Umum Kriteria Desain Jembatan

BAB 3 APLIKASI DAN PERHITUNGAN

3.1 Umum

Pada bab ini akan dijelaskan ada dua aplikasi pemakaian profil box untuk membandingkan nilai ekonomis dari antara kedua profil tersebut dengan ketentuan kedua profil menggunakan volume beton yang sama dan mutu beton yang sama. Adapun jenis profil tersebut antara lain profil Single Twin Cellular Box Girder dan Single Trapezoidal Box Girder.

3.2 Kriteria Desain Jembatan

Konstruksi jembatan yang direncanakan adalah konstruksi jembatan dengan menggunakan profil single twin cellular box girder prestressed dengan data-data sebagai berikut : Panjang total : 120 m, terdiri dari dua bentang dengan panjang masing- masing 60 m dengan menggunakan struktur beton pratekan tipe box girder Lebar total : 9 m Lebar perkerasan jalan : 7 m Lebar trotoar : 2 x 1 m Jumlah lajur : dua Lebar lajur : 3,5 m Universitas Sumatera Utara Bentuk penampang melintang dari box girder ini dapat digambarkan seperti pada gambar di bawah ini : Gambar 3.1 Penampang Melintang Single Twin Cellular Box Girder Data-Data Bahan Berikut adalah mutu beton dan baja yang akan digunakan dalam perencanaan jembatan ini : 1. Beton  Kuat tekan beton prategang f’c = 60 Mpa  Kuat tekan beton untuk struktur sekunder f’c = 30 Mpa 2. Baja  Mutu baja prategang digunakan kabel jenis strand seven wires stress relieved 7 untaian VSL, Astrand = 140 mm 2  Mutu baja yang digunakan untuk pelat lantai adalah baja mutu fy = 400 Mpa  Mutu baja yang digunakan untuk penulangan struktur sekunder adalah baja mutu fy = 240 Mpa Universitas Sumatera Utara Tegangan Ijin Bahan Tegangan yang terjadi pada setiap elemen jembatan tidak boleh melebihi dari tegangan ijin bahannya. Berikut adalah tegangan ijin bahannya : 1. Beton Prategang f‟c =60 Mpa  Pada saat transfer adalah tahap dimana gaya prategang dipindahkan pada beton dan belum ada beban luar yang bekerja selain berat sendiri. Pada tahap ini belum terdapat kehilangan gaya prategang pada struktur sehingga gaya prategang yang terjadi maksimum dan kekuatan beton masih minimum karena umur beton masih muda. Tegangan ijin beton untuk komponen struktur lentur menurut SNI T-02-2004 pasal 4.4.1.2, untuk struktur tekan f cc = 0,60 x f ci = 28,8 Mpa sedangkan √ = 1,732 Mpa  Pada saat service Saat service adalah tahap dimana beban-beban luar sudah bekerja pada struktur, setelah memperhitungkan kehilangan gaya prategang. Pada tahap ini, gaya prategang mencapai nilai terkecil dan kombinasi beban luar mencapai nilai terbesar yaitu meliputi beban sendiri, beban mati, beban hidup dan beban lainnya. Tegangan ijin beton untuk komponen struktur lentur menurut SNI T-12-2004 pasal 4.4.1.2 untuk struktur tarik adalah . Setelah dihitung dengan f c ‟ = 60 Mpa, maka didapat f cc = 27 Mpa sedangkan untuk struktur tarik, tegangan ijin Universitas Sumatera Utara beton menurut SNI adalah √ , dengan f ‟ c = 60 Mpa maka didapat .  Modulus Elastisitas E Modulus Elastisitas beton pada saat transfer menurut SNI T-12-2004, √ dengan f ci = 48 Mpa, maka elastisitas beton E pada saat transfer adalah 32562,55 Mpa. Sedangkan pada saat service, elastisitas beton √ dengan nilai f c ‟ = 60 Mpa, E = 36046,043 Mpa 2. Baja Prategang Peraturan-peraturan untuk baja tulangan prategang terdapat pada SNI T-12-2004 pasal 4.4.3 seperti berikut :  Modulus Elastisitas E s = 200.000 Mpa  Kabel prategang Kabel prategang direncanakan menggunakan kabel Freyssinet prestressing system yang menggunakan standar ASTM A-416-96 dengan grade 270, berikut adalah jenis dan karakteristik dari kabel prategang yang digunakan :  Jenis Strand : Freyssinet Prestressing system strands ASTM A-416 grade 270  Diameter nominal strand = 15,24 mm  Luas nominal penampang strand A s = 0,00014 m 2  Beban putus minimal satu strand = 260,7 kN  Berat strand : 1,102 kgm Universitas Sumatera Utara

3.3 Analisa Struktur Profil Jembatan