pengelolaannya terdapat di DDR. Adapun sarana yang disediakan untuk para waqif yang hendak berwakaf adalah dengan:
a. Bisa datang langsung ke Tabung Wakaf Indonesia Jl. Radio Dalam Raya, komplek perkantoran Margaguna No. 11;
b. Transfer melalui rekening bank yang telah disediakan TWI an Yayasan DDR;
c. Melalui gerai wakaf TWI yang telah hadir dibeberapa tempat, seperti ditoko busana muslim Al-Fira, di ITC permata Hijau Kebayoran, ITC
BSD tangerang, cempaka mas, dan lain sebagainya; d. Bahkan TWI juga siap untuk menjemput dana di rumah waqif dengan
ketentuan wakaf tunai diatas Rp. 1jt.
2. Manajemen Invetasi
TWI melakukan pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf yang dihimpunnya sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukkannya dengan
prinsip-prinsip syariah. Pengelolaan wakaf uang atau manajemen investasi TWI dilakukan berdasarkan tiga pendekatan, yaitu pendekatan produktif,
nonproduktif, dan terpadu gabungan pendekatan produktif dan non produktif pada satu objek wakaf.
a. Pendekatan Produktif Dalam pendekatan ini, TWI mengelola harta wakaf untuk hal-hal
yang sifatnya produktif dan menghasilkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh kemudian akan dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat dengan
tetap mempertahankan nilai pokok dari harta wakafnya. Dalam hal ini, TWI mengalokasikan dana wakafnya untuk berbagai sektor usaha.
Diantara bentuk pengelolaan wakaf produktif yang dilakukan TWI adalah dengan menyalurkannya keberbagai sektor seperti, wakaf peternakan,
pertanian, perkebunan, perdagangan, wakala penjualan dinar dan dirham, dan sarana niaga.
1 Wakaf Peternakan Pada wakaf peternakan TWI bekerjasama dengan jejaring DDR
lainnya yaitu Kampoeng Ternak yang terletak di Bogor dan Sukabumi. Lembaga ini telah sukses memberdayakan peternak dan memiliki
mitra diberbagai kota di Indonesia. kampoeng ternak juga aktif dalam pendistribusian hewan kurban, melakukan serangkaian riset,
pendidikan dan pelatihan diklat serta pendampingan terhadap sektor peternakan. Selain bekerjasama dengan kampoeng ternak, TWI juga
bekerjasama dengan organisasi Tebar Hewan Kurban THK berdasarkan prinsip bagi hasil dengan menempatkan dana wakaf uang
sebesar Rp. 100.000.000,-. 2 Wakaf Perkebunan
Pada wakaf perkebunan TWI menjalankannya di dua daerah, yaitu di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, dan di Kabupaten Banggai,
Sulawesi Tengah. Program wakaf di Desa Lubuk Tuba Lahat Sumatera Selatan berupa wakaf pohon karet, wakaf pohon karet ini
merupakan kerjasama TWI dengan LPEU Insan Kamil yang dimulai penanamannya pada September 2007 sampai Januari 2008. Saat ini,
lahan karet seluas 20 ha yang berasal dari lahan pertanian masyarakat, di danai oleh TWI. Program wakaf pohon produktif ini dilakukan
dengan cara menghimpun kelompok tani yang berada di kawasan tersebut. Pada program itu terjaring sebanyak 39 orang miskin yang
memiliki lahan perkebunan. Masing-asing mereka mendapat hak pengelolaan ½ ha dengan akad muzara’ah. Para petani di sini dalam
usaha mereka mendapatkan pendampingan dan pembinaan dari lembaga tempat mereka bernaung. Baik pembinaan kewirausahaan
maupun pembinaan mental spritual untuk berusaha secara halal dan motivasi untuk berwakaf.
Selain itu, TWI juga meluncurkan program pengembangan kebun produktif berupa pohon kakao dan kelapa di Kecamatan Totikum
Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Kebun tersebut telah mampu menyerap tenaga kerja setempat. Hal ini mengartikan
bahwa program yang diluncurkan TWI bersama jaringannya telah memberikan kesempatan pada masyarakat setempat untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka sekaligus memberikan kesadaran akan makna wakaf.
3 Wakaf Perdagangan Dalam menginvestasikan dananya ke sektor perdagangan, TWI
bermitra dengan para pedagang, baik pedagang kecil atau menengah. TWI mengelola kemitraan dagang dengan menerapkan akad atau
kontrak mudharabah, yakni kerjasama dalam modal ventura yang diberikan kepada mitra terpilih sebagai pinjaman tanpa bunga, tanpa
agunan, dan tanpa syarat ekuitas. Ketentuan bagi hasil hanya berlaku nagi usaha kemitraan dagang yang sukses dan memberikan surplus.
Bila usaha gagal dan merugi, bukan disebabkan oleh kecerobohan mitra, risiko sepenuhnya ditangung oleh TWI.
Dalam mengembangkan wakaf produktif ini, TWI bermitra dengan Bakmi Langgara. Bakmi Langgara merupakan salah satu mitra TWI
yang berjalan dengan baik dari tahun 2007. Pada Bakmi Langgara ini, TWI menanamkan dananya sebesar RP. 40.000.000,-. Selain dengan
Bakmi Langgara, TWI juga memiliki mitra dampingan yaitu Masyarakat Mandiri dengan pedagang mie ayam-bakso nya. Usaha
yang diusung diberi nama “Vegemie Idola” dan “Baso Cip”. Kalau dilihat dari program wakaf di bidang perdagangan yang telah
dilaksanakan TWI ini, tampaknya sangat berpengaruh terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat walaupun masih terbatas pada
masyarakat yang berada dalam naungan mitra binaan Dompet Dhuafa.
Akan tetapi, setidaknya hal ini dapat dirasakan masyarakat dalam menggerakkan usaha dan meningkatkan pendapatan.
4 Sarana Niaga Pada program wakaf sarana niaga ini, TWI menyediakan rumah
dan toko ruko untuk disewakan. Hasil penyewaan sarana niaga ini disalurkan untuk beragam kegiatan sosial sesuai dengan permintaan
wakifnya. Ruko-roko yang disewakan berlokasi di Mekar Sari Bekasi Barat dan di Graha Harapan Tambun Bekasi Timur. Ruko di Mekar
Sari disewakan Rp20.000.000,00 pertahun yang disewakan selama tiga tahun sehingga keuntungan yang diperoleh adalah Rp 60.000.000,00
untuk ruko di Graha Harapan Bekasi Timur, juga disewakan ke perusahaan pengembang sebesar Rp 13.000.000,00 untuk dua tahun
sehingga keuntungan yang diperoleh adalah Rp 26.000.000,00 yang disesuaikan dengan harga pasaran di lokasi ruko berada.
Aset wakaf non tunai lain yang disewakan adalah ruko di jalan Keadilan Depok. Ruko ini juga dimanfaatkan untuk perpustakaan
Rumah Cahaya. Rumah cahaya merupakan aset sosial yang dimiliki TWI, dimana didalamnya masyarakat difasilitasi untuk gemar
membaca dan dilatih untuk menghasilkan karya. Akan tetapi rumah cahaya kini telah bertransformasi menjadi Depok Waqf Junction
DWJ.
2
DWJ terdiri dari aset sosial dan aset produktif. Aset sosialnya adlah Rumah Baca yang posisinya berada dilantai dua, sedangkan aset
produktifnya digunakan untuk sarana niaga berupa toko yang siap disewakan kepada masyarakat.
5 Wakala Wakala merupakan produk pengelolaan mata uang dinar dan
dirham yang berada dalam jaringan TWI. Wakala merupakan salah satu infrastruktur mendasar dalam sistem ekonomi Islam yang bebas
dari sistem ribawi. Menurut Zaim Saidi, Direktur TWI ketika itu, wakala adalah salah satu usaha TWI dalam mengembangkan nilai
wakaf uang. Dari wakala ini nilai pokok dari wakaf uang diharapkan semakin banyak menghasilkan “buah” yang pada gilirannya bisa
dinikmati oleh masyarakat banyak. Selain itu, produk wakala ini diluncurkan sebagai respon atas penggunaan mata uang dinar dan
dirham yang semakin memasyarakat di Indonesia. Wakala Al-Wakif juga merupakan harapan TWI untuk bisa mandiri nantinya.
3
b. Pendekatan Non Produktif Berdasarkan pendekatan ini, TWI akan mengelola harta wakaf untuk
hak-hal yang sifatnya tidak menghasilkan keuntungan non produktif. Manfaat yang ditimbulkan dari harta benda wakaf yang bersangkutan
2
“Depok Waqf Junction: Tiga Toko Siap Disewakan”, wakaf, ed. Ke-5, h.11-12.
3
Wawancara pribadi dengan Mariana Ulfah, Jakarta, 3 Agustus 2010.
adalah karena nilai manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat sebagai pemetik manfaat wakaf. Misalnya, TWI mengalokasikan dananya untuk
investasi pendirian sebuah rumah sakit gratis seperti LKC Layanan Kesehatan Cuma-cuma. Ini berarti tidak ada pemasukan sama sekali dan
dengan demikian biaya operasional rumah sakit cuma-cuma tersebut harus dicarikan dari sumber lainnya.
Disamping itu, TWI juga mendirikan sekolah gratis untuk kaum dhuafa seperti Smart Ekselensia, sedangkan seluruh biaya operasionalnya
dicarikan dari dana lain seperti zakat, infak, dan sedekah. Wakaf uang yang dilaokasikasn untuk program sosial, menurut direktur TWI, Zaim
Saidi, sejatinya kurang tepat, karena asas-asas wakaf yaitu keswadayaan, keberhasilan, dan kemandirian kurang terpenuhi.
c. Pendekatan Terpadu Pendekatan terpadu merupakan gabungan dari pendekatan produktif
dan non produktif pada satu objek wakaf. Dalam hal ini, program penyaluran wakaf untuk sarana dan prasarana institusi pelayanan umat
dikombinasikan dengan program wakaf dalam bentuk sarana niaga, properti, perkebunan, perdagangan, pertanian, dan lain-lain. Surplusnya
disalurkan untuk kaum dhuafa dan atau untuk operasional institusi pelayanan umat dalam satu area program. Seperti Rumah Cahaya, sarana
perpustakaan dan pelatihan penulisan bagi masyarakat umum yang dikombinasikan dengan aset properti yang disewakan. Kemudian
surplusnya digunakan untuk mendukung program perpustakaan dan pelatihan penulisan.
Wakaf perkebunan cokelat dan kelapa di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah pun merupakan bentuk program wakaf terpadu TWI.
Hasil dari perkebunan cokelat dan kelapa ini digunakan untuk mendanai SMU Mansamat yang berada didaerah tersebut. Kegiatan operasional TWI
senantiasa memperhatikan dan menggunakan kaidah-kaidah yang sesuai dengan syariah Islam dan rekomendasi fatwa dari Dewan Syariah
3. Pendistribusian Wakaf