pencemar akan mengalami pengenceran sehingga tingkat pencemaran menjadi sangat rendah. Tetapi terkadang sebuah sungai mengalami pencemaran yang
berat sehingga air mengandung bahan pencemar yang sangat besar. Hampir setiap hari sungai menerima sejumlah besar aliran sedimen baik secara alamiah,
buangan industri, buangan limbah rumah tangga, aliran air permukaan, daerah urban dan pertanian Darwono, 2001.
Air sungai pada umumnya telah mengalami pencemaran, karena itu perlu diolah terlebih dahulu sebelum dipergunakan untuk keperluan rumah tangga.
Pengolahan purifikasi air ini dapat dibagi dalam dua golongan yaitu purifikasi alami dan purifikasi buatan. Dalam purifikasi buatan ini air mengalami tiga
proses secara bertahap yaitu proses koagulasi, filtrasi dan desinfeksi. Setelah mengalami ketiga proses tadi barulah air sungai dapat dipergunakan untuk
kepentingan rumah tangga RT. Secara sederhana di tiap-tiap rumah dapat dibuat instalasi pengolahan air sehingga memenuhi syarat kesehatan yang akan
sangat membantu pula pada usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit yang ditularkan melalui air. Untuk masyarakat luas pengolahan air permukaan
ini dilaksanakan di instalasi yang dibangun pemerintah dan dibagikan melalui pipa Entjang, 1985.
2.2.3. Pencemaran badan air
Kegoncangan dan keseimbangan lingkungan hidup sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang berhasil diwujudkan akal dan otak manusia
Universitas Sumatera Utara
dan adanya ledakan penduduk. Temuan teknologi, di satu sisi akan menguntungkan manusia karena lebih efisien dalam pemanfaatan waktu dan
biaya operasional, tetapi di sisi lain menyebabkan pemanfaatan sumberdaya alam melampaui daya pulih alami sumber daya alam sehingga menimbulkan
ketidakstabilan kualitas lingkungan Salim dalam Nurmayanti, 2002. Menurut UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
pencemaran lingkungan didefinisikan sebagai masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi danatau komponen lain ke dalam lingkungan hidup
oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai
peruntukkannya. Industrialisasi dan urbanisasi telah membawa dampak pada lingkungan. Pembuangan limbah industri dan domestik ke badan air merupakan
penyebab utama polusi air. Pencemaran air didefinisikan sebagai pembuangan substansi dengan karakteristik dan jumlah yang menyebabkan estetika, bau, dan
rasa menjadi terganggu dan atau menimbulkan potensi kontaminasi Suripin, 2002.
Penyebab pencemaran air berdasarkan sumbernya secara umum dapat dikategorikan sebagai sumber kontaminan langsung dan tidak langsung.
Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA Tempat Pembuangan Akhir Sampah, dan sebagainya.
Sumber tidak langsung yaitu kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah, atau atmosfer berupa hujan. Tanah dan air tanah mengandung
Universitas Sumatera Utara
mengandung sisa dari aktivitas pertanian seperti pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfer juga berasal dari aktivitas manusia yaitu pencemaran
udara yang menghasilkan hujan asam. Penyebab pencemaran air dapat juga digolongkan berdasarkan aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, yaitu limbah yang berasal dari industri, rumah tangga, dan pertanian Suriawiria, 1996.
Pembuangan air limbah ke badan sungai tidak selalu terus menerus sepanjang hari. Limbah yang dibuang baik kuantitas, kualitas maupun waktu
pembuangannya berkaitan erat dengan kegiatan yang dilakukan baik oleh rumah tangga secara individu, tempat-tempat pelayanan dan fasilitas umum
maupun oleh pabrik yang menghasilkan limbah tersebut. Air limbah dari sektor rumah tangga umumnya dibuang pada pagi hari hingga sore hari dan mencapai
puncaknya pada sekitar pukul 07.00 – 10.00 dan 16.00 – 20.00 sehingga komposisi air limbah tidak akan konstan sepanjang waktu. Sekitar 60-80
dari total air yang digunakan dalam rumah tangga dibuang sebagai limbah cair. Limbah tersebut secara langsung maupun tidak akan mencapai badan air air
tanah, sungai, danau sehingga mempengaruhi kualitas badan air Sudarmadji,
1995 dalam Nurmayanti, 2002.
2.2.4. Parameter Uji Kualitas Perairan Sungai