Pendistribusian Wakaf MEKANISME KINERJA TWI

surplusnya digunakan untuk mendukung program perpustakaan dan pelatihan penulisan. Wakaf perkebunan cokelat dan kelapa di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah pun merupakan bentuk program wakaf terpadu TWI. Hasil dari perkebunan cokelat dan kelapa ini digunakan untuk mendanai SMU Mansamat yang berada didaerah tersebut. Kegiatan operasional TWI senantiasa memperhatikan dan menggunakan kaidah-kaidah yang sesuai dengan syariah Islam dan rekomendasi fatwa dari Dewan Syariah

3. Pendistribusian Wakaf

Dalam mendistribusikan wakaf uang, TWI menyalurkannya untuk berbagai kegiatan sosial seperti pendidikan, kesehatan, dan program sosial lainnya. Hal ini dapat dilihat dari program-program wakaf untuk kepentingan umum, yaitu sarana pendidikan seperti Smart Ekselensia, sarana kesehatan seperti LKC, dan sarana sosial seperti Wisma mualaf. a. Sarana Pendidikan Berawal dari keprihatinan terhadap kualitas pendidikan di Indonesia disertai dengan kegetiran terhadap fenomena semakin banyaknya jumlah anak putus sekolah karena tingginya biaya pendidikan, telah mendorong Dompet Dhuafa untuk mendirikan Smart Ekselensia. Smart Ekselensia Indonesia adalah sekolah model yang dibentuk Yayasan Dompet Dhuafa Republika dengan peserta didik yang berasal dari anak-anak yang memiliki potensi kecerdasan akademik dan kecerdasan lainnya. Lembaga pendidikan ini merupakan sekolah gratis yang pendiriannya dibiayai dari dana wakaf yang diperuntukkan untuk menampung anak-anak kaum dhuafa lulusan SD se-Indonesia. Sekolah tingkat SMP dan SMU akselerasi ini diprioritaskan bagi siswa yang mempunyai potensi akademik yang baik tetapi tidak ada biaya untuk sekolah. Smart Ekselensia berdiri pada tahun 2003. Sekolah ini merupakan bagian dari manajemen program Lembaga pengembangan Insani LPI Dompet Dhuafa Republika yang mempunyai visi menyelenggarakan model pendidikan menengah lima tahun, bebas biaya, berasrama dan akseleratif. Smart Ekselensia Indonesia ini didesain dengan sistem pendidikan unggul dengan misi melahirkan manusia belajar yang berbudi mulia, mandiri, dan berprestasi serta berjiwa sosial. Selain Smart Ekselensia, TWI juga mendirikan SMA I Mansamat Terunggul yang terletak di kecamatan Tinanggung Selatan Kab. Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. SMA I Mansamat Terunggul merupakan SMA pertama dan satu- satunya SMA yang ada di kecamatan ini. Ketika dirintis, sekolah ini berat beroperasi. Seorang dermawan terpanggil menyokong pembiayaannya dengan merelakan hasil panen lima pohon kakaonya. Hal ini, tentu itu belum memadai. Untuk itu, TWI meningkatkan dukungan untuk sekolah ini melalui wakaf produktif berupa pembelian 1,5 ha kebun kakao sejak tahun 2005. Hasil kebun itu dapat meringankan biaya operasional sekolah ini. Namun dengan berkembang dan berjumlahnya siswa, biaya operasional sekolah ini semakin meningkat dan akhirnya area kebun diperluas dari 1,5 ha menjadi 5 ha kebun kakao dan kelapa, dari seorang wakif yang mengamanahkan dananya untuk wakaf produktif yang hasilnya didayagunakan sebagai penopang biaya pendidikan. Hasil kebun kakao dan kelapa di Banggai, didayagunakan untuk membiayai aktivitas sekolah sehingga dukungan dana pendidikan untuk sekolah ini semain baik. b. Lembaga Pelatihan Untuk membantu pemerintah dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan pengangguran, DDR mendirikan Institut Kemandirian. Institut Kemandirian merupakan lembaga pelatihan kewirausahaan dan keterampilan serta pendampingan untuk mengembangkan bisnis para pengusaha kecil. Institut Kemandirian adalah jaringan Dompet Dhuafa Republika yang merupakan lembaga pendidikan nonformal yang bergerak dibidang pelatihan kewirausahaan dan teknis secara gratis dirancang khusus untuk mencetak para pengusaha dari kaum dhuafa dengan sistem pelatihan short course. Lembaga ini bertujuan untuk mengubah pola pikir peserta pelatihan dari pola pikir dan mental pekerja menjadi pengusaha sekaligus memberi bekal usaha yang diminati seperti pelatihan elektro, pelatihan otomotifmekanik motor, menjahit, dan membuat mainan anak. Dari program tersebut, alumni yang dihasilkan diharapkan mampu menjadi wirausahawan entrepreneur. Lembaga ini dibiayai dari wakaf uang maupun wakaf non tunai dalam bentuk peralatan latihan seperti mesin yang disalurkan melalui TWI. Bentuk-bentuk pelatihan yang dilakukan adalah perbengkelan, percetakan, tata busana, bisnis, dan tata boga. c. Sarana Kesehatan Pendistribusian TWI pada sarana Kesehatan antara lain adalah dengan mendirikan Layanan Kesehatan Cuma-cuma LKC. LKC dibangun oleh DDR pada tanggal 6 November 2001 bertempat di Ciputat, Tangerang- Banten. Klinik ini dibangun dengan tujuan membantu kaum dhuafa dibidang layanan kesehatan tanpa pungutan biaya. Sejak berdiri tahun 2001, klinik kesehatan yang dibeli dari wakaf uang ini sudah mempunyai peserta lebih dari 11.638 kepala keluarga yang tercatat pada bulan Mei 2009. Setiap harinya, LKC melayani 70-200 orang perharinya. 