3 β
2
sebesar -0.204 menunjukkan bahwa setiap kenaikan komposisi komisaris independen sebesar 1 akan diikuti oleh
penurunan discretionary accruals sebesar 0.204 4
β
3
sebesar 3.69 menunjukkan bahwa setiap kenaikan MODERAT_2 perkalian konservatisme akuntansi dan
komposisi komisaris independen sebesar 1 akan diikuti oleh discretionary accruals sebesar 3.69
b. Koefisien Determinasi
Pengujian koefisien determinasi R Square R
2
dilakukan untuk melihat seberapa besar proporsi variabel independen, dalam hal ini
tingkat konservatisme, kepemilikan manajerial, komposisi komisaris independen, MODERAT_1 perkalian antara tingkat konservatisme dan
kepemilikan manajerial, dam MODERAT_2 perkalian antara tingkat konservatisme dan komposisi komisaris independen, dapat
mempengaruhi variabel dependen, yaitu discretionary accruals. Hasil Uji Koefisien determinasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9 Uji R Square
Model Summary
a Predictors: Constant, MODERAT_2, Komposisi Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, MODERAT_1, Konservatisme
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.514a .265
.170 .2197165
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil uji dapat dilihat nilai R sebesar 0.514, hal ini berarti hubungan antara discretionary accruals dengan variabel-variabel
independen nya adalah kuat karena berada diatas 0.5. Nilai R Square didapat 0.265, namun untuk mengevaluasi model regresi sebaiknya
digunakan nilai Adjusted R Square yaitu 0.170. Hasil ini menjelaskan bahwa 0.170 17 dari variasi discretionary accruals dapat dijelaskan
oleh variabel-variabel independen yang ada.. Sedangkan sisanya 83 100-17 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Standard Error of the Estimate SEE model tersebut adalah 0.2197165. SEE yang semakin kecil akan membuat model regresi
semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
c. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian
dengan menggunakan uji t t test. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya.
Hasil pengujian hipotesis pertama terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.10 Uji t Hipotesis 1
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig B
Std. Error Beta
1 Constant .057
.035 1.641
.108 Konservatisme
3.49E-012 .000
.425 3.083
.004 a Dependent Variable: Discretionary Accruals
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel konservatisme akuntansi adalah sebesar 3.083 dengan nilai signifikan
0.004. Hasil uji statistik tersebut disimpulkan bahwa t hitung adalah 3.083 sedangkan t tabel adalah 2.0181, sehingga t hitung t tabel 3.083
2.0181, maka konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap discretionary accruals. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka
0.05 0.004 0.05, maka dapat disimpulkan konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan terhadap discretionary accruals.
Hasil pengujian hipotesis kedua terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.11 Uji t Hipotesis 2
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
T Sig
B Std.
Error Beta
1 Constant .067
.041 1.639
.109 Konservatisme
2.76E- 012
.000 .337
2.209 .033
Kepemilikan Manajerial
-.407 .456
-.123 -.892
.377 MODERAT_1
9.82E- 011
.000 .263
1.759 .086
a Dependent Variable: Discretionary Accruals
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel MODERAT_1 yang merupakan interaksi antara konservatisme akuntansi
dengan kepemilikan manajerial adalah sebesar 1.759 dengan nilai signifikan 0.086. Hasil uji statistik tersebut disimpulkan bahwa t hitung
adalah 1.759 sedangkan t tabel adalah 2.0181, sehingga t hitung t tabel
Universitas Sumatera Utara
1.759 2.0181, maka kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap hubungan konservatisme akuntansi dan discretionary accruals.
Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0.05 0.086 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak
mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dan discretionary accruals.
Hasil pengujian hipotesis ketiga terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.12 Uji t Hipotesis 3
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig B
Std. Error
Beta 1 Constant
.131 .162
.808 .424
Konservatisme 2.34E-
012 .000
.285 .252
.802 Komposisi
Komisaris Independen
-.204 .432
-.068 -.473
.639 MODERAT_2
3.69E- 012
.000 .155
.137 .891
a Dependent Variable: Discretionary Accruals
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel MODERAT_2 yang merupakan interaksi antara konservatisme akuntansi
dengan komposisi komisaris independen adalah sebesar 0.137 dengan nilai signifikan 0.891. Hasil uji statistik tersebut disimpulkan bahwa t
hitung adalah 0.137 sedangkan t tabel adalah 2.0181, sehingga t hitung t tabel 0.137 2.0181, maka komposisi komisaris independen tidak
berpengaruh terhadap hubungan konservatisme akuntansi dan
Universitas Sumatera Utara
discretionary accruals. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0.05 0.891 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel komposisi
komisaris independen tidak mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dan discretionary accruals .
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh Konservatisme Akuntansi terhadap Kualitas Laba Akrual
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap kualitas laba akrual. Tabel 4.10 menunjukkan t hitung
t tabel 3.083 2.0181, maka konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap discretionary accruals, yang merupakan ukuran dari kualitas laba
akrual. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0.05 0.004 0.05, maka dapat disimpulkan konservatisme akuntansi berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laba akrual. Berdasarkan hasil review penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa
hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Magdalena 2008, serta hasil penelitian Mayangsari dan Wilopo 2002 dalam
Fala, 2007. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba akrual. Jadi semakin
tinggi tingkat konservatisme, maka akan dihasilkan laba yang semakin berkulaitas, dan sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara