Data Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh Konservatisme Akuntansi terhadap Kualitas Laba Akrual

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan regresi linear sederhana dan regresi linear berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 15. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat sembilan perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2004-2008.

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id berupa data keuangan sampel perusahaan manufaktur dari tahun 2004 sampai tahun 2008 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Variabel dari peneltian ini terdiri dari konservatisme akuntansi sebagai variabel bebas independent variable, discretionary accruals ukuran kualitas laba akrual sebagai variabel terikat dependent variable, dan kepemilikan manajerial dan komposisi komisaris independen sebagai variabel Universitas Sumatera Utara pemoderasi moderating variable antara konservatisme akuntansi dan kualitas laba akrual. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan barang konsumsi selama periode 2004-2008 disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-variabel selama tahun 2004 sampai tahun 2008 N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Discretionary Accruals 45 -.5262 .8504 .020900 .2412251 Konservatisme 45 - 76660959 000.0000 89076567 060.0000 - 10461839 333.99999 29407440908. 4868800 Kepemilikan Manajerial 45 .0002 .2308 .041409 .0730605 Komposisi Komisaris Independen 45 .2000 .6666 .358498 .0803737 Valid N listwise 45 Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah: a. Variabel Y sebagai discretionary accruals memiliki nilai minimum 0.5262 dan maksimum 0.8504. Dengan rata-rata 0.0209 dan standar deviasinya 0.2412251. Serta jumlah amatan sebanyak 45. b. Variabel X1 sebagai konservatisme akuntansi memiliki nilai minimum - 76660959000 dan nilai maksimum 89076567060 dengan rata-rata sebesar -10461839333.9999 dan standar deviasi 29407440908.48688. Serta jumlah amatan sebanyak 45. c. Variabel X2 sebagai kepemilikan manajerial memiliki nilai minimum 0.0002 dan nilai maksimum 0.2308 dengan rata-rata Universitas Sumatera Utara 0.041409 dan standar deviasi 0.0730605. Serta jumlah amatan sebanyak 45. d. Variabel X3 sebagai komposisi komisaris independen memiliki nilai minimum 0.2 dan nilai maksimum 0.6666 dengan rata-rata 0.358498 dan standar deviasi 0.0803737 . Serta jumlah amatan sebanyak 45.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas terhadap data dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan membuat hipotesis: H0 : Data residual berdistribusi normal H1 : Data residual tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak. Tabel 4.2 Uji Normalitas Unstandardized Residual N 45 Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .20685628 Most Extreme Differences Absolute .172 Positive .172 Negative -.156 Kolmogorov-Smirnov Z 1.157 Asymp. Sig. 2-tailed .138 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Universitas Sumatera Utara Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogorov- Smirnov adalah 1.157 dan signifikansi pada 0.138 maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena p = 0.138 0.05.

b. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk memenuhi salah satu asumsi penting dalam model regresi berganda, yaitu variabel-variabel independen dalam model regresi tersebut tidak berkorelasi secara sempurna. Uji multikolinearitas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat angka tolerance dan nilai VIF dari masing-masing variabel independen yang diuji. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficie nts t Sig Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleran ce VIF 1 Constant .152 .162 .943 .351 Konservatisme 3.81E- 012 .000 .465 3.193 .003 .919 1.088 Kepemilikan Manajerial -.410 .471 -.124 -.870 .390 .958 1.044 Komposisi Komisaris Independen -.208 .428 -.069 -.485 .630 .959 1.043 a Dependent Variable: Discretionary Accruals Batas yang digunakan angka tolerance adalah 0.10 dan batas untuk nilai VIF adalah 10. Dari hasil pengujian yang dilakukan terlihat bahwa tidak ada nilai tolerance yang kurang dari 0.10 dan tidak ada angka VIF Universitas Sumatera Utara yang lebih dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.

c. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson. Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .683a .466 .411 .1872187 1.774 a Predictors: Constant, Kepemilikan Manajerial, Komposisi Komisaris Independen, Konservatisme b Dependent Variable: Discretionary Accruals Tabel 4.7 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.774 berada pada angka D-W di antara -2 dan 2, berarti tidak terjadi autokorelasi.

d. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Universitas Sumatera Utara Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar. Regression Standardized Predicted Value 4 2 -2 R e g re s s io n S tu d e n ti z e d R e s id u a l 3 2 1 -1 -2 -3 Scatterplot Dependent Variable: Discretionary Accruals Gambar 4.1 Scatterplot Hasil pengujian heterokedastisitas dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dalam model regresi tersebut. Penulis juga melakukan uji glejser untuk menguji kepastian tidak terjadinya heteroskedastisitas. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Uji Glejser Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig B Std. Error Beta 1 Constant .307 .114 2.689 .010 Konservatisme 1.10E- 012 .000 .201 1.297 .202 Kepemilikan Manajerial -.494 .333 -.225 -1.482 .146 Komposisi Komisaris Independen -.369 .303 -.185 -1.219 .230 a Dependent Variable: absut Dari hasil regresi diatas menunjukkan bahwa probabilitas signifikansinya adalah 0.202, 0.146, dan 0.230. Semuanya berada diatas 0.05 maka dapat dipastikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

3. Analisis Regresi a. Persamaan Regresi

Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana dan regresi linear berganda. Persamaan regresi yang pertama bertujuan untuk melihat pengaruh konservatisme akuntansi terhadap discretionary accruals, yang merupakan ukuran kualitas laba akrual. Ini dapat dilihat pada tabel berikut Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Persamaan Regresi 1 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig B Std. Error Beta 1 Constant .057 .035 1.641 .108 Konservatisme 3.49E-012 .000 .425 3.083 .004 a Dependent Variable: Discretionary Accruals Dari tabel diatas dapat ditentukan persamaan regresi sebagai berikut : Y = 0.057 + 3.49 X + ε Keterangan : 1 Konstanta sebesar 0.057 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X = 0 maka discretionary accruals adalah sebesar 0.057. 2 β 1 sebesar 3.49 menunjukkan bahwa setiap kenaikan konservatisme akuntansi sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan discretionary accruals sebesar 3.49. Persamaan regresi yang kedua bertujuan untuk melihat apakah variabel kepemilikan manajerial mampu memoderasi hubungan konservatisme akuntansi dan discretionary accruals. Ini dapat dilihat pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Persamaan Regresi 2 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig B Std. Error Beta 1 Constant .067 .041 1.639 .109 Konservatisme 2.76E- 012 .000 .337 2.209 .033 Kepemilikan Manajerial -.407 .456 -.123 -.892 .377 MODERAT_1 9.82E- 011 .000 .263 1.759 .086 a Dependent Variable: Discretionary Accruals Dari tabel diatas, dapat ditentukan persamaan regresi sebagai berikut : Y = 0.067 + 2.76X1 – 0.407X2 + 9.82X1X2 Keterangan : 1 Konstanta sebesar 0.067 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X = 0 maka discretionary accruals adalah sebesar 0.067. 2 β 1 sebesar 2.76 menunjukkan bahwa setiap kenaikan konservatisme akuntansi sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan discretionary accruals sebesar 2.76. 3 β 2 sebesar -0.407 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan discretionary accruals sebesar 0.407 4 β 3 sebesar 9.82 menunjukkan bahwa setiap kenaikan MODERAT_1 perkalian konservatisme akuntansi dan Universitas Sumatera Utara kepemilikan manajerial sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan discretionary accruals sebesar 9.82 Persamaan regresi yang ketiga bertujuan untuk melihat apakah variabel komposisi komisaris independen mampu memoderasi hubungan konservatisme akuntansi dan discretionary accruals. Ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.8 Persamaan Regresi 3 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig B Std. Error Beta 1 Constant .131 .162 .808 .424 Konservatisme 2.34E- 012 .000 .285 .252 .802 Komposisi Komisaris Independen -.204 .432 -.068 -.473 .639 MODERAT_2 3.69E- 012 .000 .155 .137 .891 a Dependent Variable: Discretionary Accruals Dari tabel diatas, dapat ditentukan persamaan regresi sebagai berikut : Y = 0.131 + 2.34X1 – 0.204X3 + 3.69X1X3 Keterangan : 1 Konstanta sebesar 0.131 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X = 0 maka discretionary accruals adalah sebesar 0.131. 2 β 1 sebesar 2.34 menunjukkan bahwa setiap kenaikan konservatisme akuntansi sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan discretionary accruals sebesar 2.34. Universitas Sumatera Utara 3 β 2 sebesar -0.204 menunjukkan bahwa setiap kenaikan komposisi komisaris independen sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan discretionary accruals sebesar 0.204 4 β 3 sebesar 3.69 menunjukkan bahwa setiap kenaikan MODERAT_2 perkalian konservatisme akuntansi dan komposisi komisaris independen sebesar 1 akan diikuti oleh discretionary accruals sebesar 3.69

