Lanskap Permukiman Manajemen Lanskap Permukiman

5 setempat, untuk mempertahankan, melangsungkan, dan mengembangkan hidupnya. Pengertian pola dan sebaran permukiman memiliki hubungan yang sangat erat. Sebaran permukiman membincangkan hal terdapat atau tidaknya permukiman dalam suatu wilayah, sedangkan pola permukiman merupakan sifat sebaran, lebih banyak berkaitan dengan akibat faktor-faktor ekonomi, sejarah, dan budaya.

2.2 Lanskap Permukiman

Tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar manusia yang terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah membangun berbagai sarana permukiman yang layak bagi masyarakat. Simonds 1983 mengidentifikasi permukiman terdiri dari kelompok- kelompok rumah yang memiliki ruang terbuka hijau secara bersama-sama serta merupakan kelompok yang cukup kecil untuk melibatkan keluarga dalam suatu aktivitas, tetapi cukup besar untuk menampung semua fasilitas umum seperti tempat berbelanja, lapangan bermain, serta daerah penyangga. Menurut Nurisjah dan Pramukanto 1995, bentuk kawasan permukiman dengan model park housing complex merupakan lingkungan hunian yang akan memberikan lingkungan yang baik bagi warganya dalam arti memuaskan, aman, dan juga menyenangkan. Lingkungan lanskap permukiman yang seperti ini dapat menunjang setiap kegiatan individu yang bermukim di dalamnya. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.1 Tahun 2007 mengenai Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan RTHKP menyatakan bahwa perkembangan dan pertumbuhan kotaperkotaan yang disertai dengan alih fungsi lahan yang pesat telah menimbulkan kerusakan lingkungan yang dapat menurunkan daya dukung lahan dalam menopang kehidupan masyarakat di kawasan perkotaan. Oleh karena itu, perlu diupayakan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan melalui penyediaan ruang terbuka hijau yang memadai sebanyak 20 dari luas kawasan, yang dalam kasus ini meliputi peningkatan kualitas lanskap permukiman melalui proses manajemen pemeliharaan. 6

2.3 Manajemen Lanskap Permukiman

Menurut Parker dan Bryan 1989, setiap lingkungan hunian manusia memerlukan proses manajemen yang harus dilakukan yang meliputi setting terhadap objek lanskap, perencanaan pengoperasian, penempatan setiap area kegiatan pemeliharaan, pemantauan terhadap kegiatan pemeliharaan, dan perencanaan kembali sesuai tujuan dan kepentingan awal. Menurut Stoner dan Freeman 1992, pengelolaan atau manajemen adalah suatu proses merencanakan planning, mengoperasikan organizing, memimpin leading, dan mengendalikan controlling anggota organisasi dan proses menggunakan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. 1. Merencanakan Planning Planning merupakan proses menetapkan sasaran dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai sasaran, menetapkan kebijakan dan tata cara pelaksanaan, dan merumuskan rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang. Rencana mengarahkan tujuan organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapainya. 2. Mengorganisasikan Organizing Organizing merupakan proses mengatur dan mengalokasikan pekerjaan, wewenang, dan sumber daya di antara anggota organisasi sehingga dapat tercapai sasaran organisasi. Pengorganisasian menghasilkan struktur hubungan dalam sebuah organisasi, dan melalui hubungan yang terstruktur ini rencana masa depan akan tercapai. 3. Memimpin Leading Leading merupakan proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh organisasi. 4. Mengendalikan Controlling Controlling merupakan proses untuk memastikan bahwa aktivitas yang dikerjakan sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Fungsi ini mencakup pengawasan terhadap standar kerja dan metode pelaksanaan yang dilakukan, juga mengawasi apakah semua berjalan sesuai dengan tujuan dan kebijakan yang telah ditetapkan. Fungsi controlling juga mencakupi pelaporan, evaluasi yang 7 berkelanjutan, serta pengambilan langkah-langkah yang tepat dalam melakukan perbaikan atau antisipasi program jika diperlukan. Menurut Arifin dan Arifin 2000, organisasi yang baik menghasilkan efisiensi dan efektivitas penggunaan tenaga kerja, peralatan, bahan, dan waktu. Sistem organisasi dalam pemeliharaan taman senantiasa dilakukan oleh pemelihara taman skala besar, seperti pengelolaan taman permukiman real-estate, taman perkantoran, taman umum milik pemerintah, dan taman rekreasi. Menurut Sternloff dan Warren 1984, pengelola seharusnya dapat merencanakan program pemeliharaan dengan pengorganisasian yang baik, yaitu sebagai berikut. 1. Fasilitas dan peralatan taman yang harus dipelihara perlu diinventariasi dan diidentifikasi. 2. Pemeliharaan rutin direncanakan meliputi: a penyusunan standar pemeliharaan fasilitas dan peralatan taman; b pengidentifikasian dan pembuatan daftar kebutuhan tugas pemeliharaan rutin secara spesifik untuk mencapai standar pemeliharaan; c penjelasan prosedur metode yang paling efisien untuk menyelesaikan tugas pemeliharaan rutin; d penentuan frekuensi tugas pemeliharaan pada setiap jenis pekerjaan; e penentuan kebutuhan tenaga kerja untuk menyelesaikan tugas tersebut; f penentuan kebutuhan bahan dan peralatan yang digunakan untuk setiap tugas tersebut; g penetapan perkiraan waktu pelaksanaan tugas yang tepat. 3. Alat-alat yang digunakan untuk pemeliharaan tidak rutin atau yang bersifat insidental direncanakan. 4. Jadwal dan cara pemeliharaan pencegahan untuk mengatasi keadaan yang mungkin mempercepat kerusakan taman direncanakan. 5. Jadwal tanggung jawab penugasan untuk setiap pekerjaan yang meliputi penugasan perorangan, kelompok, atau penyerahan tugas kepada kontraktor dibuat. 6. Pengawasan terhadap sistem pekerjaan perencanaan dan perancangan, ketepatan jadwal pekerjaan pemeliharaan, serta kapasitas pekerjaan dilakukan. 7. Sistem analisis biaya pemeliharaan dibuat. Sternloff dan Warren 1984 menyatakan bahwa tujuan pemeliharaan adalah untuk menjaga taman dan area rekreasi beserta fasilitas dalam keadaan atau 8 mendekati aslinya. Untuk mencapai hasil yang diharapkan, terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan oleh pihak pengelola, yaitu a menetapkan prinsip-prinsip operasi, b mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan, dan c memelihara fasilitas berdasarkan standar pemeliharaan yang telah ditetapkan. Efektivitas pekerjaan pegawai pemeliharaan taman menurut Arifin dan Arifin 2000 sangat ditentukan oleh motivasi kerja dan keterampilan pegawai, sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan, ketersediaan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan, tingkat pengawasan kerja di lapang, dan kelancaran komunikasi pimpinan dengan para mandor serta mandor dengan pegawai pemeliharaan taman di lapang. 9

BAB III METODOLOGI