Suku Agama Pendidikan PEMBAHASAN

b. Suku

Proporsi penderita GGK yang dirawat inap di RS Martha Friska Medan tahun 2011 berdasarkan suku dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 6.2. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita GGK Berdasarkan Suku yang Dirawat Inap di RS Martha Friska Medan Tahun 2011 Berdasarkan gambar 6.2. dapat dilihat bahwa proporsi suku tertinggi adalah Batak 61,2 dan terendah adalah suku Minang 1,0. Hal ini tidak berarti suku Batak berisiko tinggi menderita GGK, tetapi menunjukkan penderita yang berkunjung ke RS Martha Friska Medan sebagian besar adalah suku Batak yaitu 61,2. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Maddal Umri 2011 di RSU. Dr. Pirngadi Medan dengan desain case series, proporsi suku penderita GGK tertinggi adalah suku Batak yaitu 49,1. 42 Universitas Sumatera Utara

c. Agama

Proporsi penderita GGK yang dirawat inap di RS Martha Friska Medan tahun 2011 berdasarkan agama dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 6.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita GGK Berdasarkan Agama yang Dirawat Inap di RS Martha Friska Medan Tahun 2011 Berdasarkan gambar 6.3. dapat dilihat bahwa proporsi agama tertinggi adalah Islam 48,7. Hal ini tidak menunjukkan keterkaitan antara agama dengan kejadian GGK, namun hanya menunjukkan bahwa jumlah penderita GGK yang datang berobat ke RS Martha Friska Medan sebagian besar beragama Islam. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wiwin Handayani 2006 di Rumah Sakit Tembakau Deli PTP Nusantara II Medan dengan desain case series, proporsi agama penderita GGK tertinggi adalah Islam 87,3. 43 Universitas Sumatera Utara

d. Pendidikan

Proporsi penderita GGK yang dirawat inap di RS Martha Friska Medan tahun 2011 berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita GGK Berdasarkan Pendidikan yang Dirawat Inap di RS Martha Friska Medan Tahun 2011 Berdasarkan gambar 6.4. dapat dilihat bahwa proporsi pendidikan tertinggi adalah AkademikPT 50,7 dan terendah tidak sekolahtidak tamat SD tidak ada. Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan penderita mengenai faktor risiko GGK, komplikasi, gejala klinis dan kesadaran untuk memeriksakan diri dan menjalani pengobatan yang sesuai dengan kondisi penyakit. Hasil penelitian Wiwin Handayani 2006 di Rumah Sakit Tembakau Deli PTP Nusantara II Medan dengan desain case series, menunjukkan bahwa pendidikan penderita GGK adalah AkademikPT 15,9 menduduki urutan ketiga tertinggi setelah SLTA dan SD. 43 Universitas Sumatera Utara

e. Pekerjaan