BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ciri khas lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat di semua bidang yang menuntut kelihaian seorang pemimpin dalam
mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi dalam aktivitas ekonomi global, begitupula dengan setiap perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia. Pertumbuhan penduduk Indonesia yang sangat besar merupakan pasar yang
sangat menjanjikan bagi perusahaan untuk memasarkan produknya. Salah satu pasar yang sangat menjanjikan adalah perusahaan makanan dan minuman, karena
setiap manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman terlebih dahulu sebelum beralih kepada kebutuhan yang lain.
Dalam situasi seperti ini, perusahaan harus memperhatikan situasi pasar dan prospeknya serta dapat mempergunakan setiap peluang yang ada dengan
memperhatikan perkembangan yang ada baik di dalam maupun di luar perusahaan. Bagi pihak manajemen selain dituntut untuk mengkoordinasikan
penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara efisien dan efektif, juga dituntut untuk dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang
menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi oleh suatu perusahaan adalah masalah efisiensi modal kerja. Manajemen modal kerja yang
baik sangat penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam mengelola modal kerja dapat mengakibatkan kegiatan usaha menjadi
terhambat atau terhenti sama sekali sehingga adanya analisis atas modal kerja perusahaan sangat penting dilakukan untuk mengetahui situasi modal kerja pada
saat ini, kemudian hal tersebut dihubungkan dengan situasi keuangan yang akan dihadapi pada masa-masa mendatang.
Modal kerja adalah modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan Kasmir, 2008 : 250. Modal kerja juga dapat diartikan sebagai
investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan dan aktiva lancar lainnya.
Pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan karena meliputi pengambilan keputusan mengenai jumlah dan komposisi aktiva
lancar dan bagaimana membiayai aktiva ini. Semakin besar modal kerja yang dimiliki suatu perusahaan mengindikasikan
semakin baiklah kondisi perusahaan tersebut karena perusahaan memiliki sumber daya yaitu aktiva lancar yang besar untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan
sehari-hari. Namun keadaan ini berbeda dengan perputaran modal kerja, modal kerja yang berlebih menunjukkan perputaran modal kerja yang rendah yang
disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar yang berarti adanya dana yang tidak produktif dan hal ini
Universitas Sumatera Utara
memberikan kerugian karena dana yang tersedia tidak dipergunakan secara efektif dalam kegiatan perusahaan.
Sebaliknya kekurangan modal kerja menunjukkan perputaran modal kerja yang tinggi yang disebabkan tingginya perputaran persediaan, piutang atau saldo
kas yang terlalu kecil sehingga jumlah aktiva lancar tidak mampu menutupi hutang lancar, hal inilah yang akan menimbulkan kerugian atau hilangnya
kesempatan untuk memperoleh laba karena perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya. Inilah yang menjadi
pokok permasalahan bagi pihak manajemen selama ini, seberapa besar sebaiknya modal kerja yang harus ditetapkan oleh perusahaan dan bagaimana seharusnya
perputaran modal kerja yang baik dalam suatu perusahaan. Dalam penetapan modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan berbeda-beda,
begitupun pula dengan perputaran modal kerja yang baik dalam suatu perusahaan, salah satunya tergantung pada jenis perusahaan dan besar kecilnya perusahaan itu
sendiri. Kebijakan perusahaan dalam menetapkan jumlah modal kerja secara tepat akan menghasilkan keuntungan yang benar-benar diharapkan oleh perusahaan
sedangkan akibat penetapan modal kerja yang tidak tepat akan mengakibatkan kerugian. Kegiatan penetapan modal kerja tersebut bersifat dinamis sehingga
harus disesuaikan dengan perkembangan perusahaan. Besarnya modal kerja suatu perusahaan merupakan salah satu alat ukur yang dapat dipergunakan perusahaan
untuk menyelesaikan masalah likuiditas.
Universitas Sumatera Utara
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dalam jangka pendek untuk memenuhi kewajibannya dan bergantung pada arus kas
perusahaan serta komponen-komponen asset dan kewajiban lancarnya Subramanyam, 2010 : 10. Rasio likuiditas digunakan untuk menganalisis dan
menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, dan juga sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam
perusahaan. Selain itu juga penting bagi kreditor jangka panjang dan pemegang saham yang akhirnya atau setidak-tidaknya ingin mengetahui prospek dari dividen
dan pembayaran bunga di masa yang akan datang. Ratio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja
suatu perusahaan adalah current ratio yang merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Ratio ini menunjukkan tingkat
keamanan margin of safety kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut.
Current ratio 200 kadang-kadang sudah memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya ratio tergantung pada beberapa faktor,
suatu standard atau ratio yang umum tidak dapat ditentukan untuk seluruh perusahaan. Current ratio 200 hanya merupakan kebiasaan rule of thumb dan
akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa yang lebih lanjut.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mesno 2008 dan Hendra 2009. Penelitian ini memiliki
persamaan dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama menjelaskan ada
Universitas Sumatera Utara
tidaknya pengaruh perputaran modal kerja terhadap likuiditas perusahaan. Selain persamaan tersebut, penelitian ini juga memiliki perbedaan dari penelitian
sebelumnya. Penelitian ini selain menjelaskan perputaran modal kerja juga menjelaskan tentang pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran
persediaan terhadap likuiditas perusahaan. Sedangkan penelitian Mesno 2008 dan Hendra 2009 selain menjelaskan tentang pengaruh perputaran modal kerja
juga menjelaskan tentang pengaruh return spread terhadap likuiditas perusahaan. Berdasarkan hal ini, penulis tertarik untuk meneliti kembali pengaruh modal kerja
terhadap likuiditas agar peneliti dapat menambah pengetahuan mengenai faktor- faktor yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan terutama pada
perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2008-2010. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Likuiditas pada Perusahaan Makanan
dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ”.
1.2 Perumusan Masalah