BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan regresi linear sederhana dan regresi linear
berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 15. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel
penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan, didapat sembilan perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2004-2008.
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id berupa data keuangan sampel perusahaan
manufaktur dari tahun 2004 sampai tahun 2008 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Variabel dari peneltian ini terdiri dari konservatisme akuntansi
sebagai variabel bebas independent variable, discretionary accruals ukuran kualitas laba akrual sebagai variabel terikat dependent variable, dan
kepemilikan manajerial dan komposisi komisaris independen sebagai variabel
Universitas Sumatera Utara
pemoderasi moderating variable antara konservatisme akuntansi dan kualitas laba akrual. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel
perusahaan barang konsumsi selama periode 2004-2008 disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-variabel selama tahun 2004 sampai tahun
2008
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Discretionary
Accruals 45
-.5262 .8504
.020900 .2412251
Konservatisme 45
- 76660959
000.0000 89076567
060.0000 -
10461839 333.99999
29407440908. 4868800
Kepemilikan Manajerial
45 .0002
.2308 .041409
.0730605 Komposisi
Komisaris Independen
45 .2000
.6666 .358498
.0803737 Valid N listwise
45
Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah: a.
Variabel Y sebagai discretionary accruals memiliki nilai minimum 0.5262 dan maksimum 0.8504. Dengan rata-rata 0.0209 dan standar
deviasinya 0.2412251. Serta jumlah amatan sebanyak 45. b.
Variabel X1 sebagai konservatisme akuntansi memiliki nilai minimum
-
76660959000 dan nilai maksimum 89076567060 dengan
rata-rata sebesar
-10461839333.9999 dan standar deviasi
29407440908.48688. Serta jumlah amatan sebanyak 45. c.
Variabel X2 sebagai kepemilikan manajerial memiliki nilai minimum 0.0002 dan nilai maksimum 0.2308 dengan rata-rata
Universitas Sumatera Utara
0.041409 dan standar deviasi 0.0730605. Serta jumlah amatan
sebanyak 45. d.
Variabel X3 sebagai komposisi komisaris independen memiliki nilai minimum 0.2
dan nilai maksimum 0.6666 dengan rata-rata 0.358498 dan standar deviasi 0.0803737 . Serta jumlah amatan sebanyak 45.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas terhadap data dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian normalitas
data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal H1 : Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0
ditolak.
Tabel 4.2 Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N 45
Normal Parametersa,b Mean
.0000000 Std. Deviation
.20685628 Most Extreme Differences
Absolute .172
Positive .172
Negative -.156
Kolmogorov-Smirnov Z 1.157
Asymp. Sig. 2-tailed .138
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogorov- Smirnov adalah 1.157 dan signifikansi pada 0.138 maka disimpulkan data
terdistribusi secara normal karena p = 0.138 0.05.
b. Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk memenuhi salah satu asumsi penting dalam model regresi berganda, yaitu variabel-variabel
independen dalam model regresi tersebut tidak berkorelasi secara sempurna. Uji multikolinearitas pada penelitian ini dilakukan dengan
melihat angka tolerance dan nilai VIF dari masing-masing variabel independen yang diuji. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardi
zed Coefficie
nts t Sig
Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta
Toleran ce
VIF 1 Constant
.152 .162
.943 .351
Konservatisme 3.81E-
012 .000
.465 3.193
.003 .919
1.088 Kepemilikan
Manajerial -.410
.471 -.124
-.870 .390
.958 1.044
Komposisi Komisaris
Independen -.208
.428 -.069
-.485 .630
.959 1.043
a Dependent Variable: Discretionary Accruals
Batas yang digunakan angka tolerance adalah 0.10 dan batas untuk nilai VIF adalah 10. Dari hasil pengujian yang dilakukan terlihat bahwa
tidak ada nilai tolerance yang kurang dari 0.10 dan tidak ada angka VIF
Universitas Sumatera Utara
yang lebih dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.
c. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal
ini sering ditemukan pada time series. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson.
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .683a
.466 .411
.1872187 1.774
a Predictors: Constant, Kepemilikan Manajerial, Komposisi Komisaris Independen, Konservatisme
b Dependent Variable: Discretionary Accruals
Tabel 4.7 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.774 berada pada angka D-W di antara -2 dan 2, berarti tidak terjadi autokorelasi.
d. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS.
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan
mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.