b. Koefisien Determinasi

Pengujian koefisien determinasi R Square R 2 dilakukan untuk melihat seberapa besar proporsi variabel independen, dalam hal ini tingkat konservatisme, kepemilikan manajerial, komposisi komisaris independen, MODERAT_1 perkalian antara tingkat konservatisme dan kepemilikan manajerial, dam MODERAT_2 perkalian antara tingkat konservatisme dan komposisi komisaris independen, dapat mempengaruhi variabel dependen, yaitu discretionary accruals. Hasil Uji Koefisien determinasi adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Uji R Square Model Summary a Predictors: Constant, MODERAT_2, Komposisi Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, MODERAT_1, Konservatisme Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .514a .265 .170 .2197165 Universitas Sumatera Utara Dari hasil uji dapat dilihat nilai R sebesar 0.514, hal ini berarti hubungan antara discretionary accruals dengan variabel-variabel independen nya adalah kuat karena berada diatas 0.5. Nilai R Square didapat 0.265, namun untuk mengevaluasi model regresi sebaiknya digunakan nilai Adjusted R Square yaitu 0.170. Hasil ini menjelaskan bahwa 0.170 17 dari variasi discretionary accruals dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen yang ada.. Sedangkan sisanya 83 100-17 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Standard Error of the Estimate SEE model tersebut adalah 0.2197165. SEE yang semakin kecil akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.

c. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t t test. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Hasil pengujian hipotesis pertama terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.10 Uji t Hipotesis 1 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig B Std. Error Beta 1 Constant .057 .035 1.641 .108 Konservatisme 3.49E-012 .000 .425 3.083 .004 a Dependent Variable: Discretionary Accruals Universitas Sumatera Utara Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel konservatisme akuntansi adalah sebesar 3.083 dengan nilai signifikan 0.004. Hasil uji statistik tersebut disimpulkan bahwa t hitung adalah 3.083 sedangkan t tabel adalah 2.0181, sehingga t hitung t tabel 3.083 2.0181, maka konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap discretionary accruals. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0.05 0.004 0.05, maka dapat disimpulkan konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan terhadap discretionary accruals. Hasil pengujian hipotesis kedua terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.11 Uji t Hipotesis 2 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients T Sig B Std. Error Beta 1 Constant .067 .041 1.639 .109 Konservatisme 2.76E- 012 .000 .337 2.209 .033 Kepemilikan Manajerial -.407 .456 -.123 -.892 .377 MODERAT_1 9.82E- 011 .000 .263 1.759 .086 a Dependent Variable: Discretionary Accruals Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel MODERAT_1 yang merupakan interaksi antara konservatisme akuntansi dengan kepemilikan manajerial adalah sebesar 1.759 dengan nilai signifikan 0.086. Hasil uji statistik tersebut disimpulkan bahwa t hitung adalah 1.759 sedangkan t tabel adalah 2.0181, sehingga t hitung t tabel Universitas Sumatera Utara 1.759 2.0181, maka kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap hubungan konservatisme akuntansi dan discretionary accruals. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0.05 0.086 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dan discretionary accruals. Hasil pengujian hipotesis ketiga terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.12 Uji t Hipotesis 3 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig B Std. Error Beta 1 Constant .131 .162 .808 .424 Konservatisme 2.34E- 012 .000 .285 .252 .802 Komposisi Komisaris Independen -.204 .432 -.068 -.473 .639 MODERAT_2 3.69E- 012 .000 .155 .137 .891 a Dependent Variable: Discretionary Accruals Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel MODERAT_2 yang merupakan interaksi antara konservatisme akuntansi dengan komposisi komisaris independen adalah sebesar 0.137 dengan nilai signifikan 0.891. Hasil uji statistik tersebut disimpulkan bahwa t hitung adalah 0.137 sedangkan t tabel adalah 2.0181, sehingga t hitung t tabel 0.137 2.0181, maka komposisi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap hubungan konservatisme akuntansi dan Universitas Sumatera Utara discretionary accruals. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0.05 0.891 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel komposisi komisaris independen tidak mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dan discretionary accruals .

