Kadar zat terbang Kadar karbon terikat

17 Persentase Arang K a d a r Z a t T e rb a n g 20 10 90 80 70 60 50 40 30 20 10 68.14 72.86 79.94 dengan penggunaan 20 arang, yaitu sebesar 20.00. Tingginya kadar abu merupakan salah satu kelemahan pada biopelet sekam padi. Hal tersebut dikarenakan abu dapat menginduksi proses pembentukan slag yang dapat menurunkan efisiensi pembakaran Compete 2009, akan tetapi, abu sekam padi dapat dimanfaatkan sebagai abu gosok, campuran bahan bangunan, dan agen pemucat minyak Widowati 2001. Abu sekam padi tersusun dari silika 94.5, alkali, dan logam pengotor Priyosulistyo, 1999. Silika merupakan bahan kimia yang bersifat amorf dan dapat diaplikasikan di bidang elektronik, mekanik, seni, dan pembuatan senyawa-senyawa kimia, termasuk pembuatan zeolit Sriyanti et al. 2005.

4.3.3. Kadar zat terbang

Kadar zat terbang dapat dijadikan sebagai parameter untuk mengukur banyaknya asap yang dihasilkan pada saat pembakaran. Semakin tinggi jumlah kadar zat terbang dari suatu bahan bakar maka jumlah asap yang dihasilkan semakin tinggi. Kadar zat terbang merupakan zat yang dapat menguap sebagai hasil dekomposisi senyawa-senyawa yang masih terdapat di dalam arang selain air Hendra dan Pari 2000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar zat terbang berbanding terbalik dengan peningkatan persentase arang sekam yang digunakan. Semakin tinggi persentase arang sekam yang digunakan, maka kadar zat terbang biopelet semakin rendah dan begitu pula sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan sebagian kecil zat terbang pada biopelet dengan penambahan arang sekam telah terlepas pada saat proses karbonisasi sekam padi. Kadar zat terbang yang dihasilkan pada biopelet sekam padi berkisar antara 68.14 – 79.94. Kadar zat terbang rata-rata terendah sebesar 68.14 dimiliki oleh biopelet dengan penambahan 20 arang sekam, sedangkan kadar zat terbang tertinggi dihasilkan oleh biopelet yang terbuat dari 100 sekam padi. Hasil analisis kadar zat terbang biopelet sekam padi disajikan pada Gambar 7. Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 5, persentase penggunaan arang sekam memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kadar zat terbang biopelet sekam padi α = 0.05. Persentase arang 0 memberikan pengaruh yang sama dengan persentase arang 10 terhadap kadar zat terbang biopelet sekam padi dan berbeda dengan persentase arang 20. Gambar 7. Kadar zat terbang biopelet sekam padi pada berbagai persentase arang 18 Persentase Arang K a d a r K a rb o n T e ri k a t 20 10 20 15 10 5 11.85 9.68 4.92

4.3.4. Kadar karbon terikat

Karbon terikat merupakan komponen fraksi karbon C yang terdapat di dalam bahan selain air, abu, dan zat terbang, sehingga keberadaan karbon terikat pada biopelet sekam padi dipengaruhi oleh nilai kadar abu dan kadar zat terbang pada biopelet tersebut. Pengukuran karbon terikat menunjukkan jumlah material padat yang dapat terbakar setelah komponen zat terbang dihilangkan dari bahan tersebut Speight 2005. Hasil analisis ragam Lampiran 6 menunjukkan bahwa persentase penggunaan arang sekam memberikan nilai kadar karbon terikat yang berbeda nyata α = 0.05 pada biopelet sekam padi. Persentase penggunaan arang sekam 0 dan 10 serta 0 dan 20 memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kadar karbon terikat pada biopelet sekam padi, sedangkan persentase penggunaan arang sekam 10 dan 20 memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap kadar karbon terikat pada biopelet sekam padi. Hasil analisis kadar karbon terikat pada biopelet sekam padi disajikan pada Gambar 8. Gambar 8. Kadar karbon terikat biopelet sekam padi pada berbagai persentase arang Pada Gambar 8, dapat diketahui bahwa nilai kadar karbon terikat rata-rata tertinggi sebesar 11.85 dimiliki oleh biopelet dengan persentase penggunaan arang sekam sebesar 20, sedangkan kadar karbon terikat rata-rata terendah sebesar 4.92 diperoleh dari biopelet dengan persentase penggunaan arang sekam 0. Peningkatan jumlah persentase arang sekam menyebabkan terjadinya kenaikan kadar karbon terikat pada biopelet sekam padi. Hal tersebut diduga karena adanya pengaruh penambahan arang sekam yang telah mengalami proses karbonisasi. Proses karbonisasi dapat menurunkan kadar zat terbang pada biomassa, sehingga penggunaan arang sekam pada formulasi bahan baku juga dapat meningkatkan kadar karbon terikat. 19 Presentase Arang D e n s it a s K a m b a K g m 3 20 10 800 700 600 500 400 300 200 100 741.56 728.43 676.77

4.3.5. Densitas kamba