Regression Standardized Predicted Value
4 2
-2
R e
g re
s s
io n
S tu
d e
n ti
z e
d R
e s
id u
a l
3 2
1
-1 -2
-3
Scatterplot Dependent Variable: Discretionary Accruals
Gambar 4.1 Scatterplot
Hasil pengujian heterokedastisitas dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka nol pada sumbu Y. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dalam model regresi tersebut.
Penulis juga melakukan uji glejser untuk menguji kepastian tidak terjadinya heteroskedastisitas. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig B
Std. Error
Beta 1 Constant
.307 .114
2.689 .010
Konservatisme 1.10E-
012 .000
.201 1.297
.202 Kepemilikan
Manajerial -.494
.333 -.225
-1.482 .146
Komposisi Komisaris
Independen -.369
.303 -.185
-1.219 .230
a Dependent Variable: absut
Dari hasil regresi diatas menunjukkan bahwa probabilitas signifikansinya adalah 0.202, 0.146, dan 0.230. Semuanya berada diatas
0.05 maka dapat dipastikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
3. Analisis Regresi a. Persamaan Regresi
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana dan regresi linear berganda. Persamaan
regresi yang pertama bertujuan untuk melihat pengaruh konservatisme akuntansi terhadap discretionary accruals, yang merupakan ukuran
kualitas laba akrual. Ini dapat dilihat pada tabel berikut
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Persamaan Regresi 1
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig B
Std. Error Beta
1 Constant .057
.035 1.641
.108 Konservatisme
3.49E-012 .000
.425 3.083
.004 a Dependent Variable: Discretionary Accruals
Dari tabel diatas dapat ditentukan persamaan regresi sebagai berikut : Y = 0.057 + 3.49 X +
ε Keterangan :
1 Konstanta sebesar 0.057 menunjukkan bahwa apabila tidak ada
variabel independen X = 0 maka discretionary accruals adalah sebesar 0.057.
2 β
1
sebesar 3.49 menunjukkan bahwa setiap kenaikan konservatisme akuntansi sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan
discretionary accruals sebesar 3.49. Persamaan regresi yang kedua bertujuan untuk melihat apakah
variabel kepemilikan manajerial mampu memoderasi hubungan konservatisme akuntansi dan discretionary accruals. Ini dapat dilihat
pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Persamaan Regresi 2
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig B
Std. Error
Beta 1 Constant
.067 .041
1.639 .109
Konservatisme 2.76E-
012 .000
.337 2.209
.033 Kepemilikan
Manajerial -.407
.456 -.123
-.892 .377
MODERAT_1 9.82E-
011 .000
.263 1.759
.086 a Dependent Variable: Discretionary Accruals
Dari tabel diatas, dapat ditentukan persamaan regresi sebagai berikut : Y = 0.067 + 2.76X1 – 0.407X2 + 9.82X1X2
Keterangan : 1
Konstanta sebesar 0.067 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X = 0 maka discretionary accruals adalah
sebesar 0.067. 2
β
1
sebesar 2.76 menunjukkan bahwa setiap kenaikan konservatisme akuntansi sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan
discretionary accruals sebesar 2.76. 3
β
2
sebesar -0.407 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan
discretionary accruals sebesar 0.407 4
β
3
sebesar 9.82 menunjukkan bahwa setiap kenaikan MODERAT_1 perkalian konservatisme akuntansi dan
Universitas Sumatera Utara
kepemilikan manajerial sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan discretionary accruals sebesar 9.82
Persamaan regresi yang ketiga bertujuan untuk melihat apakah variabel komposisi komisaris independen mampu memoderasi hubungan
konservatisme akuntansi dan discretionary accruals. Ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8 Persamaan Regresi 3
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig B
Std. Error
Beta 1 Constant
.131 .162
.808 .424
Konservatisme 2.34E-
012 .000
.285 .252
.802 Komposisi
Komisaris Independen
-.204 .432
-.068 -.473
.639 MODERAT_2
3.69E- 012
.000 .155
.137 .891
a Dependent Variable: Discretionary Accruals
Dari tabel diatas, dapat ditentukan persamaan regresi sebagai berikut : Y = 0.131 + 2.34X1 – 0.204X3 + 3.69X1X3
Keterangan : 1
Konstanta sebesar 0.131 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X = 0 maka discretionary accruals adalah
sebesar 0.131. 2
β
1
sebesar 2.34 menunjukkan bahwa setiap kenaikan konservatisme akuntansi sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan
discretionary accruals sebesar 2.34.
