Dimana : Q : banyaknya air yang mengalir mL
T : waktu L : tebal contoh tanah
h : tinggi permukaan air A : luas permukaan contoh tanah
Sarief, 1988.
E. 2. Sifat Kimia Tanah
a. Nitrogen Total Tanah
1. Tahapan Destruksi. Ditimbang 2 gr tanah, tempatkan ke tabung
digester. 2. Tambahkan 2 gr katalis campuran dan tambahkan H
2
O 10 ml; kemudian tambahkan lagi 10 ml campuran H
2
SO
4
– asam salisilat. Biarkan 1 malam.
3. Destruksi pada alat digestor dengan suhu rendah dan dinaikkan secara bertahap hingga larutan jernih temperatur 200
o
C. Setelah larutan jernih suhu dinaikkan dan dilanjutkan selama 30 menit.
4. Didinginkan dan encerkan dengan menambahkan 15 ml H
2
O
5. Tahapan Destilasi. Tempatkan tabung destruksi pada alat destilasi
6. Pipet 25 ml H
3
BO
3
4 , tempatkan pada erlenmeyer 250 cc dan tambahkan 3 tetes indikator campuran; dan tempatkan sebagai
penampung hasil destilasi.
Universitas Sumatera Utara
7. Tambahkan NaOH 40 ± 25 ml ke tabung destilasi dan langsung didestilasi.
8. Amoniak hasil destilasi akan ditampung di erlenmeyer yang berisi H
3
BO
3.
Destilasi dihentikan bila larutan di erlenmeyer berwarna hijau dan volumenya ± 75 ml.
9. Tritrasi. Pindahkan erlenmeyer hasil destilasi dan tritrasi dengan HCl
0,02 N. Titik akhir tritrasi ditandai oleh perubahan warna dari hijau menjadi merah.
10. Perhitungan : N =
1000 100
14 x
BeratTanah x
x mlHClxNHCl
= ml HCl x 0,014 b. Fosfat tersedia
1. Ditimbang 2 gr contoh tanah dan tempatkan pada segelas erlenmeyer 250 cc.
2. Tambahkan larutan Bray I sebanyak 20 ml, dan goncang pada shaker selama 30 menit.
3. Saring dengan kertas saring Whatman No.42. 4. Pipet filtrat sebanyak 5 ml dan tempatkan pada tabung reaksi .
5. Tambahkan pereaksi fosfat B sebanyak 10 ml. Biarkan selama 5 menit 6. Ukur transmitan pada spectronic dengan panjang gelombang 600nm.
7. Pada saat yang bersamaan pipet juga masing-masing 5 ml larutan standar P 0 - 0,5 - 1,0 - 2,0 - 3,0 - 4,0 dan 5,0 ppm P ke tabung reaksi,
kemudian tambahkan 10 ml peraksi fosfat B.
Universitas Sumatera Utara
8. Ukur juga Transmitran standar pada spectronic dengan panjang gelombang yang sama yaitu 660 nm.
9. Perhitungan : Pavl ppm = Pelarut
×
2 20
× faktor pengencer bila ada
c. Kalium Tukar Tanah 1. Hasil perkolasi dari penetapan kapasitas tukar kation ditampung pada
erlenmeyer. 2. Ukur absorben perkolat pada Flamephotometer atau Atomic
Absorption Spectrophometer AAS. 3. Ukur juga larutan standar K dengan konsentrasi 0 – 10 – 20 – 30 dan
40 ppm K pada Flamephotometer atau Atomic Absorption Spectrophometer AAS.
4. Perhitungan : K tukar
gr me
100
= K
larut
×
390 20
× Faktor Pengencer
a. pH Tanah 1. Dimasukkan 10 g tanah ke dalam botol kocok, sebanyak 3 botol
2. Ditambahkan aquades sebanyak 25 ml 3. Dikocok dengan menggunakan shaker selama 10 menit
4. Kemudian diukur pH-nya dengan menggunakan pH meter
b. C – Organik 1. Ditimbang 0,5 g tanah kering udara telah diayak dengan ayakan 10
mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml
Universitas Sumatera Utara
2. Ditambahkan 10 ml K
2
Cr
2
O
7
menggunakan pipet, goncang dengan tangan
3. Ditambahkan 20 ml H
2
SO
4
pekat, kemudian goncang 2 – 3 menit, selanjutnya diamkan selama 30 menit
4. Ditambahkan 200 ml air 10 ml H
3
PO
4
85, ditambahkan 20 tetes difenilamin, goncang larutan berwarna biru tua
5. Dititrasi dengan FeSO
4
0,5 N dari buret hingga warna berubah menjadi hijau
6. Dibuat juga blanko dan titrasi 7. Dihitung :m
C = 5 1 –
S T
X 0,78 ------------ untuk tanah 0,5 g
Dimana : T = titrasi
S = blanko
Bahan organik = 1,72 x C c. Kapasitas Tukar Kation KTK
1. Ditimbang 5 gr contoh tanah kering udara dan dimasukkan ke dalam tabung sentrifuse 100 ml
2. Ditambahkan 20 ml larutan NH
4
OA
C
N pH 7.0. Diaduk dengan pengaduk gelas sampai merata dan dibiarkan selama 24 jam.
3. Diaduk kembali lalu disentrifuse selama 10 menit sampai 15 menit dengan kecepatan 2.500 rpm.
4. Ekstrak NH
4
OA
C
didekantasi, disaring lewat saringan dan filtrat ditampung dalam labu akar 100 ml.
Universitas Sumatera Utara
5. Penambahan NH
4
OA
C
N pH 7.0 diulangi sampai 4 kali. Setiap kali penambahan diaduk merata, disentrifuse dan ekstraknya didekantasi ke
dalam labu ukur 100 ml sampai tanda tera. Ekstrak ini digunakan dalam penetapan kadar K, Na, Ca, Mg yang dapat dipertukarkan.
6. Untuk pencucian NH
4 +
ditambahkan 20 ml alkohol 80 ke dalam tabung sentrifuse yang berisi endapan tanah tersebut. Diaduk sampai
merata, sentrifuse, dekantasi dan filtratnya dibuang. Pencucian NH
4
dengan alkohol ini dilakukan beberapa kali sampai bebas NH
4
. Hal ini dapat diketahui dengan menambahkan beberapa tetes pereaksi Nessler
pada filtrat tersebut. Apabila terdapat endapan kuning berarti masih terdapat ion NH
4
. 7. Setelah bebas dari NH
4 +
, tanah dipindahkan secara kuantitatif dari tabung sentrifuse ke dalam labu didih. Ditambahkan air kira-kira berisi
450 ml. 8. Pada labu didih ditambahkan beberapa butir batu didih, 5-6 tetes
paraffin cair dan 20 ml NaOH 50 , kemudian didestilasi. 9. Destilat ditampung dalam Erlenmeyer 250 ml yang berisi 25 ml H
2
SO
4
0.1 N dan 5-6 tetes indikator Conwai. Destilasi dihentikan jika destilat yang ditampung mencapai kira-kira 150 ml.
10. Kelebihan asam dititrasi dengan NaOH 0.1 N. Titik akhir titrasi dicapai bilamana warna berubah menjadi hijau.
11. Dilakukan destilasi tanpa tanah sebagai blanko. 12. Besarnya KTK dihitung menurut rumus :
100 100
x Contoh
Bobot NaOH
N x
Contoh ml
Blanko ml
gr me
KTK
∗
− =
Universitas Sumatera Utara
Bobot contoh pada 105 C
E. 3. Sifat Biologi Tanah Total Organisme Tanah :