Kadar air BIOPELET SEKAM PADI

14 Tabel 5. Hasil analisis sifat fisiko kimia arang sekam padi Komponen Satuan Nilai Kadar air bb 0.15 ± 0.00 Kadar abu bb 49.94 ± 0.13 Kadar zat terbang bb 20.69 ± 0.01 Kadar karbon terikat bb 29.37 ± 0.14 Nilai Kalor kkalkg 4630.50 ± 24.75

4.3. BIOPELET SEKAM PADI

Biopelet dibuat dari limbah biomasa sekam padi dengan penambahan arang sekam sebanyak 0, 10, dan 20 bb. Peletisasi dilakukan menggunakan ring die pellet mill yang memiliki dies berdiameter 8 mm dan memiliki kapasitas produksi 300 kgjam. Penggunaan arang sekam dibatasi hingga 20 dari berat total bahan baku. Hal tersebut disesuaikan dengan kemampuan mesin untuk melakukan proses densifikasi terhadap tingkat kekerasan bahan baku yang digunakan. Penambahan arang sekam di atas 20 dapat meningkatkan gaya gesekan pada lubang dies yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mesin, yaitu dies menjadi lebih cepat aus. Untuk menurunkan gaya gesekan tersebut, ditambahkan minyak jelantah sebesar 5 dari berat total bahan baku sekam dan arang sekam yang dapat berfungsi sebagai pelumas pada lubang dies sehingga mengurangi gaya gesekan yang ditimbulkan pada proses densifikasi. Minyak jelantah dipilih sebagai pelumas karena harganya murah dan mudah didapatkan dalam jumlah besar. Analisis sifat fisiko kimia biopelet didasarkan pada beberapa parameter, antara lain : kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon terikat, densitas kambah, keteguhan tekan, dan nilai kalor. Biopelet yang dihasilkan memiliki panjang yang berkisar antara 15-30 mm, seperti disajikan pada Gambar 4. A B C Gambar 4. Biopelet sekam padi, A 0 arang sekam; B 10 arang sekam; C 20 arang sekam

4.3.1. Kadar air

Kadar air merupakan salah satu parameter penentukan kualitas biopelet yang berpengaruh terhadap nilai kalor pembakaran, kemudahan menyala, daya pembakaran, dan jumlah asap yang dihasilkan selama pembakaran. Tingginya kadar air biopelet dapat menurunkan nilai kalor pembakaran, menyebabkan proses penyalaan menjadi lebih sulit, dan menghasilkan banyak asap pada proses pembakaran. Kadar air juga dipengaruhi oleh tinggi atau rendahnya tekanan mesin pada proses densifikasi. Tekanan yang tinggi menyebabkan biopelet yang terbentuk semakin padat, halus, dan seragam, sehingga partikel biomasa dapat saling mengisi pori-pori yang kosong dan menurunkan 15 Presentase Arang K a d a r A ir 20 10 7 6 5 4 3 2 1 3.10 3.61 4.82 molekul air yang dapat menempati pori-pori tersebut. Nilai kadar air rata-rata biopelet dapat dilihat pada Gambar 5. Kadar air biopelet memiliki nilai yang berbanding terbalik dengan jumlah persentase arang sekam yang digunakan. Semakin tinggi persentase arang yang ditambahkan pada campuran bahan baku biopelet, maka kadar air biopelet yang dihasilkan semakin rendah. Hal tersebut dikarenakan arang sekam memiliki kadar air lebih rendah dibandingkan sekam padi sehingga penambahan arang sekam menyebabkan kadar air biopelet yang dihasilkan semakin rendah pula. Banyaknya jumlah arang sekam yang ditambahkan juga dapat meningkatkan kerapatan partikel penyusun biopelet, sehingga diduga mampu mengurangi rongga udara antar partikel penyusun biopelet yang dapat terisi oleh molekul air. Gambar 5. Kadar air biopelet sekam padi pada berbagai persentase arang Berdasarkan hasil analisis ragam, persentase penggunaan arang terhadap kadar air biopelet sekam padi memberikan pengaruh yang berbeda nyata α = 0.05. Persentase arang 10 dan 20 memberikan pengaruh yang sama terhadap kadar air biopelet, sedangkan persentase arang 0 dan 10 serta 0 dan 20 memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kadar air biopelet Lampiran 3. Kadar air biopelet dengan penggunaan arang sekam sebesar 0, 10, dan 20 secara berturut-turut adalah 4.82, 3.61, dan 3.10. Kadar air tersebut jauh lebih rendah dibandingkan kadar air sekam padi 10.62 dan telah memenuhi standar kadar air biopelet yang ditetapkan oleh beberapa negara di Eropa, seperti yang disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Perbandingan nilai kadar air biopelet di beberapa negara Hasil penelitian Standar kadar air d Austria ONORM M 7135 Jerman DIN 51371 Swedia SS 18 71 70 Italia CTI - R 045 3.10 – 4.82 10 12 ≤ 10 ≤ 10 d Hahn 2004 16 Presentase Arang K a d a r A b u 20 10 20 15 10 5 20.00 17.47 15.14

4.3.2. Kadar abu