daerah. Semakin banyak orang yang melakukan kegiatan industri maka akan berdampak kepada ancaman semakin seriusnya permasalahan mengenai sampah.
4.2 Bagi Perekonomian Daerah
Tebing Tinggi merupakan salah satu wilayah otonomi daerah dimana dalam pelaksanaan tugasnya wilayah otonomi daerah ini memiliki filosofi antara lain :
1. Eksistensi pemerintah daerah adalah untuk menciptakan kesejahteraan secara demokratis.
2. Setiap kewenangan yang diserahkan ke daerah harus mampu menciptakan kesejahteraan dan demokrasi.
3. Kesejahteraan dicapai melalui pelayanan publik. 4. Pelayanan publik ada yang bersifat pelayanan dasar basic service dan ada yang
bersifat pengembangan sektor unggulan core competence. Seperti diketahui adanya daerah-daerah otonom yang dibentuk oleh pemerintah sesuai
dengan dasar dan tujuan pembagian daerah negara Republik Indonesia, memberi dasar pengertian dan pengakuan akan adanya keuangan daerah. Keuangan daerah meliputi semua
kekayaan yang dikuasai oleh daerah sebagai badan hukum publik untuk digunakan membiayai atau menutupi kebutuhan penyelengaraan urusan rumah tangga daerah demi
kepentingan masyarakat di daerahnya, bagi perekonomian dan tidak lepas daripada kepentingan negara.
Pemerintah daerah sebagai pemegang kekuasaan atas keuangan yang berupa kekayaan yang dimaksud, untuk dapat melaksanakan penyelenggaraan tugas-tugasnya yang
memerlukan pembiayaan itu harus melakukan pengelolaan yang sebaik-baiknya atas
Universitas Sumatera Utara
kekayaan tersebut. Pengelolaan kekayaan dimaksud, bukan saja berarti bagaimana menggunakan uang menurut peraturan-peraturan yang berlaku, tetapi juga adalah bagaimana
mengelolah sumber-sumber keuangan yang dikuasai itu sebaik-baiknya agar memberi hasil pendapatan yang seoptimal bagi masyarakat dan daerah.
Sebagaimana diketahui bahwa tidak semua sumber-sumber keuangan yang berada di derah menjadi sumber pedapatan daerah yang bersangkutan sendiri, oleh karena pada
harkatnya negaralah yang menguasai segala sumber yang ada dalam wilayah negara. Oleh karena itulah negara mempunyai kebijaksanaan mengadakan pengaturan perimbangan
keuangan antara negara dan daerah-daerah dengan memberikan sebagian pendapatan negara kepada daerah-daerah yang kesemuanya telah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 1956,
dengan undang-undang ini juga telah ditetapkan beberapa pajak negara, menjadi pajak daerah untuk dapat diolah menjadi sumber pendapatan sendiri. Dengan demikian selain menerima
memperoleh penerimaan dari negara, daerah juga mempunyai sumber-sumber tertentu yang diolah sendiri sesuai dengan keadaan di daerah.
Tujuan dari UU perimbangan Keuangan tersebut diatas dalam penjelasannya dikatakan bahwa :
a. Memberikan ketentuan sekedar menjamin keuangan daerah.
b. Mendorong ke arah penyehatan rumah tangga daerah.
c. Mendorong daerah untuk mengintensifkan sumber-sumber pendapatan
daerah dan mengadakan sumber-sumber baru. d.
Memupuk rasa tanggung jawab daerah dalam penyelenggaraan rumah tangga daerah.
Universitas Sumatera Utara
e. Supaya daerah lebih leluasa dalam menjalankan kebijaksanaan keuangan
untuk melakukan tugasnya.
25
Seperti yang dinyatakan oleh Joeniarto S.H dalam bukunya mengenai pemerintahan lokal bahwa :
“Untuk menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri-sendiri sesuai dengan kebijaksanaan atau inisiatif sendiri maka kepada pemerintah daerah yang mengurus
rumah tangga sendiri boleh dikatakan mempunyai pendapatan-pendapatan keuangannya sendiri terhadap pendapatan keuangan ini, pemerintah diberikan
wewenang untuk mengadakan pengelolaan sendiri sesuai dengan kebijaksanaan inisiatif sendiri di dalam menyelenggarakan urusannya.”
