Pengendalian Hama dan Penyakit

64

c. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu tindakan pemeliharaan fisik. Tanaman yang terserang hama dan penyakit cukup menggangu keindahan karena kondisi-kondisi seperti warna daun yang tidak segar, tumbuh percabangan yang tidak diharapkan, batang kering, dan hadirnya serangga yang tidak mengganggu. Setiap tanaman memiliki kemungkinan terserang hama seperti belalang, kutu, ulat, dan sejenisnya, begitu juga dengan kemungkinan terserang penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada tanaman. Pengendalian hama dan penyakit ini dilakukan untuk memberantas sekaligus melakukan pencegahan terhadap hama dan penyakit. Pemberantasan yang dilakukan adalah mengendalikan jumlah populasi hama dan penyakit yang ada. Pencegahan dilakukan untuk meminimalkan timbulnya serangan hama dan penyakit tanaman, seperti dengan memperbaiki dan menjaga kebersihan lingkungan taman rumah agar tetap sehat agar tindakan pengendalian hama dan penyakit menjadi tepat sasarannya, maka yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mengetahui jenis hama dan penyakit yang sedang menyerang tanamannya. adapun langkah yang tepat dalam pengendalian hama dan penyakit, sebagai berikut: a mengidentifikasi permasalahan yang ada; b pemilihan pestisida yang tepat; c penggunaan pestisida pada waktu yang tepat Carpenter et al., 1975. Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti mekanis, fisik, biologi, kimiawi dengan penggunaan pestisida, karantina, dan teknik budi daya. Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan di permukiman Telaga Golf Sawangan adalah cara kimiawi dengan penyemprotan pestisida dan pengendalian secara fisik dengan pemangkasan manual pada bagian tanaman yang terserang hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan bersifat insidental tidak rutin. Hama yang sering menyerang tanaman adalah ulat, hama cacing tanah, siput, serangga, bahkan hewan ternak seperti kambing dan sapi. Gangguan hama seperti ulat yang memakan daun pada ground cover diatasi dengan penyemprotan larutan Decis atau Kurakron pada bagian tanaman yang terserang. Hama seperti kambing dan sapi tergolong berbahaya karena selain 65 memakan rumput, mereka juga memakan berbagai jenis tanaman yang ada di permukiman, hal ini sangat merusak pertumbuhan tanaman seperti semak dan pepohonan lainnya. Tanaman semak atau ground cover yang telah dimakan oleh hewan ternak biasanya akan kering pada bagian tanaman yang tidak dimakan, kemudian selang beberapa hari tanaman tersebut akan mati. Tindakan pengendalian dan pencegahan yang dilakukan pengelola terhadap gangguan hama dari hewan ternak yang berasal dari kampung warga sekitar permukiman adalah penyemprotan Kurakron pada tanaman yang biasanya dimakan hewan tersebut agar hewan ternak dapat mencium baunya yang tidak sedap dan tidak memakan tanaman tersebut. Namun, cara ini kurang berpengaruh karena hewan ternak tersebut tetap saja memakan tanaman-tanaman. Jika tanaman sudah mulai rusak dan mati akibat hama hewan ternak tindakan yang dilakukan pihak pengelola adalah menggantinya dengan tanaman yang baru. Hal ini sangat disayangkan karena kemungkinan hama dari hewan ternak akan selalu ada, walaupun tanamannya sudah diganti dengan tanaman baru hewan ternak tersebut akan tetap memakannya kembali. Pihak pengelola diharapkan melakukan tindakan yang tegas terhadap warga luar, mulai membatasi akses masuk dan keluar warga kampung sekitar semisal dengan pembuatan pagar yang hanya dapat dilalui manusia saja, tidak bisa dilalui oleh hewan-hewan ternak, ataupun pemberian sangsi dan denda bagi warga luar yang diketahui membawa masuk hewan ternak tersebut ke kawasan permukiman. Jumlah tanaman yang terserang hama dan penyakit tanaman tidak terlalu banyak pada kawasan permukiman ini. Namun, pengelola diharapkan dapat melakukan tindakan pengendalian hama dan penyakit ini secara rutin, dilakukan setiap hari dengan penggunaan alat dan bahan yang sesuai, seperti jenis obat yang akan digunakan, sprayer, sarung tangan, dan masker. Kegiatan pengendalian hama dan penyakit dikerjakan oleh tenaga kerja in- house dari estate menggunakan alat hand sprayer secara insidental, hanya ketika diketahui bahwa terdapat tanaman yang terserang hama dan penyakit. Kegiatan penyemprotan pestisida tidak dilakukan secara menyeluruh pada tanaman, 66 melainkan pada bagian yan terserang hama dan penyakit saja. Hal ini dapat menyebabkan hama dan penyakit tersebut menjalar ke bagian tanaman yang lain. Gambar 26 Hama Kambing Menurut Arifin dan Arifin 2005, tahapan pengendalian hama dan penyakit yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: a mengidentifikasi hama atau penyakit yang menyerang tanaman; b memilih pestisida yang efektif terhadap hama dan penyakit tersebut; c melarutkan pestisida mengikuti petunjuk dan dosis yang benar; d menyemprotkan pestisida dengan cara yang benar, searah dengan hembusan angin; e menempatkan pestisida di dalam tanah dekat dengan perakaran tanaman bila menggunakan pestisida yang bersifat sistematik; f segera membersihkan diri setelah melakukan tindakan pengendalian hama dan penyakit untuk menghindari efek keracunan.

d. Pemupukan