C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh Konservatisme Akuntansi terhadap Kualitas Laba Akrual

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap kualitas laba akrual. Tabel 4.10 menunjukkan t hitung t tabel 3.083 2.0181, maka konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap discretionary accruals, yang merupakan ukuran dari kualitas laba akrual. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0.05 0.004 0.05, maka dapat disimpulkan konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba akrual. Berdasarkan hasil review penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Magdalena 2008, serta hasil penelitian Mayangsari dan Wilopo 2002 dalam Fala, 2007. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba akrual. Jadi semakin tinggi tingkat konservatisme, maka akan dihasilkan laba yang semakin berkulaitas, dan sebaliknya. Universitas Sumatera Utara 2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dalam Hubungan Antara Konservatisme Akuntansi dengan Kualitas Laba Akrual Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial mampu memoderasi hubungan konservatisme akuntansi dan kualitas laba akrual. Tabel 4.11 menunjukkan t hitung t tabel 1.759 2.0181, maka kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap hubungan konservatisme akuntansi dan discretionary accruals, yang merupakan ukuran kualitas laba akrual. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0.05 0.086 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial bukanlah variabel pemoderasi dalam hubungan konservatisme akuntansi dan kualitas laba akrual. Berdasarkan review penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukn oleh Magdalena 2008. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kualitas laba akrual. Kepemilikan manajerial yang tinggi sering terjadi karena motif lain, seperti memperoleh manfaat sebesar- besarnya untuk kepentingan pribadi. Selain itu, hal tersebut mungkin saja terjadi karena struktur kepemilikan manajerial di Indonesia masih sangat kecil. Universitas Sumatera Utara 3. Pengaruh Komposisi Komisaris Independen dalam Hubungan Antara Konservatisme Akuntansi dengan Kualitas Laba Akrual Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah komposisi komisaris independen mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dan kualitas laba akrual. Tabel 4.12 menunjukkan bahwa t hitung t tabel 0.137 2.0181, maka komposisi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap hubungan konservatisme akuntansi dan discretionary accruals yang merupakan ukuran kualitas laba akrual. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0.05 0.891 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel komposisi komisaris independen bukanlah variabel pemoderasi dalam hubungan konservatisme akuntansi dan kualitas laba akrual. Berdasarkan review penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Magdalena 2008. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa komposisi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kualitas laba akrual. Hali ini dapat dijelaskan bahwa semakin besar komposisi anggota komisaris yang berasal dari luar perusahaan, kemungkinan dapat menyebabkan semakin menurunkan kemampuan dewan untuk melakukan fungsi pengawasan karena timbulnya masalah koordinasi, komunikasi, dan pembuatan keputusan. Ini berkaitan dengan independensi dewan komisaris baik secara lembaga maupun pada tingkat individu yang berhubungan langsung dengan kualitas keputusan dewan terutama dalam proses penyusunan laporan keuangan. Disamping itu, Universitas Sumatera Utara kuatnya kendali pendiri perusahaan dapat membuat kemampuan komisaris independen dalam menjalankan fungsi pengawasan menjadi tidak efektif. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

C. Kesimpulan

Penelitian ini menguji pengaruh konservatisme akuntansi terhadap kualitas laba akrual, dengan memasukkan Good Corporate Governance GCG sebagai variabel pemoderasi. Sampel penelitian diambil dari perusahaan manufaktur , khususnya perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2004-2008. Dari hasil penelusuran diperoleh sembilan perusahaan sampel yang memenuhi kriteria yang diperlukan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba akrual. Penerapan prinsip konservatisme akan membuat pihak manajemen sulit untuk melakukan manipulasi laba bagi kepentingannya. Sehingga akan dihasilkan laba yang lebih berkualitas. 2. Variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap hubungan antara konservatisme akuntansi kualitas laba akrual. Sehingga variabel kepemilikan manajerial tidak dapat dijadikan variabel pemoderasi dalam hubungan antara konservatisme akuntansi dengan kualitas laba akrual. Tidak berpengaruhnya kepemilikan manajerial bisa disebabkan karena kepemilikan manajerial dapat timbul karena kepentingan manajemen dan pemegang saham mayoritas perusahaan. Sehingga masih memungkinkan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Governance dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 62 92

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Rasio Profitabilitas pada Perusahaan Go Public (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

6 99 88

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013

4 84 89

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 63 101

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1 74 88

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 67 73

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba dengan Profitabilitas sebagai variabel moderating Pada Perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 46 80

Pengaruh Konservatisme Akuntansi Terhadap Kualitas Laba Akrual Dengan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2013

32 241 88

Pengaruh Kualitas Auditor, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 12 111