66 melainkan pada bagian yan terserang hama dan penyakit saja. Hal ini dapat
menyebabkan hama dan penyakit tersebut menjalar ke bagian tanaman yang lain.
Gambar 26 Hama Kambing
Menurut Arifin dan Arifin 2005, tahapan pengendalian hama dan penyakit yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: a mengidentifikasi hama
atau penyakit yang menyerang tanaman; b memilih pestisida yang efektif terhadap hama dan penyakit tersebut; c melarutkan pestisida mengikuti petunjuk
dan dosis yang benar; d menyemprotkan pestisida dengan cara yang benar, searah dengan hembusan angin; e menempatkan pestisida di dalam tanah dekat
dengan perakaran tanaman bila menggunakan pestisida yang bersifat sistematik; f segera membersihkan diri setelah melakukan tindakan pengendalian hama dan
penyakit untuk menghindari efek keracunan.
d. Pemupukan
Tanaman yang sehat membutuhkan pemeliharaan yang baik salah satunya dengan melakukan pemupukan, yang bertujuan menjaga pertumbuhan tanaman,
menyuplai unsur hara tambahan bagi tanaman, dan memperbaiki daya serap air. Jenis pupuk yang digunakan di Telaga Golf Sawangan adalah pupuk organik
seperti kompos dengan interval pemupukan sebulan sekali dan pupuk kimiawi inorganik seperti NPK dan Urea dengan interval pemupukan tiga bulan sekali.
Pemupukan dilakukan oleh pihak kontraktor dimulai dari welcome area sampai keseluruhan kawasan permukiman yang merupakan tanggung jawabnya.
67 Pemupukan menggunakan pupuk NPK pada saat pengolahan media tanam
dimaksudkan untuk menggemburkan serta memperbaiki porositas tanah. Telaga Golf Sawangan memiliki alat pengolahan pupuk kompos sendiri.
Proses pembuatan kompos akhir-akhir ini dilakukan setiap sebulan sekali, seharusnya pengomposan dilakukan setiap seminggu sekali dengan menyesuaikan
banyaknya sampah organik yang dapat dimanfaatkan kembali untuk dijadikan pupuk kompos. Hal ini juga dapat menghematkan biaya pengeluaran pengelola
untuk pembelian bahan pupuk kompos. Kurangnya tenaga kerja pada in-house menyebabkan pengurangan intensitas pembuatan pupuk kompos. Kegiatan
pemupukan yang dilakukan menggunakan metode broadcast, terdiri dari dua orang tenaga kerja, yaitu satu orang melakukan pemupukan dan satu orang
lainnya bertugas melakukan penyiraman setelah pemupukan.
e. Pendangiran dan Penyiangan Gulma
Weeding
Pendangiran adalah usaha mengemburkan tanah di sekitar tanaman yang bertujuan memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.
Pendangiran juga ditujukan untuk memudahkan peresapan air dan oksigen ke dalam tanah agar aerasi menjadi baik, sekaligus membersihkan tanaman liar dan
gulma yang tumbuh di sekitar tanaman. Pendangiran dilakukan dalam interval
waktu selama 30 hari dengan menggunakan kored.
Gulma adalah tanaman liar yang tumbuh bersamaan dengan tanaman pokok yang dapat merusak estetika tanaman dan secara fungsional akan
mengurangi hara, pemanfaatan matahari, air tanah, dan tempat tumbuh bagi tanaman utama. Kegiatan penyiangan gulma dilakukan untuk membebaskan
tanaman pokok dari tanaman pengganggu dengan cara membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman agar kemampuan kerja akar untuk menyerap
unsur hara dapat berjalan secara optimal. Penyiangan juga bertujuan mencegah datangnya hama dan penyakit yang biasanya menjadikan rumput atau gulma lain
sebagai tempat tumbuh dan sembunyi, sekaligus untuk memutus siklus hidupnya. Pada kawasan permukiman gulma dapat ditemukan di pot tanaman, sela-
sela perkerasan paving conblock, groundcover, dan hamparan rumput. Gulma
68 yang biasa tumbuh di antaranya adalah rumput jarum Axonopus compressus,
rumput teki Cyperus kyllingia, dan putri malu Mimosa pudica. Kegiatan penyiangan dilakukan dengan memangkas gulma dari bagian
akar sehingga gulma tidak dapat tumbuh kembali. Penyiangan untuk gulma yang tergolong rapat menggunakan alat kape, sedangkan untuk penyiangan gulma
berupa semak menggunakan sabit. Penyiangan gulma yang dilakukan di permukiman dilakukan secara rutin dalam interval waktu selama sebulan sekali
dan bergantung pada intensitas gulma. Penyiangan gulma sebaiknya dilakukan pada tahun-tahun permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman tidak
terhambat, selanjutnya pada saat awal atau akhir musim penghujan, karena pada saat itu banyak gulma yang tumbuh. Sampah dari penyiangan gulma sebaiknya
tidak dibuang sembarangan karena sisa gulma tersebut dapat tumbuh kembali apabila menempel pada media yang sesuai. Pengendalian gulma harus dilakukan
secara menyeluruh dan kemudian segera dibakar agar tidak bersisa. Kegiatan pendangiran dan penyiangan gulma weeding bertujuan utama
menjaga pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kegiatan ini biasa dilakukan setelah kegiatan pemangkasan agar tanaman terlihat lebih indah dan tertata rapih.
Kurangnya tenaga kerja mengakibatkan masih adanya gulma pada tanaman, penambahan tenaga kerja diharapkan dapat memperbaiki hal tersebut.
Gambar 27 Kegiatan Penyiangan Gulma
f. Renovasi Tanaman