BAB V PEMBAHASAN
5.1 Kualitas Air Sungai Babura
Sampel air diambil berdasarkan 3 tiga titik pengambilan sampel. Yang pertama diambil pada jarak 2 m dari daerah pemukiman, yang kedua diambil pada
jarak 200 meter dari daerah pemukiman penduduk, dan yang ketiga diambil pada daerah pemukiman yang dipakai masyarakat untuk keperluan sehari-hari.
Dari tabel 4.1 diketahui bahwa sampel air Sungai Babura dari beberapa parameter yang telah diuji tidak sesuai dengan Baku Mutu yaitu PP No.82 Tahun
2001 . a Hasil pengukuran terhadap suhu menunjukkan bahwa suhu air Sungai Babura
berkisar antara 27,7-27,8 C, dimana deviasi suhu dari keadaan alamiahnya + 3
C yaitu 27-33
C. Menurut Wardhana 2004, bahwa air yang suhunya naik akan mengganngu kehidupan hewan air dan organisme air lainnya karena kadar
oksigen yang terlarut dalam air akan turun bersamaan dengan kenaikan suhu. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara yang secara lambat terdifusi
ke dalam air. Makin tinggi kenaikan suhu air makin sedikit oksigen yang terlarut di dalamnya.
b Hasil pengukuran terhadap pH menunjukkan bahwa seluruh sampel masih memenuhi syarat yang ditentukan yaitu 6-9. Hasil ini menunjukkan bahwa pH air
Sungai Babura masih memenuhi syarat kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sutrisno 2006, pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH ini yakni bahea pH
yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan dapat menyebabkan korosi pada pipa-pipa air, dan dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah
menjadi racun yang mengganggu kesehatan. Menurut Slamet 2007, bahwa air minum sebaiknya netral, tidak
asambasa, untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat, dan korosi jaringan distribusi air minum. Apabila air dibawah 7 berarti air bersifat asam, sedangkan
bila diatas 7 bersifat basa rasanya pahit. Kusnaedi 2004. c Hasil pengukuran terhadap Total Dispended Solid TDS menunjukkan bahwa
seluruh sampel masih memenuhi syarat yang ditentukan. Berdasarkan PP No.82 Tahun 2001 baku mutu yaitu 1000 mgl. Sedangkan hasil yang diteliti berkisar
antara 84-88. Hasil ini menunjukkan bahwa air Sungai Babura masih memenuhi syarat kesehatan.
Bahwa kadar maksimal kontaminan pada air minum adalah sebesar 500mgliter 500 ppm. Saat angka penunjukan TDS mencapai 1000mgL maka
sangat dianjurkan untuk tidak dikonsumsi manusia. Dengan angka TDS yang tinggi maka perlu ditindaklanjuti, dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Umumnya, tingginya angka TDS disebabkan oleh kandungan potassium, khlorida, dan sodium yang terlarut di dalam air. Ion-ion ini memiliki efek jangka
pendek short-term effect, tapi ion-ion yang bersifat toxic seperti timah arsenic,
Universitas Sumatera Utara
kadmium, nitrat dan banyak lainnya banyak juga yang terlarut di dalam air.
Enviromental Protection Agency EPA USA,.
d. Hasil pengukuran terhadap Total suspended Solid TSS menunjukkan bahwa seluruh sampel yang diteliti memiliki nilai diatas Baku Mutu yang ditentukan PP
No.82 Tahun 2001 yaitu 50 mgl. Hasil yang diteliti yaitu Air Sungai Babura nilai TSS nya berkisar antara 72-84. Hasil ini menunjukkan bahwa TSS air
Sungai Babura tidak memenuhi syarat kesehatan. Nilai TSS umumnya semakin rendah kearah laut. Hal ini disebabkan
padatan tersuspensi tersebut disupply oleh daratan melalui aliran sungai. Keberadaan padatan tersuspensi masih bisa berdampak positif apabila tidak
melebihi toleransi sebaran suspense baku mutu kualitas perairan yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup, yaitu 70mgl Helfinalis,2005. Ini
menunjukkan bahwa air Sungai Babura telah terjadi pencemaran yang disebabkan hasil buangan limbah masyarakat dan beberapa industri rumah tangga
di sekitar lokasi penelitian. e. Hasil pengukuran terhadap COD menunjukkan bahwa sampel dua tengah jauh
diatas kadar yang diperbolehkan menurut PP No.82 Tahun 2001 yaitu 10 mgl. Sedangkan hasil yang diperoleh mencapai 49,4, mgL, ini menunjukkan bahwa
air Sungai Babura telah terjadi pencemaran limbah organik yang berat . Karena disekitar lokasi pengambilan sampel banyak terdapat lokasi perkantoran, tempat
ibadah dan temapat hiburan.
