3. Pertokoan, perbankan, perkantoran, salon yang dipakai oleh umum di hotel.
4. Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat dimanfaatkan oleh umum.
2.
Subjek Pajak Hotel
Berdasarkan Peraturan Daerah No.12 Tahun 2002 Tentang Pajak Hotel pengertian Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan hukum yang
melakukan pembayaran atau pelayanan hotel termasuk losmen, wisma, tempat kost dan penginapan lainnya. Dan yang disebut wajib pajak hotel adalah pengusaha hotel
termasuk wisma, losmen, tempat kost dan penginapan lainnya.
F. Tata Cara Pemungutan Pajak Hotel
Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek pajak, penentuan besarnya pajak atau retribusi serta pengawasan penyetoran.
Tata cara pemungutan Pajak Hotel adalah : 1. Pemungutan Pajak dilarang diborongkan,
artinya seluruh proses kegiatan pemungutan pajak hotel tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga.
Walaupun demikian, dimungkinkan adanya kerja sama dengan pihak ketiga dalam proses pemungutan pajak, antara lain pencetakan formulir perpajakan,
pengiriman surat-surat kepada wajib pajak, atau penghimpunan data objek dan subjek pajak. Kegiatan yang tidak dapat dikerjasamakan dengan pihak
Universitas Sumatera Utara
ketiga adalah kegiatan penghitungan besarnya pajak yang terutang, pengawasan penyetoran pajak, dan penagihan pajak.
2. Setiap Wajib Pajak wajib membayar Pajak yang terutang berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak berdasarkan
peraturan perundang-undangan perpajakan. 3. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan
penetapan Kepala Daerah dibayar dengan menggunakan SKPD atau dokumen lain yang dipersamakan. Dokumen lain yang dipersamakan
berupa karcis dan nota perhitungan. 4. Pajak yang terutang dibayar ke Kas Daerah melalui Bank atau tempat
pembayaran lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah. 5. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar
dengan menggunakan SPTPD, SKPDKB, danatau SKPDKBT. Secara umum Sistem Pemungutan Pajak, yaitu :
a. Self Assessment System yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak
yang terutang. Ciri – cirinya :
1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada Wajib Pajak sendiri.
2. Wajib Pajak Aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.
Universitas Sumatera Utara
3. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. b. Official Assessment System yaitu sistem yang memberi wewenang kepada
pemerintah Fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
Ciri – cirinya : 1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada
fiskus. 2. Wajib Pajak bersifat pasif.
3. Utang timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak oleh fiskus. c. With Holding System yaitu suatu sistem pemungutan yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak. Ciri – cirinya :
1. Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak
ketiga, selain fiskus dan wajib pajak.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA
A. Potensi Pajak