3.6.3 PEMBEBANAN PROFIL
Pembebanan untuk profil sebelumnya digunakan juga pada pembebanan pada profil Single Trapezoidal Box ini. Adapun pembebanan yang terjadi adalah sebagai berikut :
1. Berat sendiri box girder
P
MS
= 186,975 kNm 2.
Beban mati tambahan P
MA
= 28,1 kNm 3.
Beban lajur “D” Beban Terbagi Rata BTR
q
BTR
= 42,1875 kNm Beban Garis Terpusat BGT
q
BGT
= 421,0938 kNm 4.
Beban pejalan kaki T
TP
T
TP
= 2 kNm 5.
Beban Angin T
EW
Beban angin untuk profil single trapezoidal box ini sedikit berbeda dengan profil box sebelumnya karena memiliki tinggi profil yang berbeda. Ketinggian profil
akan mempengaruhi besarnya C
w
koefisien seret yang akan mempengaruhi besarnya beban angin yang dipikul oleh jembatan.
Tinggi rencana profil box adalah 2,7 m. Maka tinggi struktur utama d:
d = tinggi box girder + tinggi trotoar + tinggi tiang sandaran = 270 cm + 25 cm + 100 cm = 3950 mm
Universitas Sumatera Utara
Dengan lebar profil box b = 9,0 m, didapat rasio perbandingan lebar profil dengan tinggi bd = 2,28.
Nilai koefisien C
w
dapat diperoleh dengan menginterpolai linier nilai perbandingan bd mengacu pada peraturan RSNI T-02-2005 tabel 27.
Nilai C
w
= 1,4825 dan kecepatan angin rencana V
w
diasumsikan 30 ms
2
karena jembatan diasumsikan jauh dari pantai. Maka besarnya beban angin yang dipikul oleh struktur utama adalah :
T
EW
= 0,0012 x C
w
x V
w 2
T
EW
= 0,0012 x 1,4825 x 30
2
T
EW
= 1,6011 kNm Dengan asumsi tinggi kenderaan h = 2 m dan jarak roda kenderaan x = 1,75
m, maka besarnya beban angin yang ditransfer ke lantai jembatan adalah : kNm
6. Beban Gempa T
EQ
T
EQ
= 21,5075 kNm Beban-beban yang terjadi pada profil box akan dikombinasikan sesuai dengan
peraturan RSNI T-02-2005. Adapun kombinasi yang terjadi yakni sebagai berikut : 1.
P
MS
+ P
MA
+ BTR + BGT 2.
P
MS
+ P
MA
+ BTR + BGT + Q
TP
3. P
MS
+ P
MA
+ BTR + BGT + Q
EW
4. P
MS
+ P
MA
+ Q
EQ
Dengan bantuan program SAP 2000 versi 14 akan didapatkan momen lentur dan gaya lintang yang terjadi pada profil box dan hasilnya dapat dilihat pada lampiran.
Universitas Sumatera Utara
3.6.4 Gaya Prestress, Eksentrisitas dan Jumlah Tendon A. Gaya Prestress