12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. SIFAT FISIKO KIMIA SEKAM PADI
Sekam padi merupakan biomassa limbah pertanian yang berbentuk curah dan memiliki densitas kamba yang sangat rendah sehingga proses penanganan dan tranportasi menjadi tidak efisien.
Untuk mengetahui kualitas sekam padi secara lebih spesifik maka dilakukan pengujian sifat fisiko kimia sekam padi sehingga dapat dijadikan sebagai parameter peningkatan kualitas sekam padi setelah
dilakukan proses densifikasi menjadi biopelet. Hasil analisis sifat fisiko kimia sekam padi disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil analisis sifat fisiko kimia sekam padi
Komponen Satuan
Nilai
Kadar air bb
10.62 ± 0.00 Lemak
bk 0.26 ± 0.00
Serat Kasar bk
45.43 ± 0.01 Kadar abu
bb 17.07 ± 0.00
Kadar zat terbang bb
78.96 ± 0.10 Kadar karbon terikat
bb 3.98 ± 0.11
Densitas kamba kgm
3
126.92 ± 0.00 Nilai kalor
kkalkg 3450 ± 0.00
Berdasarkan hasil pengujian sifat fisiko kimia sekam padi pada Tabel 4, diketahui bahwa sekam padi memiliki kadar air 10.62 bb. Kadar air sekam padi mempengaruhi kualitas biopelet
dimana kadar air yang tinggi dapat menurunkan nilai kalor pembakaran dan begitu juga sebaliknya. Sekam padi memiliki kadar lemak sebesar 0.26 bk. Kadar lemak yang rendah mempunyai
pengaruh positif terhadap kualitas biomassa karena dapat mengurangi asap yang ditimbulkan pada proses pembakaran. Keberadaan komponen lemak juga dapat meningkatkan nilai kalor biomassa
sehingga semakin tinggi kadar lemak pada suatu biomassa maka nilai kalorinya semakin tinggi pula. Komponen lemak juga dapat menjadi pelumas yang dapat mempermudah proses densifikasi biomassa
menjadi biopelet. Sekam padi memiliki kadar serat kasar sebesar 45.43 bk. Tingginya kadar serat kasar
sekam padi menyebabkan sekam padi mempunyai sifat fisik yang keras, sehingga proses penggilingan sekam padi menjadi lebih sulit dan lama. Sekam padi mempunyai kadar karbon terikat yang sangat
rendah yaitu 3.98 bb. Hal tersebut dikarenakan tingginya kadar abu dan kadar zat terbang pada sekam padi. Sekam padi memiliki kadar abu dan kadar zat terbang berturut-turut sebesar 17.07 bb
dan 78.96 bb. Salah satu unsur penyusun abu adalah silika. Semakin tinggi kadar silika pada suatu biomassa maka semakin tinggi pula kadar abu pada biomassa tersebut. Masturin 2002
menyatakan bahwa kandungan abu yang tinggi dapat menurunkan nilai kalor sehingga kualitas bahan bakar biomassa tersebut menurun. Kadar zat terbang juga dapat menurunkan kualitas sekam padi
sebagai bahan bakar karena dapat menimbulkan banyak asap pada saat proses pembakaran. Kadar zat terbang dipengaruhi oleh jenis bahan baku sehingga perbedaan jenis bahan baku akan berpengaruh
terhadap kadar zat menguap.
13 Sekam padi memiliki densitas kamba sebesar 126.92 kgm
3
. Densitas kamba sekam padi lebih kecil jika dibandingkan dengan jenis biomassa lainnya seperti bungkil jarak yang memiliki densitas
kamba 355.10 kgm
3
Zamirza 2010. Oleh sebab itu, proses densifikasi sekam padi menjadi biopelet diharapkan dapat meningkatkan densitas kamba sekam padi sehingga dapat meningkatkan efektivitas
dan efisiensi dalam proses transportasi. Nilai kalor merupakan parameter utama dalam menentukan kualitas suatu bahan bakar
Grover et al. 2002. Sekam padi memiliki nilai kalor sebesar 3450 kkalkg. Nilai kalor tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai kalor briket limbah biomassa stem tembakau yang berkisar
antara 2789-2969 kkalkg Nugrahaeni 2008, akan tetapi nilai kalor sekam padi belum bisa mencapai standar nilai kalor untuk biomassa yang ditetapkan oleh Amerika 4752 kkalkg, Jerman
4680 kalkg, Austria 4320 kkalkg, dan Prancis 4056 kkalkg.
4.2. SIFAT FISIKO KIMIA ARANG SEKAM PADI