13 Sekam padi memiliki densitas kamba sebesar 126.92 kgm
3
. Densitas kamba sekam padi lebih kecil jika dibandingkan dengan jenis biomassa lainnya seperti bungkil jarak yang memiliki densitas
kamba 355.10 kgm
3
Zamirza 2010. Oleh sebab itu, proses densifikasi sekam padi menjadi biopelet diharapkan dapat meningkatkan densitas kamba sekam padi sehingga dapat meningkatkan efektivitas
dan efisiensi dalam proses transportasi. Nilai kalor merupakan parameter utama dalam menentukan kualitas suatu bahan bakar
Grover et al. 2002. Sekam padi memiliki nilai kalor sebesar 3450 kkalkg. Nilai kalor tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai kalor briket limbah biomassa stem tembakau yang berkisar
antara 2789-2969 kkalkg Nugrahaeni 2008, akan tetapi nilai kalor sekam padi belum bisa mencapai standar nilai kalor untuk biomassa yang ditetapkan oleh Amerika 4752 kkalkg, Jerman
4680 kalkg, Austria 4320 kkalkg, dan Prancis 4056 kkalkg.
4.2. SIFAT FISIKO KIMIA ARANG SEKAM PADI
Arang merupakan residu yang dihasilkan pada proses karbonisasi suatu bahan yang mengandung karbon pada kondisi terkendali di dalam ruangan tertutup Masturin 2002. Karbonisasi
merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memperbaiki karakteristik pembakaran biomassa karena dapat meningkatkan kadar karbon terikat pada biomassa, sehingga dapat meningkatkan nilai
kalor pembakaran. Karbonisasi juga dapat mengurangi asap yang ditimbulkan pada saat arang diaplikasikan sebagai bahan bakar karena sebagian besar komponen zat terbang telah terlepas pada
saat proses karbonisasi. Karbonisasi sekam padi bertujuan untuk memperbaiki karakteristik pembakaran biopelet
sekam padi. Sekam padi yang digunakan pada proses karbonisasi diperoleh dari losses penyaringan setelah sekam digiling. Pemanfaatan losses tersebut mampu meningkatkan rendemen biopelet yang
dihasilkan. Karbonisasi sekam padi dilakukan menggunakan tabung kiln pada suhu 400
o
C selama 5 jam. Rendemen arang sekam yang diperoleh adalah sebesar 35.71. Rendemen arang sekam yang
dihasilkan pada proses karbonisasi dipengaruhi oleh suhu dan lama waktu karbonisasi. Hasil penelitian Liliana 2010 menunjukkan bahwa karbonisasi bungkil jarak menghasilkan arang dengan
rendemen yang berbanding terbalik terhadap tingginya suhu karbonisasi. Semakin tinggi suhu karbonisasi maka rendemen arang yang dihasilkan semakin rendah. Pada suhu 400
o
C, proses karbonisasi bungkil jarak menghasilkan rendemen sebesar 40, sedangkan pada suhu 500
o
C, rendemen arang bungkil jarak yang dihasilkan turun menjadi 32.17.
Hasil analisis sifat fisiko kimia arang sekam disajikan pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa terjadi perubahan sifat fisiko kimia sekam padi setelah dilakukan proses
karbonisasi. Arang sekam padi mempunyai kadar air sebesar 0.15. Kadar air tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan kadar air sekam padi 10.62. Jumlah kadar air yang rendah dapat
meningkatkan kualitas arang sekam sebagai bahan bakar. Kadar karbon terikat pada arang sekam meningkat signifikan menjadi 29.37. Nilai tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan
kadar karbon terikat sekam padi tanpa karbonisasi 3.98. Peningkatan kadar karbon terikat pada arang sekam disebabkan karena adanya penurunan kadar zat terbang pada arang sekam padi setelah
dilakukan proses karbonisasi. Arang sekam memiliki nilai kalor sebesar 4630.50 ± 24.75 kkalkg. Proses karbonisasi dapat meningkatkan nilai kalor rata-rata sekam padi sebesar 1180.50 kkalkg.
14 Tabel 5. Hasil analisis sifat fisiko kimia arang sekam padi
Komponen Satuan
Nilai
Kadar air bb
0.15 ± 0.00 Kadar abu
bb 49.94 ± 0.13
Kadar zat terbang bb
20.69 ± 0.01 Kadar karbon terikat
bb 29.37 ± 0.14
Nilai Kalor kkalkg
4630.50 ± 24.75
4.3. BIOPELET SEKAM PADI