkan oleh fungsi yang bersangkutan: − Surat order pengiriman − Faktur penjualan − Faktur penjualan tunai − Memo kredit − Bukt i memorial 2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai yang disetor seluruhnya ke bank segera. Pengendalian intern yang baik mengharuskan setiap penerimaan kas harus disetor seluruhnya ke bank, agar jumlah penerimaan kas yang tercantum Universitas Sumatera Utara dalam rekening Koran bank yang diterima perusahaan secara periodik dapat terus bertambah 3. Perhitungan saldo kas yang dilakukan secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi penerimaan intern. Perhitungan kas yang dilakukan secara periodik oleh fungsi penerimaan kas memakai kas yang ada dua tangan untuk kepentingannya sendiri, begitu pula perhitungan kas secara mendadak oleh fungsi penerimaan intern akan mengurangi kesempatan bagi fungsi penerimaan kas untuk penyelewengan kas perusahaan. 4. Secara periodik fungsi pencatatan piutang mengirim pernyataan piutang account receivable statement kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh bagian tersebut. Pratek yang sehat dapat diciptakan dengan cara pengecekan secara teori ketelitian catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh pihak luar. Untuk mengecek ketelitian catatan piutang perusahaan, secara periodik fungsi catatan diharukan untuk membuat pernyataan piutang dan mengirimkan kepada debitur yang bersangkutan. Dengan cara ini data yang dicatat dalam kartu piutang dicek ketelitiannya oleh debitur yang bersangkutan. Sehingga pengiriman secara periodik pernyataa piutabf ubu akan menjamin ketelitian data akuntansi yang dicatat oleh perusahaan. 5. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening control piutang di dalam buku besar. Dalam perencanaan piutang yang ada dalam siklus pendapatan, dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan piutang adalah Universitas Sumatera Utara faktur penjualan, bukti kas masuk, memo kredit dan bukti memorial. Data dari dokumen ini dicatat melalui dua jalur yaitu: − Dicatat ke dalam jurnal dan kemudian diringkas ke dalam rekening control piutang pada buku besar. − Di catat dalam kartu piutang sebagai rincian rekening control piutang yang tercantum dalam buku besar. Dengan demikian untuk mengecek ketelitian data akuntansi yang dicatat dalam rekening control piutang dalam buku besar, pratek yang sehat mengharuskan pencatatan secara periodik diadakan rekonsiliasi antara buku besar pembantu piutang dengan rekening control piutang di dalam buku besar. Selain itu untuk membuktikan apakah unsur pengendalian intern dalam siklus pendapatan efektif atau tidak, akuntans melakukan pengujian kepatuhan sebagai berikut: − Pengujian untuk membuktikan adanya kepatuhan terhadap pengendalian intern. − Pengujian untuk membuktikan tingkat kepatuhan terhadap pengendalian intern.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu.