mensuplai surplusnya untuk program-program sosial di wilayah Zona Madina. Kawasan ini adalah model pemberdayaan zakat dengan
kombinasi wakaf uang dengan upaya pengembangan sektor ril dan direncanakan akan selesai dibangun pada tahun 2013.
C. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN WAKALA AL-WAKIF
Pada tanggal 16 Juli 2008, Tabung Wakaf Indonesia TWI mendirikan sebuah anak perusahaan yang bernama Wakala Al-Wakif. Wakala Al-Wakif
merupakan produk pengelolaan mata uang dinar dan dirham yang berada dalam jaringan TWI. Lokasi keberadaan Wakala Al-Wakif berada satu gedung dengan
TWI yang terletak di Jl. Radio Dalam Raya, Komplek Perkantoran Margaguna No. 11, Jakarta Selatan.
Wakala Al-Wakif didirikan dengan modal sebesar Rp. 85.000.000,00. Modal ini diperoleh TWI dengan memakai dana kas di DDR. Dengan modal ini
Wakala Al-Wakif memperoleh 65 koin dinar. Selama satu tahun berdiri, Wakala Al-Wakif sudah mampu mengembalikan modal awal yang dipinjamnya dari
DDR. Visi Wakala Al-Wakif adalah “menegakkan rukun zakat dan muamalah”, sebagaimana yang dinyatakan dalam fiqh, bahwa nisab penarikan dan
pembayaran zakat mal hanya sah dilakukan dengan menggunakan dinar dan dirham. Adapun misi wakala Al-Wakif adalah “mengedarkan koin dinar dan
dirham”.
TWI menghadirkan wakala ini dikarenakan beberapa hal. Pertama, wakala adalah salah satu infrstruktur mendasar dalam sistem ekonomi Islam. Di zaman
Khalifah Umar Bin Khatab, wakala telah menancapkan dasar-dasar yang kuat bagi ekonomi Islam yang terbukti memberikan kesejahteraan bagi banyak orang
dan merupakan kalis dari sistem ribawi yang diharamkan Al-Qur’an.
5
Kedua, sebagai respon atas penggunaan mata uang dinar dan dirham yang semakin
memasyarakat di Indonesia. ketiga, dengan adanya wakala diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat yang hendak melaksanakan sunah
Rasul yaitu berwakaf dengan dinar dan dirham, sehingga TWI dapat mengembangkan nilai wakaf uang yang dihimpunnya dimana nilai pokok dari
wakaf uang akan semakin banyak menghasilkan manfaat yang pada gilirannya bisa dinikmati oleh masyarakat banyak.
Orientasi wakala dalam menjalankan usahanya tidak berorientasi pada bisnis semata. Dalam menjalankan usahanya ini wakala hanya mengambil keuntungan
dari penjualan dinar yang disebut harga jual-harga beli. Hal yang dimaksud adalah wakala al-wakif ini hanya memperoleh fee dari biaya cetak dan biaya
distribusi koin dinar dan dirham tersebut. Dalam wakala tidak terdapat akad mudharabah pada produk dinarnya, karena wakala bernaggapan bahwa dinar
merupakan mata uang dan bukan sebagai komoditas yang bisa dibisniskan. Akan
5
TWI, “Tentang Tabung Wakaf Indonesia”, artikel diakses pada 10 Agustus 2010 dari httpwww.twi.com200808 tentang-tabung-wakaf-indonesia. html.
tetapi, akad yang digunakan terhadap produk ini adalah akad murabahah jual- beli.
D. MEKANISME KINERJA WAKALA AL-WAKIF