Analisa Struktur Profil Jembatan Perencanaan Struktur Sekunder  Perhitungan Tiang Sandaran

3.3 Analisa Struktur Profil Jembatan

Jembatan yang akan direncanakan memiliki bentang 120 m, bentang terbagi dua masing-masing dengan panjang 60 m. Diasumsikan jembatan menggunakan perletakan sendi di tiap-tiap joint. Untuk perhitungan momen lentur, gaya lintang dan reaksi perletakan dapat dihitung dengan analisa struktur sederhana menggunakan metode Clapeyron. Hasil analisa struktur dapat dilihat pada tabel dibawah : Tabel 3.1 Analisa Struktur Profil memanjang dan melintang profil box Geometri jembatan dengan bentang 120 m, terbagi 2 bentang sebesar L = 60 m. Momen Perhitungan momen lentur dari struktur menggunakan metode Clapeyron menghasilkan, Universitas Sumatera Utara Lintang 0 ≤ x ≤ L, L ≤ x ≤ 2L, Gaya Prategang Profil single twin cellular box girder  Saat transfer  Saat final Profil single trapezoidal box girder  Saat transfer  Saat final Universitas Sumatera Utara Bahan  Beton K – 600, f c ‟ = 49,8 Mpa, untuk struktur utama  Beton K – 300 untuk struktur sekunder  Mutu baja untuk struktur utama fy = 400 Mpa  Strand baja yang digunakan adalah uncoated 7 wire strands ASTM A-416 grade 270 dengan diameter 15,24 mm

3.4 Perencanaan Struktur Sekunder  Perhitungan Tiang Sandaran

Berdasarkan peraturan yang mengacu pada RSNI T-02-2005 pasal 12.5, sandaran untuk pejalan kaki harus direncanakan untuk dua pembebanan rencana daya layan dengan besar w = 0,75 kNm. Tiang sandaran pejalan kaki ini direncanakan untuk beban daya layan rencana 1,5 kN. Tiang sandaran juga menerima beban angin, besarnya gaya beban angin yang diterima tiang sandaran mengacu pada RSNI T-02-2005 pasal 7.6.2 H w = 0,0006 x C w x A s x V w 2 [kN] Dengan pengertian : V w adalah kecepatan angin rencana ms C w adalah koefisien seret tabel 27 RSNI T-02-2005 A s adalah luas ekivalen bagian samping jembatan Pipa sandaran : Diameter pipa D = 60 mm; Tebal pipa = 3 mm Universitas Sumatera Utara Diameter dalam d = diameter pipa D – 2 tebal pipa = 60 – 23 = 54 mm Beban angin yang diterima tiang sandaran : Dimana : d = tinggi box girder struktur utama + tinggi trotoar + tinggi tiang sandaran = 260 cm + 25 cm + 100 cm = 385 cm = 3850 mm Tinggi rencana box girder diperoleh dari rasio tinggi terhadap panjang bentang Bambang Supriyadi, 2007 : 130 hL 115 Untuk bentang 60 m,direncanakan hL sebesar 125 Sehingga diambil asumsi h = 2,6 m Keterangan : b = Lebar keseluruhan jembatan dihitung dari sisi luar jembatan d = tinggi bangunan atas, temasuk tinggi sandaran masif Nilai C w dapat diperoleh dengan menginterpolasi linier nilai perbanding bd mengacu pada peraturan RSNI T-02-2005 tabel 27. Maka dengan nilai bd =2,34 diperoleh nilai koefisien seret C w =1,478 Nilai V w diasumsikan sebesar 30 ms karena letak jembatan yang jauh dari pantai. Nilai A s = tinggi tiang sandaran x jarak antara tiang sandaran = 1 m x 2 m = 2 m 2 Universitas Sumatera Utara Maka, diperoleh nilai beban angin H w sebesar : H w = 0,0006 x C w x V w 2 x A s = 0,0006 x 1,478 x 30 2 x 2 = 1,596 kN Jadi, momen ultimate M u yang dipikul oleh tiang sandaran sebesar : M u = beban angin H w + beban daya layan x tinggi tiang sandaran = 1,596 + 1,5 x 1 = 3,09624 kNm  Penulangan Dimensi tiang sandaran : 15 cm x 15 cm Beton decking = 40 mm Direncanakan menggunakan tulangan 10 mm M u = 3,8703 x 10 6 Nmm 105 mm MPa Universitas Sumatera Utara { √ } √ = 0,0129 Karena dan , maka digunakan 0,0129 = 203,175 mm 2 Dipakai besi tulangan 4 10 A s = 314 mm 2  Perhitungan Trotoar Trotoar akan direncanakan dengan dimensi lebar 100 cm dan tebal 25 cm dan diletakkan di atas lantai kenderaan dan terdapat di masing-masing jalur. Sesuai dengan RSNI T-02-2005 semua elemen dari trotoar atau jembatan penyebrangan yang langsung memikul pejalan kaki harus direncanakan untuk emikul beban nominal sebesar 5 kPa. Data-data yang dibutuhkan untuk perhitungan trotoar adalah panjang trotoar 120 m dengan jumlah trotoar 2 buah masing-masing lajur, kiri-kanan Lebar trotoar 100 cm dengan tebal trotoar 25 cm. Dari data trotoar tersebut didapat luas areal yang dibebani pejalan kaki : A = lebar trotoar x panjang total jembatan = 1 m x 120 m = 120 m 2 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan peraturan RSNI T-02-2005 pasal 6.9 gambar 10. Pembebanan untuk Pejalan Kaki menyatakan, apabila trotoar dipasang pada bangunan atas jembatan dan luas area yang dibebani pejalan kaki lebih besar dari 100 m 2 , maka intensitas beban pejalan kaki adalah sebesar 2 kPa. Dalam hal ini, A = 120 m 2 100 m 2 , maka intensitas beban pejalan kaki sebesar 2 kPa. Untuk areal seluas 120 m 2 , akan menghasilkan beban nominal pejalan kaki sebesar 2 kPa = 200 kgm 2 = = 200 kgm. Beban tersebut akan dibebankan pada gelagar utama jembatan, sebagai beban pejalan kaki.

3.5 PERENCANAAN PROFIL SINGLE TWIN CELLULAR BOX GIRDER