4 Sumber dana LKC ditanggung sepenuhnya oleh Dompet Dhuafa yang bersumber dari zakat, infak, dan sedekah serta wakaf uang menghabiskan biaya operasional sebesar 4,8 milyar rupiah untuk tahun 2007 dan 5,5 milyar rupiah untuk tahun 2008. klinik kesehatan gratis ini dibantu oleh 5 unit ambulan yang merupakan sumbangan dari beberapa perusahan, 4 Rozalinda, “Pengelolaan Wakaf Uang pada Tabung Wakaf Indonesia TWI Dompet Dhuafa Republika”, artikel diakses pada 10 Agustus 2010 dari httpwww.google.com201005pengelolaan-wakaf-uang-pada-tabung-wakaf-indonesia-dompet- dhuafa-republika. html. laboratorium, dan ruang rawat inap di gedung yang berlantai empat. Untuk dapat menjadi anggota di LKC adalah orang miskin yang dibuktikan dengan surat keterangan miskin dari RT dan Kantor Lurah. Kemudian LKC akan melakukan Survei ke lapangan untuk membuktikan apakah calon anggota memenuhi standar dhuafa yang ditetapkan LKC. Lembaga ini sudah melayani pasien dari kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi bahkan dari Tasikmalaya. d. Sarana Layanan Sosial Pendisribusian wakaf yang diperuntukan bagi Sarana Layanan Sosial disalurkan TWI kedalam program Wisma Mualaf, Rumah Cahaya, Pembangunan Masjid dan Zona Madina. 1 Wisma Mualaf Wisma Mualaf merupakan wakaf nontunai yang dipercayakan seorang wakif kepada TWI dan didirikan di kawasan Bintaro Utara. Program ini diresmikan pada tanggal 30 Agustus 2008 bertepatan dengan tanggal 1 Ramadhan 1429 H. Program Wisma Mualaf bertujuan untuk membantu para mualaf serta merupakan kerja sama antara Dompet Dhuafa dengan TWI dan Yayasan Ariematea. Sejak diresmikan, wisma ini telah berfungsi sepenuhnya sebagai tempat tinggal sekaligus pembinaan bagi para mualaf. Para mualaf yang tinggal ditanggung kebutuhan rohani dan jasmaninya oleh wisma. Sekeluar dari wisma mereka diharapkan menjadi diri dan da’iyah yang mandiri, kokoh akidah, teguh menegakkan syari’at, dan mulia dalam berakhlak. 2 Rumah Cahaya Rumah Cahaya merupakan sarana yang berfungsi sebagai perpustakaan. Rumah Cahaya memiliki sumber bacaan bermutu yang bisa dinikmati masyarakat. Selain berfungsi sebagai perpustakaan, Rumah Cahaya juga bekerjasama dengan Forum Lingkar Pena FLP untuk memberikan pelatihan penulisan kepada masyarakat umum. Saat ini TWI menjadikan Rumah Cahaya sebagai salah satu program pengembangan wakaf terpadu. 3 Pembangunan Masjid Pada dasarnya, TWI tidak menghimpun dana wakaf secara khusus untuk wakaf masjid karena TWI menganggap hal tersebut dapat dilakukan oleh masyarakat dengan mudah. TWI hanya menyalurkan dana wakaf kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan pembangunan masjid tetapi sangat kesulitan mencari sumber dana. Program wakaf utuk masjid ini, dilakukan dengan menyalurkan dana wakaf yang diterima dari masyarakat yang meminta dana wakafnya disalurkan untuk rumah ibadah. Dana wakaf yang telah disalurkan TWI untuk pembangunan masjid antara lain telah diberikan untuk bantuan pembangunan masjid di Maumere Nusa Tenggara Timur sebesar Rp37.512.000,00 pada bulan Juli 2008 dan pembangunan Masjid al-Wafa di Yogyakarta sebesar Rp454.767.200,00. 4 Zona Madina Di antara program yang dicanangkan TWI adalah proyek Wakaf City di Parung, Bogor Jawa Barat. Program ini menjadi bagian program Kawasan Pengembangan Masyarakat Terpadu Dompet Dhuafa Zona Madina. Pemilihan wilayah Parung, selain memadukan program yang sudah ada, seperti Lembaga Pengembangan Isani LPI dan program lain. Wilayah tersebut juga punya perilaku sosial yang bersumber dari kemiskinan, baik moral maupun ekonomi. Oleh karenanya, Dompet Dhuafa Republika merasa perlu membangun contoh sebuah kawasankomunitas yang diberdayakan secara terpadu. Kawasan Zona Madina meliputi radius 5 Km, didalamnya teerdapat program pemberdayaan yang dilakukan secara terpadu, sekaligus sebagai wahana edukasi dan rekreasi sosial masyarakat. Kawasan yang merupakan Integrated Islamic Community Development ini merupakan lahan yang diperoleh dari wakaf uang, dirancang memiliki masjid, rumah sakit, sekolah menengah ungggulan, komplek rumah susun sederhana, area bisnis bagi UKM, perpustakaan digital, gedung pelatihan, arena outbond, sarana oleh raga, gedung pertemuan, pusat perkantoran, lembaga pemberdayaan, guest house, pom bensin, dan foodcourt. Wakaf City didesain sebagai area komersial yang akan mensuplai surplusnya untuk program-program sosial di wilayah Zona Madina. Kawasan ini adalah model pemberdayaan zakat dengan kombinasi wakaf uang dengan upaya pengembangan sektor ril dan direncanakan akan selesai dibangun pada tahun 2013.

C. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN WAKALA AL-WAKIF