Papan Partikel TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Papan Partikel

Papan partikel adalah produk panil yang dihasilkan dengan menempatkan partikel-partikel kayu dan sekaligus mengikatnya dengan suatu perekat. Tipe-tipe papan partikel yang banyak itu sangat berbeda dalam ukuran dan bentuk partikel, jumlah resin perekat yang digunakan, dan kerapatan panil yang dihasilkan. Peubah-peubah ini menentukan sifat-sifat dan kegunaan potensial papan Haygreen dan Bowyer 1989. Maloney 1993 menyatakan bahwa berdasarkan kerapatannya papan partikel dibedakan ke dalam golongan: a Papan partikel berkerapatan rendah Low Density Particle Board, yaitu papan yang mempunyai kerapatan kurang dari 0,4 gcm 3 . b Papan partikel berkerapatan sedang Medium Density Particle Board, yaitu papan yang mempunyai kerapatan antara 0,4 –0,8 gcm 3 . c Papan partikel berkerapatan tinggi High Density Particle Board, yaitu papan yang mempunyai kerapatan lebih dari 0,8 gcm 3 . Maloney 1993 juga membedakan papan partikel berdasarkan penyebaran partikel dalam pembentukan lembaran menjadi tiga macam, yaitu: a Papan partikel homogen Single-Layer Board, papan ini tidak memiliki perbedaan ukuran partikel pada bagian tengah dan permukaan. b Papan partikel berlapis tiga Three-Layers Board, partikel pada bagian permukaan lebih halus dibandingkan dengan partikel bagian bawahnya. c Papan partikel bertingkat berlapis tiga Graduated Three-Layer Particle Board. Papan jenis ini mempunyai ukuran partikel dan kerapatan yang berbeda antara bagian permukaan dengan bagian tengahnya. Menurut Darmawan 1996, dilihat dari morfologinya partikel pada garis besarnya dibedakan menjadi flakes, slivers, dan fines. a Flakes merupakan bentuk partikel yang paling umum. Dimensinya bervariasi dengan ketebalan antara 0,2-0,5 mm, panjang antara 10-50 mm dan lebar antara 2-25 mm. Flakes berukuran besar dan persegi dengan ukuran panjang dan lebar berturut-turut 5 cm x 5 cm-7 cm x 7 cm dan tebal antara 0,6 –0,8 mm disebut wafer. Partikel yang mirip dengan wafer tapi lebih tipis dan kadang-kadang sedikit lebih panjang disebut strand. b Slivers diproduksi melalui perajangan limbah-limbah kayu denga mesin hammer mill. Slivers berbentuk serpihan antara dengan tebal sampai 5 mm dan panjang sampai 1,5 cm. partikel ini biasanya dicampur dengan flakes. c Fines diproduksi dengan menggunakan mesin impact mills. Fines dapat berupa serbuk gergaji atau serbuk hasil pengampelasan. Partikel-partikel ini dapat dipergunakan untuk lembaran permukaan papan partikel. Maloney 1993 menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi sifat papan partikel antara lain: a Binder, resin yang digunakan dalam komposisi papan adalah urea formaldehyde UF dan phenol formaldehyde PF. PF cocok digunakan pada produk tipe eksterior. Sedangkan UF disukai karena murah, mudah penanganannya dan cepat mengeras setelah dikempa. b Aditif, aditif yang banyak digunakan yaitu lilin untuk menghasilkan papan yang tahan terhadap penyerapan air atau water retardant. c Particle alignment, dua rasio yang harus dimengerti ketika mempertimbangkan orientasi yaitu slenderness ratio yang merupakan rasio panjang terhadap tebal dan aspect ratio yaitu rasio panjang terhadap lebar. d Homogenic particle, semakin homogen ukuran partikel yang digunakan sifat-sifat papan partikel yang dihasilkan semakin baik. Selanjutnya Maloney 1993 juga menyatakan bahwa proses pembuatan papan partikel secara garis besar dibagi dalam beberapa tahap, yaitu: a Penerimaan dan penyiapan bahan baku. b Proses pembuatan partikel yang dilakukan dengan menggunakan mesin khusus refiner, flaker, waferizer, danatau hammer mill sesuai dengan tujuan produksinya. c Pengeringan partikel hingga mencapai kadar air 2 sampai dengan 4 . d Pemisahan partikel dengan jalan pengayakan atau penyaringan. e Pencampuran partikel dan perekat dengan jalan penyemprotan sambil dilakukan pengadukan sehingga perekat dapat tercampur merata. f Pembentukan lembaran di atas plat-plat alumunium, plastic atau fabric belt untuk extruded tidak perlu dilakukan. g Pengempaan awal atau pengempaan dingin. h Pengempaan dengan bantuan panas. i Pengkondisian papan partikel dalam rangka menghilangkan tegangan yang ada setelah pengempaan dan menyeragamkan kadar air. j Pemotongan bagian sisi dan pengamplasan. Menurut Maloney 1993, dibandingkan dengan kayu asalnya, papan partikel mempunyai beberapa kelebihan seperti: a Papan partikel bebas mata kayu, pecah dan retak. b Ukuran dan kerapatan papan partikel dapat disesuaikan dengan kebutuhan. c Tebal dan kerapatannya seragam serta mudah dikerjakan. d Mempunyai sifat isotropis. e Sifat dan kualitasnya dapat diatur. Berbagai standar yang digunakan dalam pengujian sifat-sifat papan partikel antara lain: 1. Standar Nasional Indonesia SNI 03-2105-1996 Standar ini mencakup definisi, istilah, klasifikasi, syarat mutu, cara pengukuran dimensi, cara pengambilan contoh, cara pengujian, cara lulus uji, syarat penandaan dan pengemasan Parameter sifat fisis-mekanis papan partikel menurut standar SNI 03-2105- 1996: Kerapatan gcm 3 = 0,5-0,9 Kadar air = 14 Daya serap air = - Pengembangan tebal = Maks 12 MOR Kgcm 2 = Min 80 MOE Kgcm 2 = Min 15.000 Internal bond Kgcm 2 = Min 1,5 Kuat pegang sekrup Kg = Min 30 2. Japanese Standard Association JIS A 5908-2003 Berdasarkan sifat fisis dan mekanisnya, papan partikel dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu : a. Based Particle Board b. Decorative Particle Board c. Veneered Particle Board Parameter sifat fisis dan mekanis papan partikel standar JIS A 5908-2003 Kerapatan gcm 3 = 0,4-0,9 Kadar air = 5-13 Daya serap air = - Pengembangan tebal = Maks 12 MOR Kgcm 2 = Min 82 MOE Kgcm 2 = Min 20.400 Internal bond Kgcm 2 = Min 1,5 Kuat pegang sekrup Kg = Min 31

2.2. Sengon