b. GFR besarnya 25 dari normal. c. Kadar BUN dan kreatinin serum mulai meningkat dari normal.
d. Gejala-gejala nokturia atau sering berkemih dimalam hari sampai 700 ml dan poliuria akibat dari kegagalan pemekatan mulai timbul.
2.5.3. Stadium III
Stadium ketiga dinamakan gagal ginjal stadium akhir atau uremia. a. Sekitar 90 dari massa nefron telah hancur atau rusak, atau hanya sekitar 200.000
nefron saja yang masih utuh. b. Nilai GFR hanya 10 dari keadaan normal.
c. Kreatinin serum dan BUN akan meningkat dengan mencolok. d. Gejala-gejala yang timbul karena ginjal tidak sanggup lagi mempertahankan
homeostatis cairan dan elektrolit dalam tubuh, yaitu: oliguri karena kegagalan glomerulus, sindrom uremik.
2.6. Manifestasi Klinis Gagal Ginjal Kronik GGK
Penyakit gagal ginjal kronik GGK akan menimbulkan gangguan pada berbagai sistem atau organ tubuh, antara lain :
2.6.1. Gangguan pada Sistem Gastrointestinal
Gangguan yang dialami dapat berupa: a. Anoreksia, nausea dan vomitus yang berhubungan dengan gangguan metabolisme
protein di dalam usus. Gangguan ini juga terjadi karena terbentuknya zat-zat toksik akibat metabolisme bakteri usus seperti ammonia dan metal guanidine, serta
sembabnya mukosa usus.
Universitas Sumatera Utara
b. Foetor uremik disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air liur diubah oleh bakteri di mulut menjadi ammonia sehingga nafas berbau ammonia. Akibat yang
lain adalah timbulnya stomatitis dan parotitis. c. Cegukan hiccup, sebabnya yang pasti belum diketahui, dan lain-lain.
34
2.6.2. Gangguan pada Kulit
Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning-kuningan akibat penimbunan urokrom serta gatal-gatal dengan ekskoriasi akibat toksin uremik dan
pengendapan kalsium di pori-pori kulit. Selain itu juga timbul gangguan seperti ekimosis akibat gangguan hematoligik dan timbul bekas-bekas garutan pada kulit
akibat garukan karena gatal.
34
2.6.3. Gangguan pada Sistem Hematologik
34
a. Anemia normokrom, normositer Dapat disebabkan oleh karena berkurangnya produksi eritropoetin sehingga
rangsangan pada sumsum tulang menurun, hemolisis, defisiensi besi dan asam folat, perdarahan pada saluran pencernaan dan kulit, serta fibrosis sumsum tulang akibat
hiperparatiroidisme sekunder. b. Gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia.
Hal ini disebabkan perdarahan akibat agregasi dan adhesi trombosit yang berkurang serta menurunnya faktor trombosit III dan ADP adenosine difosfat.
Gangguan ini juga dikarenakan masa perdarahan yang memanjang.
Universitas Sumatera Utara
c. Gangguan fungsi leukosit. Gangguan ini dapat berupa hipersegmentasi leukosit, fagositosis dan
kemotaksis berkurang. Terjadi penurunan fungsi limfosit sehingga tingkat imunitas menurun.
2.6.4. Gangguan pada Sistem Saraf dan Otot
a. Restless leg syndrome. Penderita merasa pegal di tungkai bawah dan selalu menggerakkan kakinya.
b. Burning feat syndrome. Rasa semutan dan seperti terbakar, terutama di telapak kaki.
c. Ensefalopati metabolik. Badan lemas, tidak bisa tidur, gangguan konsentrasi, tremor dan kejang-kejang.
d. Miopati. Kelemahan dan hipotropi otot-otot.
34
2.6.5. Gangguan pada Sistem Kardiovaskular