Persepsi Tentang Sakit dan Kondisi Penyakit yang Diderita

bereaksi terhadap kesehatan mereka, hal ini yang juga dapat mempengaruhi dalam hal pemilihan terhadap pengobatan Notoatmodjo, 2003. Tingkat pendidikan yang masih rendah serta kurangnya informasi kesehatan yang diterima menyebabkan sebagian besar masyarakat kurang menyadari akan pentingnya kesehatan. Keadaan seperti ini membuat masyarakat berpedoman bahwa sehat adalah kondisi fisikbiologisnya masih mampu melakukan aktivitas dan gerakan yang normal seperti biasanya berarti dalam kondisi sehat, sedangkan konsep sakit adalah jika kondisi tubuh sudah tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari Foster Anderson, 1986. Menurut Turana 2003, bahwa sudut pandang klien bukan suatu hal yang penting mengenai dasar ilmiah. Penggunaan terapi alternatif ini biasanya pula sudah mencoba pengobatan konvensional yang tidak menyembuhkan penyakitnya. Hal ini membuat pasien tidak percaya akan pelayanan medis, dan penggunaan terapi alternatif ini mendengar keberhasilan penyembuhan alternatif dari orang-orang disekitar lingkungan yang sudah mengalami kesembuhan melalui pengobatan alternatif tersebut.

3.8 Persepsi Tentang Sakit dan Kondisi Penyakit yang Diderita

Pesepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui panca indra. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun mengamati terhadap objek yang sama Notoatmodjo, 2007. Menurut Mubarak 2009 persepsi terhadap penyebab penyakit akan menentukan cara pengobatannya, dimana penyebab penyakit dikatagorikan 2 golongan yaitu pertama personalitik karena Universitas Sumatera Utara penyakit timbul karena perbuatan orang lain atau berbau mistik, sedangkan kedua yaitu naturalistik karena penyakit disebabkan faktor makanan,debu dan alam. Foster Anderson 1986 berpendapat Tidak ada satu perilaku kesehatan individu yang sama dalam mencari alternatif penyembuhan, karena memang setiap individu memiliki karakteristik perilaku sendiri-sendiri. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia berespon, baik secara pasif mengetahui, bersikap, dan mempersepsikan penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan di luar dirinya, maupun aktif tindakan yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut Notoatmodjo, 2007. Becker 1979 dalam Notoatmodjo 2007 mengklasifikasikan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan yaitu: perilaku sehat dan perilaku sakit. Perilaku sehat health behavior merupakan hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Sedangkan perilaku sakit the sick role behavior merupakan segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan individu yang merasa sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kerangka Konsep

Terapi pijat refleksi adalah terapi alternatif yang mengadopsi kekuatan dan ketahanan tubuh sendiri, dengan cara memberikan sentuhan pijatan pada lokasi dan tempat yang sudah dipetakan sesuai zona terapi Pamungkas, 2009. Terapi pijat refleksi bermanfaat melancarkan sirkulasi darah, menjaga kesehatan agar tetap prima, mengurangi rasa sakit dan kelelahan, merangsang produksi endorphin yang berfungsi untuk relaksasi tubuh, mengurangi stress, membuang toksin, memperkuat fungsi sistem limfatik yang menghilangkan racun dan zat bahaya lain dari tubuh, meningkatkan imunitas dan menyeimbangkan kerja organ-organ tubuh manusia Harapan, 2009. Terapi pijat refleksi ini tidak semua dapat dipersepsikan secara positif oleh masyarakat, tetapi ada beberapa fakto-faktor Penyebab klien memilih terapi alternatif pijat refleksi yaitu : 1. Faktor sosial masyarakat merupakan pengaruh sugesti yang diterima seseorang, 2. Faktor ekonomi berdasarkan pengeluaran biaya yang murah, 3. Faktor budaya yang diadopsi klien kebanyakan yang diukur dari nilai-nilai atau kebiasaan prilaku, 4. Faktor psikologi merupakan ungkapan klien terhadap rasa nyaman, 5. Faktor kejenuhan terhadap pelayanan medis yang tidak memberikan kesembuhan merupakan ungkapan rasa ketidakpuasan klien terhadap pelayanan medis, 6. Faktor manfaat dan keberhasilan terapi dapat dinilaidiidentifikasi dari hasil terapi alternatif yang Universitas Sumatera Utara