BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis survai deskriptif. yaitu untuk mengetahui kualitas Air Sungai Babura dan perilaku masyarakat serta keluhan kesehatan kulit
pada masyarakat di sekitar sungai Babura di Kecamatan Medan Baru Tahun 2012.
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Medan Baru, kelurahan Petisah
Tengah. 3.2.2
Waktu Penelitian Penelitian dilakukan bulan April-Mei 2012.
3.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar sungai di kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Baru yang
berjumlah 56 Kepala Keluarga 2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang berjumlah 56 Kepala Keluarga. Alasan pengambilan sampel di Daerah Petisah Tengah ini
Universitas Sumatera Utara
adalah masyarakat banyak yang tinggal di sekitar sungai dan sebagian besar menggunakan air sungai tersebut untuk keperluan sehari-hari.
3.4 Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian adalah air sungai Babura di kecamatan Medan Baru. Sampel air diambil pada tiga titik yaitu hulu, yaitu di kelurahan Titi rante,
tengah di kelurahan Darat dan hilir di kelurahan Petisah Tengah yang diambil
secara serentak pada hari yang bersamaan. Lihat Lampiran
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah berupa 1. Data perilaku responden mengenai pencemaran air sungai yang diperoleh
melalui wawancara 2. Data kualitas fisik,kimia dan biologis air sungai Babura yang diperoleh
dengan cara : 3. Titik pengambilan sampel
Titik pengambilan sampel air ada sebanyak 3 titik yaitu titik hulu, tengah dan hilir. Titik hulu berada di Kelurahan Titi Rante, titik tengah di
Kelurahan Darat, di bawah jembatan sudirman dan hilir di Kelurahan Petisah Tengah. jembatan jalan kejaksaan.
Universitas Sumatera Utara
4. Teknik pengambilan sampel air secara rinci: a. Menyiapkan alat pengambil contoh sesuai dengan analisis yang
diperlukan. b. Bilas alat dengan contoh yang akan diambil sebanyak 3 tiga kali.
c. Mengambil contoh sesuai dengan peruntukan analisis d. Memasukkan air ke dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis.
e. Hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan khusus.
Pengambilan contoh untuk parameter pengujian dilakukan di laboratorium.
f. Pengambilan sampel air diambil pada kedalaman 135 cm, dan berjarak 2,5 m dari permukaan.
3.5.2. Data Sekunder
Data sekunder pada penelitian ini adalah data demografi yang diperoleh dari
Kantor Kelurahan Petisah Tengah.
3.6
Definisi Operasional
1. Sungai yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah pegunungantinggi sampai bermuara di lautdanau.
2. Parameter fisik air yang sangat menentukan kualitas air adalah kekeruhan turbiditas, suhu, warna, bau, rasa, jumlah padatan tersuspensi, padatan
terlarut.
Universitas Sumatera Utara
3. Parameter kimia yang dapat dijadikan indikator yang menentukan kualitas air adalah pH, oksigen terlarut, BOD, dan COD.
a. pH
pH adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam dan basa sesuatu larutan .
b. BOD Biological Oxigen Demand
BOD merupakan ukuran jumlah zat organik yang dapat dioksidasi oleh bakteri aerobjumlah oksigen yang digunakan untuk mengoksidasi
sejumlah tertentu zat organik dalam keadaan aerob.
c. Chemical Oxygen Demand COD
COD, yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat, untuk mengoksidasi
bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air.
d. Chromium
Logam berat kromium merupakan logam berat dengan berat atom 51,996 gmol.Pencemaran kromium dilingkungan terutama berasal dari
aktivitas pembakaran dalam rumah tangga,industri kulit, industri cat,serta industri yang menggunakan bahan baku Cr. Senyawa kromium
bisa menyebabkan iritasi mata, luka pada mata, iritasi kulit dan membran mukosa.
ArsenAs
Universitas Sumatera Utara
Salah Satu logam yang mencemari adalah arsen. Dengan nomor atom 33, berat atom 74,92 gmol. Gejala toksisitas yang dialami akibat
paparan arsen, ketidak normalan kulit berupa spot gelapterang pada kulit, keratosis pada telapak tangan kaki, dan akhirnya berkembang
menjadi kanker kulit.. 4. Kualitas mikrobiologis adalah persyaratan bacteriologis terhadap air sungai
yang dipersyaratkan yaitu koliform tinja yaitu total faecal coli dalam air sungai , kadar maksimum yang diperbolehkan yaitu 50 per 100 ml air.
5. Perilaku adalah semua kegiatan pengguna air baik yang dapat diamati maupun tidak.
6. Pengetahuan adalah hasil tahu pengguna air tentang penggunaan air sungai dan hubungannya dengan penyakit kulit.
7. Sikap adalah tanggapan pengguna air tentang penggunaan air sungai dan hubungannya dengan penyakit kulit
8. Tindakan adalah kegiatan atau aktifitas yang dilakukan pengguna air terhadapa air sungai.
9. Keluhan kesehatan kulit Merupakan Gejala atau tanda yang dialami oleh responden berupa:
a. gatal- gatal, b. Bintik- bintik merah
c. Nyeri, panas hangat dan kulit bersisik
Universitas Sumatera Utara
3.7 Pengukuran Variabel Perilaku