26
25
The Liang Gie, Pertumbuhan Pemerintah Daerah di Negara Republik Indonesia, Jilid II, Gunung Agung, Jakarta, 1968, hal. 77.
26
Joenarto, Pemerintah Lokal, Jilid I, Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta, 1967, hal. 25.
Bagi pemerintah daerah Tebing Tinggi salah satu sumber pendapatan keuangan daerah adalah berasal dari PDAM Tirta Bulian sebagaimana pendapatan perusahaan ini
sebagian diperuntukkan bagi anggaran belanja daerah. Besarnya anggaran yang diberikan oleh perusahaan air minum ini adalah berdasarkan perda Kotamadya Tebing Tinggi Nomor 5
sebesar 20 dari laba bersih yang diterima perusahan. Pemberian angaran perusahaan kepada pemerintah daerah ini adalah untuk menunjang keuangan daerah yang diterima bagi
berbagai sektor penerimaan seperti yang diperoleh dari sektor air minum. Dalam hal ini, pemerintah daerah Tebing Tinggi menjalankan tugasnya sebagai aparat dari badan hukum
publik daerah yang otonom. Pada dasarnya pemda menggunakan kekayaan daerah atau sumber-sumber yang ada sebagai modal untuk kegiatan-kegiatan dan diharapkan pula akan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan sumber-sumber daerah tersebut untuk kepentingan perekonomian daerah.
Universitas Sumatera Utara
Atas dasar pengertian diatas dapat dikatakan bahwa pengelolaan keuangan itu berjalan sejajar dan mempunyai hubungan timbak balik dengan pengendalian pemerintah.
27
27
J. Wajong, Administrasi Keuangan Daerah, Cetakan ke III, Penerbit dan Balai Buku Ichtiar, Jakarta, hal. 16.
Sebagaimana diketahui bahwa daerah sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang dimaksud, maka pemerintah pada hakikatnya adalah pihak yang menjalankan atau
melaksanakan managemen di deaerahnya. Managemen pemerintah yang dimaksud disini adalah proses untuk mengaktifkan seluruh manusia, sumber dan peralatan yang ada di daerah
untuk mencapai tujuan pemerintahan, yang berarti juga merupakan tujuan masyarakat. Ini berarti PDAM Tirta Bulian sebagai salah satu perusahan daerah memberi andil yang cukup
besar bagi pemerintah, dimana PDAM telah melakukan kewajiban perusahaan untuk membayar anggaran pendapatan perusahaan kepada pemerintah daerah untuk kepentingan
keuangan daerah yang selanjutnya Pemerintah Kabupaten mengelolahnya untuk berbagai jenis kegiatan ekonomi di Kotamadya Tebing Tinggi.
Keberadaa PDAM Tirta Bulian ditengah-tengah pembangunan perekonomian daerah telah membawa angin segar terhadap pertumbuhan daerah Kota Tebing Tinggi yang kian hari
semakin berkembang. Sumber pendapatan ini jika dikelola untuk pembangunan akan membawa dampak yang ganda baik untuk perkembangan perusahan maupun untuk
kepentingan umum lainnya tergantung bagaimana Pemerintah Daerah mengendalikan penerimaan-penerimaan ini sebaik-baiknya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam buku yang sama J. Wajong juga menambahkan alasan-alasannya akan pentingmya pengendalian keuangan tersebut sebagai berikut :
a. Bahwa pengendalian keuangan mempunyai pengaruh yang begitu besar pada hari yang akan datang bagi penduduk setempat, sehingga kebijaksanaan
yang ditempuh dalam melakukan kegiatan ini dapat menyebabkan kemakmuran atau kelemahan, kejayaan ataupun kejatuhan pada penduduk di
daerah itu. b. Bahwa kepandaian mengendalikan daerah akan memberikan hasil yang
memuaskan, tanpa adanya pengendalian yang baik terlebih tanpa adanya kemampuan melihat ke depan dengan penuh kebijaksanaan nantinya akan
mendapatkan hasil yang buruk. Maka masyarakat harus dapat diarahkan untuk melindungi dan melestarikan harta maupun sumber daerah agar kepentingan
masyarakat di suatu daerah dapat terpenuhi.
28
28
Ibid., hal. 100.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan