2. Pembahasan
Dalam bab ini diuraikan pembahasan tentang faktor-faktor penyebab klien memilih terapi alternatif pijat refleksi di kota Medan. Mayoritas faktor-faktor
penyebab klien memilih terapi alternatif pijat refleksi adalah faktor pengetahuan dari aspek alternatif ini pijat refleksi tidak sama dengan dukun 100, faktor
budaya dari aspek alternatif ini berasal dari budaya kuno 95, faktor sosial dari aspek alternatif ini karena yakin dengan pijat refleksi 92, faktor psikologi dari
aspek alternatif ini setelah pijat refleksi merasakan kenyamanan 90, persepsi tentang sakit dan penyakit dari aspek alternatif ini pijat refleksi yang saling
melengkapi dengan medis 90, faktor manfaat dan keberhasilan dari aspek alternatif ini setelah pijat refleksi penyakit jarang kambung 88, faktor ekonomi
dari aspek alternatif ini dipilih karena biaya yang lebih murah 87, dan faktor kejenuhan terhadap pelayanan medis aspek dari alternatif ini sudah sering datang
ke dokter 83
2.1 Faktor Sosial
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data dari aspek faktor sosial penyebab klien memilih terapi alternatif pijat refleksi di Kota Medan sebesar
92 adalah umumnya bahwa klien menyatakan yakin dengan terapi alternatif pijat refleksi dapat menyembuhkan penyakit yang dideritanya dan klien mendapat
informasi tentang terapi alternatif pijat refleksi ini dari keluarga dan orang-orang terdekat. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dijelaskan Deucth dan Gerard
1955, dalam Maramis 2006 dikarenakan setelah mereka memperoleh informasi
Universitas Sumatera Utara
keefektifannya berasal dari orang-orang terdekat seperti keluarga, teman dan kerabat yang sebelumnya pernah merasakan manfaat terapi pijat refleksi.
Pengalaman sensorik serta laporan orang-orang disekitar membuat klien semakin yakin dengan terapi pijat refleksi dan mendorong klien tertarik dan termotivasi
untuk memilih terapi ini. Verghese 2004 juga menjelaskan bahwa faktor sosial berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan seseorang dalam menentukan dan memilih pengobatan yang akan dijalani atau sekedar untuk melakukan perawatan
kesehatan termasuk terapi alternatif pijat refleksi. Secara umum dikatakan terjadi pengaruh sosial bila satu orang atau sebuah kelompok menyebabkan perubahan
prilaku orang. Baik prilaku yang kelihatan ataupun pendapat, sikap, dan perasaan yang tidak terlihat Maramis, 2006. Hal ini keyakinan tersebut muncul karena
adanya pengaruh sosial dengan adanya perubahan pendapat dari pengaruh informasional menjadi pengaruh internalisasi berupa keyakinan dalam diri pribadi
klien terapi pijat refleksi.
2.2 Faktor Ekonomi
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa dari aspek faktor ekonomi penyebab klien memilih terapi alternatif pijat refleksi di kota Medan
sebesar 87, hal ini menunjukan tentang pendapat responden yang menyatakan bahwa klien datang ke pengobatan terapi alternatif refleksi ini karena biayanya
yang murah dan waktu reaksi dari terapi alternatif pijat refleksi yang dirasakan cepat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Verghese 2004
Universitas Sumatera Utara
menyatakan terapi alternatif dipilih karena alasannya bahwa biaya pengobatan alternatif ini murah dalam mempertahankan derajat kesehatan. Didukung oleh
pernyataan Notoadmojo 2003 bahwa tentang ekonomi berperan dalam menyokong hidup individu secara finansial. Pada penelitian ini faktor ekonomi
yang memberikan gambaran tentang kesesuaian antara pekerjaan dan pengahasilan dengan pandangan responden terhadap nilai ekonomis terapi pijat
refleksi. Dari hasil penelitian diketahui pekerjaan dan penghasilan responden bervariasi. Pekerjaan terbanyak adalah karyawan swasta dan penghasilan
terbanyak adalah Rp.2.000.000. Hal ini tentu berbeda dengan pendapat Foster dan Anderson 1986, yang menyatakan bahwa sebagian status ekonomi
masyarakat masih rendah, membuat mereka lebih menyukai pengobatan yang tidak membutuhkan biaya yang terlalu tinggi.
Dari data karakteristik tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat yang memilih pengobatan alternatif terapi berasal dari bermacam-macam tingkatan
keuangan dan profesi. Hanya saja kecenderungan masyarakat jika proses penyembuhan suatu jenis pengobatan lebih cepat dari jenis pengobatan yang lain
dan ada kecenderungan biaya total juga lebih rendah maka hal tersebut akan menjadi pilihan pengobatan terhadap penyakit yang diderita mereka Walcott,
2004.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Faktor Budaya