Kehilangan gaya prategang akibat slip angkur ANC

............................................................................................2.6 Dimana : Ps = gaya prategang pada ujung angkur Px = gaya prategang pada titik yang ditinjau K = koefisien Wobble Lx = panjang kabel yang ditinjau µ = koefisien friksi α = perubahan sudut akibat pengaruh kelengkungan Nilai koefisien Wobble dan koefisien friksi dapat diunduh dari Table 14 SNI 03-2847-2002 seperti tercantum pada tabel dibawah ini : Tabel 2.3 Koefisien Wobble dan Koefisien Friksi Koefisien Wobble K 1m Koefisien friksi µ Tendon kawat Batang berkekuatan tinggi Strand 7 kawat 0,0033 – 0,0049 0,0003 – 0,0020 0,0016 – 0,0066 0,15 – 0,25 0,08 – 0,30 0,15 – 0,25 T en d o n tan p a lek ata n Ma stic co ated Tendon kawat 0,0033 – 0,0066 0,05 – 0,15 Strand 7 kawat 0,0033 – 0,0066 0,05 – 0,15 Pre -g rea sed Tendon kawat 0,0010 – 0,0066 0,05 – 0,15 Strand 7 kawat 0,0010 – 0,0066 0,05 – 0,15 Sumber : Peraturan Perencanaan Struktur Beton untuk bangunan gedung, SNI 03-2847- 2002

c. Kehilangan gaya prategang akibat slip angkur ANC

Universitas Sumatera Utara Di dalam hampir semua sistem pascatarik, apabila kabel ditarik dan dongkrak dilepaskan untuk mentransfer prategang beton, pasak-pasak gesekan yang dipasang untuk memegang kawat-kawat dapat menggelincir pada jarak yang pendek sebelum kawat-kawat tersebut menempatkan diri secara kokoh di antara pasak-pasak tadi. Besarnya penggelinciran yang tejadi tergantung pada tipe pasak dan tegangan pada kawat. Untuk menentukan kehilangan tegangan akibat slip angkur ini dapat digunakan persamaan berikut : ........................................................................................................2.7 Dimana : deformasi angkur atau dapat dihitung dari rasio f s dan E s tegangan pada penampang Es = modulus elastisitas baja tendon L = panjang kabel 2.2.5.2 Kehilangan gaya prategang berdasarkan fungsi waktu a. Kehilangan gaya prategang akibat rangkak beton CR Prategang yang terus menerus pada beton suatu batang prategang dapat mengakibatkan rangkak pada beton yang secara efektif mengurangi tegangan pada baja bermutu tinggi. Kehilangan tegangan pada baja prategang akibat rangkak dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu cara regangan rangkak batas dan cara koefisien rangkak. Dengan cara rangkak batas, besarnya kehilangan prategang pada baja prategang akibat rangkak dapat ditentukan dengan persamaan : ...........................................................................................................2.8 Dimana : regangan elastis tegangan tekan beton pada level baja Universitas Sumatera Utara E s = modulus elastisitas baja Sedangkan dengan koefisien rangkak, besarnya kehilangan tegangan pada baja prategang akibat rangkak dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut : .................................................................................2.9 Dimana : K cr = koefisien rangkak = 2,0 untuk pratarik = 1,6 untuk pasca tarik E c = modulus elastisitas beton saat umur beton 28 hari E s = modulus elastisitas baj prategang tegangan pada beton pada level pusat baja segera setelah transfer tegangan pada beton akibat beban mati tambahan setelah prategang diberikan

b. Kehilangan gaya prategang akibat relaksasi baja RE