ditranslokasikan ketitik-titik tumbuh. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan- bahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik untuk menghasilkan energi
bagi kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan,
pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titk tumbuh. Sementara daun belum dapat berfungsi sebagai organ untuk fotosintesa maka pertumbuhan kecambah
sangat tergantung pada persediaan makanan yang ada dalam biji Sutopo, 2004. Kemiri dapat diperbanyak secara generatif melalui benih atau secara
vegetatif melalui sambungan, tempelan atau cangkokan. Perbanyakan melalui benih tidak menyebabkan menurunnya sifat unggul tanaman induknya, kecuali
adanya dormansi biji tidak ada masalah lain pada pengembangannya Badan Pengelolaan Gedung Manggala Wanabakti, 1995.
E. Pengaruh KNO
3
Terhadap Pematahan Dormansi
Menurut Abidin 1991, terdapat berbagai penyebab terjadinya dormansi, yaitu: adanya permeabilitas kulit biji terhadap gas permeable seed coat, kulit
biji yang keras, sehingga tahan terhadap perlakukan-perlakuan mekanis, perlakuan rudimenter Rudimentary embryo, embrio yang mengalami dormansi karena
belum mencapai pematangan secara fisiologis dan terdapatnya zat penghambat di dalam biji.
Dormansi pada benih kemiri disebabkan oleh kulit benih yang keras sehingga perlu dilakukan usaha untuk mematahkan dormansinya. Salah satu cara untuk
mengatasi dormansi pada benih kemiri adalah merendam dalam air selama 15 hari
Universitas Sumatera Utara
atau dalam larutan KNO
3
selama 30 menit setelah itu dibilas dengan air sebelum disemaikan pada medium perkecambahan Sutopo, 2002.
Dari hasil penelitian Nuraeni dan Maemunah 2003, perendaman dalam air 10 hari dan aplikasi 0,2 KNO
3
telah dapat memecahkan dormansi benih kemiri dan menghasilkan bobot kering tanaman yang tinggi yakni sebesar 0,393 g.
Perendaman yang lebih lama 20 hari dan tanpa KNO
3
menghasilkan bobot kering tajuk 0,412 g dan bobot kering tanaman yang tinggi 0,492 g. Hal ini
mungkin disebabkan perendaman dengan air mendorong proses pemasakan embrio dan meningkatnya permeabilitas kulit benih sehingga memungkinkan
penyerapan ataupun imbibisi dan gas-gas yang diperlukan dalam proses perkecambahan.
Dormansi struktural adalah dormansi yang disebabkan oleh kedapnya kulit benih terhadap air atau O
2
, adanya penghambat, adanya resistensi mekanis. Kedapnya kulit benih terhadap air atau O
2
karena kulit benih tersebut terlalu keras, terliputi gabus atau lilin. Kerasnya kulit benih menyebabkan resistensi
mekanis dan ini menyebabkan embrio yang memiliki daya untuk berkecambah tidak dapat menyobek kulit yang berarti pula tidak dapat keluar untuk tumbuh
sebagaimana mestinya. Penggunaan zat kimia dalam perangsangan perkecambahan seperti KNO
3
adalah sebagai pengganti fungsi cahaya dan suhu serta untuk mempercepat penerimaan benih akan O
2
Kartasapoetra, 2003.
F. Pengaruh Lama Perendaman Terhadap Perkecambahan Benih