aktif bersama hormon paratiroid dapat meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor dalam usus.
16
2.3. Gejala Gagal Ginjal Kronik GGK
Pada tahap awal gagal ginjal kronik, tidak ditemukan gejala klinis karena ginjal masih bisa beradaptasi dalam menjalankan fungsinya. Pada tahap lanjut, gagal
ginjal kronik dapat menyebabkan anemia dengan gejala lemas, letih, lesu dan sesak napas. Terjadi penumpukan cairan tubuh yang lebih banyak lagi sehingga
menyebabkan pembengkakan seluruh bagian tubuh. Beberapa pasien memberikan gajala yang disebabkan keadaan uremik kadar urea dalam darah yang meningkat
yakni mual, muntah dan perubahan status mental ensefalopati, disertai ketidakseimbangan elektrolit.
25
2.4. Epidemiologi Gagal Ginjal Kronik GGK 2.4.1. Distribusi Frekuensi Gagal Ginjal Kronik GGK
a. Orang
Semakin meningkatnya umur dan ditambah dengan penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi hipertensi atau diabetes, maka ginjal cenderung akan menjadi
rusak dan tidak dapat dipulihkan kembali.
26
Berdasarkan penelitian Hanifa 2010 di RSUP. Adam Malik Medan, penderita GGK terbanyak pada kelompok umur 31-50
tahun 50,5.
27
Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan perkembangan End-Stage Renal Disease. Secara keseluruhan, insidensi End-Stage
Universitas Sumatera Utara
Renal Disease lebih besar pada laki-laki 56,3 daripada perempuan 43,7 walaupun penyakit sistemik tertentu yang menyebabkan End-Stage Renal Disease
lebih sering terjadi pada permpuan. End-Stage Renal Disease yang disebabkan oleh
nefropati hipertensif 6,2 kali lebih sering terjadi pada orang Afrika-Amerika daripada orang kaukasia.
18
Agama budha mengajarkan umatnya untuk berpuasa. Salah satu jenis puasa yang dilakukan agama budha disebut vegetaris. Vegetaris berarti tidak makan
makanan bernyawa daging dan hanya memakan sayur-sayuran. Kebiasaan masyarakat yang menganut agama budha tersebut dapat mencegah terkena penyakit
hipertensi yang merupakan salah satu faktor risiko untuk menimbulkan kejadian gagal ginjal kronik.
28
b. Tempat