Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas

menyebar berhimpitan di sekitar diagonal dan ini menunjukkan data dalam model regresi berdistribusi normal. Secara keseluruhan data telah terdistribusi secara normal, selanjutnya dapat dilakukan pengujian asumsi klasik lainnya

4.1.3.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali 2005 : 91 untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari : Variance Inflatin Factor VIF. Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan VIF 10. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant X1 .861 1.162 X2 .934 1.071 X3 .869 1.151 X4 .764 1.309 Sumber: Output SPSS, 2012 Dari hasil pengujian, dapat dilihat bahwa angka tolerance perputaran kas X1, perputaran piutang X2, perputaran persediaan X3, dan perputaran modal kerja X4 0,10 yaitu masing-masing Universitas Sumatera Utara 0,861 ; 0,934 ; 0,869 ; 0,764 dan VIFnya 10 yaitu 1,162 ; 1,071 ; 1,151 ; 1,309. Ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinieritas diantara variabel independen dalam penelitian.

4.1.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17.0. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Dasar Pengambilan keputusannya adalah : a. Hasil uji dalam bentuk pola yang tidak jelas berbentuk titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y tidak terjadi heteroskedastisitas. b. Hasil uji terdapat pola tertentu berbentuk titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik – titik pada gambar. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Output Pengujian Heteroskedastisitas Sumber : Output SPSS, 2012 Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

4.1.3.4 Uji Autokorelasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 117 85

Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Makanan & Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009.

5 77 92

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

12 116 78

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 4 78

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 82

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Cover Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Abstract Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Reference Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 0 2