Menurut Nuryawan 2007 proses pengempaan pada papan komposit yang berasal dari kayu asal berkerapatan rendah akan menyebabkan pengembangan tebal yang
tinggi apabila papan tersebut direndam dalam air, akibat dari internal stress yang ditimbulkannya. Semakin rendah kerapatan kayu asalnya, semakin banyak juga
volume partikel yang diperlukan untuk membuat papan partikel. Hal ini berpengaruh terhadap proses perekatan karena semakin banyak partikel kayu,
distribusi perekat menjadi berkurang.
4.2. Sifat Mekanis Papan Partikel
4.2.1. Modulus of Elasticity MOE
Keteguhan lentur merupakan ukuran ketahanan suatu benda untuk mempertahankan bentuk yang berhubungan dengan kekakuan Haygreen dan
Bowyer 1989. Nilai MOE hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar 9. Dapat dilihat pada Gambar 9 bahwa nilai MOE menjadi meningkat apabila target
kerapatan papan partikel juga ditingkatkan. Seluruh papan partikel hasil penelitian memiliki nilai MOE yang jauh lebih tinggi pada target kerapatan 0,6 gcm
3
dibandingkan dengan target kerapatan 0,4 gcm
3
. Hal ini sejalan dengan Haygreen dan Bowyer 1989, yang menyatakan bahwa semakin tinggi kerapatan papan
partikel maka akan semakin tinggi sifat keteguhan dari papan yang dihasilkan.
Gambar 9 MOE papan partikel.
Dari pengujian MOE papan partikel yang telah dilakukan menunjukkan bahwa papan partikel dengan target kerapatan 0,4 gcm
3
memiliki nilai MOE
0.00 5000.00
10000.00 15000.00
20000.00 25000.00
sengon cempaka
manglid campuran
M O
E kgcm2
JENIS KAYU
Target 0.4 Target 0.6
tertinggi sebesar 12866,11 kgcm
2
yaitu papan partikel dari jenis kayu sengon, dan nilai terendah sebesar 6711,03 kgcm
2
yaitu papan partikel dari jenis kayu campuran, nilai rata-ratanya adalah sebesar 8800,88 kgcm
2
. Sedangkan papan partikel dengan target kerapatan 0,6 gcm
3
memiliki nilai MOE tertinggi sebesar 23209,19 kgcm
2
yaitu papan partikel dari jenis kayu sengon, sedangkan nilai terendah sebesar 16397,21 kgcm
2
yaitu papan partikel dari jenis kayu cempaka, nilai rata-ratanya adalah sebesar 19581,12 kgcm
2
. Rowell 2005 menyatakan bahwa sumber utama keteguhan kayu terletak pada serat-serat kayu tersebut, serat
kayu umumnya tersusun atas tiga komponen kimia utama, yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Selulosa yang memiliki rantai polimer dan bobot
molekul yang tinggi bertanggungjawab penuh terhadap keteguhan kayu. Sedangkan hemiselulosa bertindak sebagai matrik pembentuk selulosa serta
meningkatkan kerapatan dinding sel. Lignin tidak hanya bertugas sebagai pengikat serat-serat kayu kedalam satu kesatuan yang utuh, tetapi juga mengikat
molekul-molekul selulosa dalam serat dinding sel. Berdasarkan hasil analisis keragaman dengan menggunakan uji F pada
tingkat kepercayaan 95 yang terdapat pada Lampiran 5 diketahui bahwa perbedaan jenis kayu yang digunakan menyebabkan nilai MOE papan partikel
yang tidak berbeda baik itu pada target kerapatan 0,4 gcm
3
maupun 0,6 gcm
3
, hal ini ditunjukkan oleh signifikansi yang lebih besar
dari α α=0,05, maka F hitung lebih kecil dari F tabel. Sedangkan perbedaan target kerapatan yang digunakan
telah menghasilkan nilai MOE papan partikel yang berbeda, hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel. Papan partikel dengan target
kerapatan 0,6 gcm
3
memiliki nilai MOE yang lebih tinggi dibandingkan papan partikel dengan target kerapatan 0,4 gcm
3
. Namun apabila analisis keragaman dilakukan pada papan partikel dalam masing-masing jenis kayu, maka nilai MOE
yang dihasilkan tidak berbeda antara target kerapatan 0,4 gcm
3
dan 0,6 gcm
3
. Sementara itu nilai MOE yang telah ditetapkan oleh JIS A 5908-2003
adalah minimal 20.400 kgcm
2
, sehingga penelitian ini telah memenuhi standar untuk papan partikel dari jenis kayu sengon dan kayu campuran yang keduanya
memiliki target kerapatan 0,6 gcm
3
. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya Alam 2009 yang memperoleh nilai MOE paling tinggi untuk papan
partikel dari jenis kayu sengon 16292 kgcm
2
dibandingkan jenis kayu afrika 11104 kgcm
2
dan mangium 14339 kgcm
2
. Setiawan 2008 menyatakan bahwa semakin tinggi nilai MOE maka papan akan semakin tahan terhadap
perubahan bentuk. Nilai MOE papan partikel yang rendah dapat disebabkan karena partikel kayu yang digunakan sebagai bahan baku belum memiliki ukuran
yang seragam. Partikel ideal untuk mengembangkan kekuatan dan stabilitas dimensi adalah partikel serpih tipis dengan ketebalan seragam dengan
perbandingan tebal ke panjang yang tinggi Haygreen dan Bowyer 1989. Ukuran partikel kayu yang biasanya digunakan memiliki ukuran tebal 0,2-0,4 mm, lebar
0,3-30 mm, dan panjang 10-60 mm Rowell 2005, sedangkan ukuran partikel yang digunakan pada penelitian ini pada umumnya memiliki tebal 0,1-0,2 mm,
lebar 0,1-0,3 mm, dan panjang 10-15 mm.
4.2.2. Modulus of Rupture MOR