Universitas Sumatera Utara
3 β
2
sebesar -0.204 menunjukkan bahwa setiap kenaikan komposisi komisaris independen sebesar 1 akan diikuti oleh
penurunan discretionary accruals sebesar 0.204 4
β
3
sebesar 3.69 menunjukkan bahwa setiap kenaikan MODERAT_2 perkalian konservatisme akuntansi dan
komposisi komisaris independen sebesar 1 akan diikuti oleh discretionary accruals sebesar 3.69
b. Koefisien Determinasi
Pengujian koefisien determinasi R Square R
2
dilakukan untuk melihat seberapa besar proporsi variabel independen, dalam hal ini
tingkat konservatisme, kepemilikan manajerial, komposisi komisaris independen, MODERAT_1 perkalian antara tingkat konservatisme dan
kepemilikan manajerial, dam MODERAT_2 perkalian antara tingkat konservatisme dan komposisi komisaris independen, dapat
mempengaruhi variabel dependen, yaitu discretionary accruals. Hasil Uji Koefisien determinasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9 Uji R Square
Model Summary
a Predictors: Constant, MODERAT_2, Komposisi Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, MODERAT_1, Konservatisme
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.514a .265
.170 .2197165
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil uji dapat dilihat nilai R sebesar 0.514, hal ini berarti hubungan antara discretionary accruals dengan variabel-variabel
independen nya adalah kuat karena berada diatas 0.5. Nilai R Square didapat 0.265, namun untuk mengevaluasi model regresi sebaiknya
digunakan nilai Adjusted R Square yaitu 0.170. Hasil ini menjelaskan bahwa 0.170 17 dari variasi discretionary accruals dapat dijelaskan
oleh variabel-variabel independen yang ada.. Sedangkan sisanya 83 100-17 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Standard Error of the Estimate SEE model tersebut adalah 0.2197165. SEE yang semakin kecil akan membuat model regresi
semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
c. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian
dengan menggunakan uji t t test. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya.
Hasil pengujian hipotesis pertama terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.10 Uji t Hipotesis 1
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig B
Std. Error Beta
1 Constant .057
.035 1.641
.108 Konservatisme
3.49E-012 .000
.425 3.083
.004 a Dependent Variable: Discretionary Accruals
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel konservatisme akuntansi adalah sebesar 3.083 dengan nilai signifikan
0.004. Hasil uji statistik tersebut disimpulkan bahwa t hitung adalah 3.083 sedangkan t tabel adalah 2.0181, sehingga t hitung t tabel 3.083
2.0181, maka konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap discretionary accruals. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka
0.05 0.004 0.05, maka dapat disimpulkan konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan terhadap discretionary accruals.
Hasil pengujian hipotesis kedua terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.11 Uji t Hipotesis 2
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
T Sig
B Std.
Error Beta
1 Constant .067
.041 1.639
.109 Konservatisme
2.76E- 012
.000 .337
2.209 .033
Kepemilikan Manajerial
-.407 .456
-.123 -.892
.377 MODERAT_1
9.82E- 011
.000 .263
1.759 .086
a Dependent Variable: Discretionary Accruals
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel MODERAT_1 yang merupakan interaksi antara konservatisme akuntansi
dengan kepemilikan manajerial adalah sebesar 1.759 dengan nilai signifikan 0.086. Hasil uji statistik tersebut disimpulkan bahwa t hitung
adalah 1.759 sedangkan t tabel adalah 2.0181, sehingga t hitung t tabel
Universitas Sumatera Utara
1.759 2.0181, maka kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap hubungan konservatisme akuntansi dan discretionary accruals.
Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0.05 0.086 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak
mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dan discretionary accruals.
Hasil pengujian hipotesis ketiga terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.12 Uji t Hipotesis 3
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig B
Std. Error
Beta 1 Constant
.131 .162
.808 .424
Konservatisme 2.34E-
012 .000
.285 .252
.802 Komposisi
Komisaris Independen
-.204 .432
-.068 -.473
.639 MODERAT_2
3.69E- 012
.000 .155
.137 .891
a Dependent Variable: Discretionary Accruals
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel MODERAT_2 yang merupakan interaksi antara konservatisme akuntansi
dengan komposisi komisaris independen adalah sebesar 0.137 dengan nilai signifikan 0.891. Hasil uji statistik tersebut disimpulkan bahwa t
hitung adalah 0.137 sedangkan t tabel adalah 2.0181, sehingga t hitung t tabel 0.137 2.0181, maka komposisi komisaris independen tidak
berpengaruh terhadap hubungan konservatisme akuntansi dan
Universitas Sumatera Utara
discretionary accruals. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0.05 0.891 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel komposisi
komisaris independen tidak mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dan discretionary accruals .
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh Konservatisme Akuntansi terhadap Kualitas Laba Akrual
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap kualitas laba akrual. Tabel 4.10 menunjukkan t hitung
t tabel 3.083 2.0181, maka konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap discretionary accruals, yang merupakan ukuran dari kualitas laba
akrual. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0.05 0.004 0.05, maka dapat disimpulkan konservatisme akuntansi berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laba akrual. Berdasarkan hasil review penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa
hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Magdalena 2008, serta hasil penelitian Mayangsari dan Wilopo 2002 dalam
Fala, 2007. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba akrual. Jadi semakin
tinggi tingkat konservatisme, maka akan dihasilkan laba yang semakin berkulaitas, dan sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dalam Hubungan Antara Konservatisme Akuntansi dengan Kualitas Laba Akrual
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial mampu memoderasi hubungan konservatisme akuntansi dan kualitas laba
akrual. Tabel 4.11 menunjukkan t hitung t tabel 1.759 2.0181, maka kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap hubungan konservatisme
akuntansi dan discretionary accruals, yang merupakan ukuran kualitas laba akrual. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0.05 0.086
0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial bukanlah variabel pemoderasi dalam hubungan konservatisme
akuntansi dan kualitas laba akrual. Berdasarkan review penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukn oleh Magdalena 2008. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial
tidak berpengaruh terhadap kualitas laba akrual. Kepemilikan manajerial yang tinggi sering terjadi karena motif lain, seperti memperoleh manfaat sebesar-
besarnya untuk kepentingan pribadi. Selain itu, hal tersebut mungkin saja terjadi karena struktur kepemilikan manajerial di Indonesia masih sangat
kecil.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengaruh Komposisi Komisaris Independen dalam Hubungan Antara Konservatisme Akuntansi dengan Kualitas Laba Akrual
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah komposisi komisaris independen mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi
dan kualitas laba akrual. Tabel 4.12 menunjukkan bahwa t hitung t tabel 0.137 2.0181, maka komposisi komisaris independen tidak berpengaruh
terhadap hubungan konservatisme akuntansi dan discretionary accruals yang merupakan ukuran kualitas laba akrual. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan angka 0.05 0.891 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel komposisi komisaris independen bukanlah
variabel pemoderasi dalam hubungan konservatisme akuntansi dan kualitas laba akrual.
Berdasarkan review penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Magdalena
2008. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa komposisi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kualitas laba akrual. Hali ini dapat
dijelaskan bahwa semakin besar komposisi anggota komisaris yang berasal dari luar perusahaan, kemungkinan dapat menyebabkan semakin menurunkan
kemampuan dewan untuk melakukan fungsi pengawasan karena timbulnya masalah koordinasi, komunikasi, dan pembuatan keputusan. Ini berkaitan
dengan independensi dewan komisaris baik secara lembaga maupun pada tingkat individu yang berhubungan langsung dengan kualitas keputusan
dewan terutama dalam proses penyusunan laporan keuangan. Disamping itu,
Universitas Sumatera Utara
kuatnya kendali pendiri perusahaan dapat membuat kemampuan komisaris independen dalam menjalankan fungsi pengawasan menjadi tidak efektif.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan
Penelitian ini menguji pengaruh konservatisme akuntansi terhadap kualitas laba akrual, dengan memasukkan Good Corporate Governance GCG sebagai
variabel pemoderasi. Sampel penelitian diambil dari perusahaan manufaktur , khususnya perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
BEI tahun 2004-2008. Dari hasil penelusuran diperoleh sembilan perusahaan sampel yang memenuhi kriteria yang diperlukan dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1.
Variabel konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba akrual. Penerapan prinsip konservatisme akan membuat
pihak manajemen sulit untuk melakukan manipulasi laba bagi kepentingannya. Sehingga akan dihasilkan laba yang lebih berkualitas.
2. Variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap hubungan
antara konservatisme akuntansi kualitas laba akrual. Sehingga variabel kepemilikan manajerial tidak dapat dijadikan variabel pemoderasi dalam
hubungan antara konservatisme akuntansi dengan kualitas laba akrual. Tidak berpengaruhnya kepemilikan manajerial bisa disebabkan karena
kepemilikan manajerial dapat timbul karena kepentingan manajemen dan pemegang saham mayoritas perusahaan. Sehingga masih memungkinkan
Universitas Sumatera Utara