Universitas Sumatera Utara
f Hasil pengukuran terhadap BOD menunjukkan bahwa seluruh sampel yang diteliti memiliki nilai BOD diatas toleransi yang diperbolehkan PP No. 82 Tahun
2001 yaitu 2mgl. Hasil BOD
5
ini menunjukkan bahwa air Sungai Babura telah terjadi pencemaran dikarenakan adanya hasil buangan limbah masyarakat dan
limbah industri di sekitar lokasi pengambilan sampel. Menurut Warlina 2004, semakin besar kadar BOD nya, maka merupakan
indikasi bahwa perairan tersebut telah tercemar, sebagai contoh kadar maksimum BOD
5
yang diperkenankan untuk kepentingan air minum dan menopang kehidupan organisme akuatik adalah 3,0-6,0 mgl berdasarkan
UNESCOWHOUNEP,1992. Menurut Slamet 2007, bahwa zat organik merupakan indikator umum
bagi pencemaran. Apabila zat organik dioksidasi BOD besar, maka ia menunjukkan adanya pencemaran.
g Hasil pengukuran terhadap oksigen terlarut DO menunjukaan bahwa seluruh sampel yang diuji memiliki nilai DO dibawah nbatas minimum yang ditentukan
oleh PP No. 82 Tahun 2001 yaitu 6 mgl. Rendahnya DO suatu perairan akan mempengaruhi tingginya suatu BOD air, ini menunjukkan bahwa air Sungai
Babura telah terjadi pencemaran limbah rumah tangga, Menurut Wardana 2004, air yang tidak mengandung oksigen akan
memberikan kehidupan bagi mikroorganisme, ikan dan hewan air lainnya. Oksigen yang terlarut di dalam air sangat penting artinya bagi kehidupan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Tebut1992 dalam Effendi 2003 , bahwa kadar oksigen terlarut yang tinggi tidak menimbulkan pengaruh fisiologi bagi manusia. Ikan dan
organisme akuatik lain membutuhkan oksigen terlarut dalam jumlah cukup banyak. Kebutuhan oksigen ini bervariasi antar organisme. Keberadaan logam
berat yang berlebihan dalam perairan akan ,mempengaruhi sistem respirasi organisme akuatik, sehingga pada saat kadar oksigen terlalu rendah dan terdapat
logam berat dengan konsentasi tinggi, organisme akuatik menjadi lebih menderita.
h Hasil pengukuran terhadap Logam Arsen menunjukkan bahwa seluruh sampel yang diteliti memiliki nilai Arsen dibawah Baku Mutu PP No.82 Tahun 2001
yaitu 0,05 mgl. Hal ini menunjukkan bahwa hasil sisa buangan limbah domestik dan industri maupun perkantoran di sekitar pengambilan sampel tidak ataupun
lebih sedikit mengandung logam arsen sehingga belum ditemukan kadar yang berlebih dalam air Sungai.
Paparan per oral As Arsen anorganik bisa meningkatkan risiko kanker kulit, paru-paru , empedu, hati, ginjal, dan phospat, Toksisitas non kanker dari As
meliputi penebalan kulit, sakit lambung , mati rasa pada kaki dan tangan serta kebutaan. As juga bisa menimbulkan kanker, meliputi kanker kulit, empedu, dan
paru-paru. Efek dari As antara lain rasa gatal pada tangan, kram dan kaku pada otot, terasa panas dan iritasi pada tenggorokan dan lambung, nafas berbau
bawang putih, mulut berasa logam Widiowati,2008.
Universitas Sumatera Utara
i Hasil pengukuran terhadap logam Khrom Val.6 pada sampel 1satu dan 3 tiga menunjukkan nilai dibawah baku mutu Hal ini menunjukkan air Sungai Babura
belum mengandung logam berat Khrom Val.6 yang berat. Pencemaran logam chrom di lingkungan bisa berasal dari kegiatan industri
baja, tekstil, penyamakan, pencelupan,fotografi, zat pewarna dan mobilisasi bahan bakar. Sebagai pewarna, pencelup dan cat . Dalam bidang industri kimia,
Cr berguna sebagai bahan dasar pembuatan pigmen catwarna karena Cr mengandung komponen warna merah, kuning, orange, dan hijau. Pembakaran
sampah menggunakan insenerator merupakan cara yang paling mudah dan cepat untuk memusnahkan sampah. Insenerator juga merupakan sumber utama
pencemaran, seperti merkuri Hg, kromium Cr, timah Pb, cadmium Cd dan Arsen As Christianto,2007. Kulit yang alergi terhadap Cr akan cepat bereaksi
dengan adanya paparan Cr meskipun dalam dosis rendah. Khromium Cr bisa menyebabkan kulit gatal dan luka yang tidak lekas sembuh Widianto,2008
Hasil pengukuran terhadap bakteriologis air menunjukkan bahwa seluruh sampel air memiliki Colifecal yang jauh diatas kadar yang diperbolehkan PP
No.82 Tahun 2001 jumlah Colifecal dalam air yang diperbolehkan yaitu 100jml 100 ml air. Berdasarkan data yang terlihat pada tabel dapat dikemukakan bahwa
jumlah Colifecal tertinggi ditemukan pada sampel 3 hilir yakni daerah pemukiman dan aktivitas masyarakat yang tinggal di sekitar aliran Sungai.
Tingginya Colifecal dimungkinkan karena masyarakat buang air besar di Sungai.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Notoadmodjo 2003 bahwa ,air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri pathogen. Cara untuk
mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri pathogen, adalah dengan memeriksa sampel air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 ml air
terdapat kurang dari 4 bakteri E.Coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
Menurut Sutrisno2006, air minum tidak boleh mengandung bakteri- bakteri penyakitpathogen sama sekali dan tak boleh mengandung bakteri-
bakteri golongan Coli melebihi batas-batas yang telah ditentukan yaitu 1 Coli100 ml air. Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah
terkontaminasi dengan kotoran manusia. Bakteri pathogen yang mungkin ada dalam air antara lain adalah bakteri typsum, vibrio colera, bakteri dusentri dll.
5.2 Karakteristik Responden Di Kelurahan Petisah Tengah Lingkungan 1