yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan memberikan perlakukan tertentu pada benih kemiri, seperti perlakuan fisik dan
kimia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian SUMBAR, 2005.
Perlakuan dengan menggunakan bahan-bahan kimia sering dilakukan untuk memecahkan dormansi pada benih. Kalium nitrat adalah salah satu senyawa
kimia yang dapat digunakan dalam usaha memecahkan dormansi benih. Senyawa ini dapat melunakkan kulit benih sehingga mudah untuk dimasuki air.
Perendaman benih karet selama 24 jam dalam KNO
3
0,2 terbukti meningkatkan daya kecambah benih karet dibanding dengan perendaman dengan air,
GA
3
20 ppm dan Ethepon 200 ppm Sutopo, 2004. Penelitian untuk memecahkan dormansi benih kemiri dengan
menggunakan larutan KNO
3
dengan konsentrasi 0,2 dan 0,3 pernah dilakukan sebelumnya oleh Nuraeni dan Maemunah 2003 dan hasilnya
memperlihatkan bahwa lama perendaman air dan KNO
3
serta interaksi keduanya tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter daya berkecambah
dan kecepatan berkecambah. Berdasarkan kondisi ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan konsentrasi yang lebih tinggi dan lama perendaman
yang lebih bervariasi sehingga diharapkan hasil yang lebih baik.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi larutan KNO
3
dan lama
perendaman untuk
perkecambahan benih
kemiri Aleurites moluccana Willd.
Universitas Sumatera Utara
C. Hipotesis penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat interaksi antara konsentrasi larutan KNO
3
dan lama perendaman yang memberikan pengaruh terbaik terhadap perkecambahan benih kemiri Aleurites moluccana Willd.
Universitas Sumatera Utara
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyebaran dan Morfologi Kemiri Aleurites sp.
Tanaman kemiri sudah menyebar luas di daerah tropik. Di Indonesia pohon ini hampir dijumpai diseluruh daerah. Pohon kemiri dapat tumbuh pada
ketinggian 0-800 m dpl, pada tempat-tempat yang bervariasi keadaan topografinya. Pada tanah yang berkapur, berpasir maupun pada tanah-tanah
podsolik yang kurang subur, jenis tanaman ini masih dapat tumbuh dengan baik. Pada daerah-daerah yang beriklim kering seperti Sulawesi maupun beriklim basah
seperti di Jawa Barat merupakan daerah penyebaran yang baik bagi pertumbuhan kemiri Departemen Kehutanan dan Perkebunan, 1998.
Tanaman kemiri termasuk dalam family Euphorbiaceae jarak-jarakan. Secara sistematis klasifikasinya sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Class : Dicotyledonaea
Ordo : Archihlamydae
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Aleurites
Spesies : Aleurites moluccana WILLD
Menurut para ahli botani, genus Aleurites termasuk kecil karena hanya memiliki enam spesies. Sampai saat ini hanya lima spesies yang telah di
budidayakan dan dikembangkan dengan baik yaitu: A. moluccana Willd,
Universitas Sumatera Utara
A. trisperma Blanco, A. fordii Hemsley, A. montana Wilson, A. cordata R.Br. Paimin, 1997.
Kemiri muncang, kemiling merupakan tanaman tahunan, pohonnya tinggi, besar, tingginya mencapai 10-40 meter, dengan diameter 110 cm. Daunnya
tersusun berseling dan sering kali bergerombol hampir diujung ranting, panjang kira-kira 10 cm, bertangkai panjang. Lembaran daun berbentuk bundar telur
melebar, bercuping 3,5 atau 7, berujung runcing, berpangkal bentuk jantung, berbulu tebal. Bunga berwarna putih kekuning-kuningan, buah berdaging,
berdiameter 5-6 cm, berlekuk 3-4, berisi 1 biji disebut buah jantan 2 biji buah betina, kadang-kadang 3 biji. Bijinya terbungkus oleh tempurung yang tebalnya
3-5 mm, berukuran besar, berbentuk runcing diujung, agak rata dipangkal, berbisul kasar. Biji yang telah tergeletak di tanah berwarna hitam. Bobot biji
10-14 gbutir, atau 1 kg berisi 80-90 butir dan mengandung minyak Badan Pengelolaan Gedung Manggala Wanabakti, 1995.
Musim berbunga atau berbuah bagi pohon kemiri tergantung pada iklim setempat. Musim berbunga biasanya terjadi pada permulaan musim penghujan,
sedangkan musim berbuah terjadi setelah 3-4 bulan dari tumbuhnya bunga atau pada akhir musim hujan. Dengan demikian, musim berbunga dan berbuah bagi
tanaman kemiri berlainan untuk tiap daerah Sunanto, 1994.
Universitas Sumatera Utara
B. Syarat Tumbuh