Pengembangan Tebal Sifat Fisis Papan Partikel

partikel, dalamnya penetrasi perekat terhadap partikel dan luas permukaan partikel yang tidak ditutupi perekat. Sementara itu penelitian Alam 2009 yang melakukan perlakuan pendahuluan dengan merendaman partikel kayu, menyatakan bahwa dengan perlakuan rendaman dingin dapat melarutkan zat ekstraktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan perekat dalam menembus dinding sel, akibatnya proses perekatan berlangsung dengan baik.

4.1.4. Pengembangan Tebal

Pengujian pengembangan tebal papan partikel dilakukan melalui proses yang sama seperti menguji daya serap air, yaitu dengan melakukan perendaman selama dua jam dan 24 jam. Papan partikel dengan target kerapatan 0,4 gcm 3 memiliki nilai rata-rata pengembangan tebal pada perendaman selama dua jam sebesar 23,03 , dengan nilai tertinggi sebesar 32,12 adalah papan partikel dari jenis kayu cempaka, dan nilai terendah sebesar 13,81 adalah papan partikel dari jenis kayu manglid. Sedangkan papan partikel dengan target kerapatan 0,6 gcm 3 memiliki nilai rata-rata pengembangan tebal pada perendaman selama dua jam sebesar 24,15 , dengan nilai tertinggi sebesar 33,40 adalah papan partikel dari jenis kayu cempaka, dan nilai terendah sebesar 13,01 adalah papan partikel dari jenis kayu manglid. Nilai pengembangan tebal pada perendaman selama dua jam dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7 Pengembangan tebal papan partikel pada perendaman dua jam. 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 sengon cempaka manglid campuran P E NG E M BA NG A N T E BA L JENIS KAYU Target 0.4 Target 0.6 Gambar 8 Pengembangan tebal papan partikel pada perendaman 24 jam. Nilai pengembangan tebal papan partikel dengan target kerapatan 0,4 gcm 3 pada perendaman selama 24 jam yang dihasilkan memiliki rata-rata sebesar 29,22 , dengan nilai tertinggi sebesar 39,75 adalah papan partikel dari jenis kayu sengon, dan nilai terendah sebesar 15,61 adalah papan partikel dari jenis kayu manglid. Sedangkan untuk target kerapatan 0,6 gcm 3 , nilai pengembangan tebal pada perendaman selama 24 jam yang dihasilkan memiliki rata-rata sebesar 34,79 , dengan nilai tertinggi sebesar 46,41 adalah papan partikel dari jenis kayu cempaka, dan nilai terendah sebesar 20,83 adalah papan partikel dari jenis kayu manglid. Nilai pengembangan tebal pada perendaman 24 jam hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar 8. Berdasarkan hasil analisis keragaman pada Lampiran 5 dengan menggunakan uji F pada tingkat kepercayaan 95 diketahui bahwa perbedaan jenis kayu yang digunakan secara keseluruhan telah menghasilkan nilai pengembangan tebal yang tidak sama, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi yang lebih kecil dari α α=0,05, maka F hitung lebih besar dari F tabel. Namun jenis kayu yang berbeda menyebabkan nilai pengembangan tebal pada perendaman selama dua jam yang sama pada target kerapatan 0,6 gcm 3 . Hasil uji lanjut Duncan dapat dilihat pada Lampiran 6. Sedangkan perbedaan target kerapatan yang digunakan tidak menyebabkan perbedaan nilai pengembangan tebal, hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung yang lebih kecil dari F tabel. Dan ini terjadi pada semua papan partikel dari masing-masing jenis kayu yang berbeda. 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00 sengon cempaka manglid campuran P E NG E M BA NG A N T E BA L JENIS KAYU Target 0.4 Target 0.6 Sementara itu JIS A 5908-2003 menetapkan bahwa nilai maksimal untuk pengembangan tebal papan partikel adalah sebesar 12 , maka untuk semua contoh uji belum ada yang memenuhi standar JIS A 5908-2003. Menurut Ariyani 2009 nilai pengembangan tebal yang terlalu tinggi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adalah tingkat absorpsi air oleh bahan baku yang sangat tinggi, faktor lainnya adalah berdasarkan sifat bahan perekat yang digunakan, urea formaldehida bukanlah perekat yang tahan terhadap air sehingga ikatan-ikatan perekat dengan partikel dapat dengan mudah ditembus oleh air. Tingginya pengembangan tebal pada papan partikel juga dipengaruhi oleh kerapatan bahan baku kayu dan papan partikel, kerapatan bahan baku kayu dan papan partikel yang rendah akan memudahkan air untuk masuk ke dalam rongga- rongga antar partikel. Nilai pengembangan tebal suatu papan partikel akan berpengaruh kepada nilai stabilitas dimensinya, semakin tinggi nilai pengembangan tebalnya maka nilai stabilitas dimensinya akan semakin rendah, sebaliknya jika nilai pengembangan tebalnya semakin rendah maka nilai stabilitas dimensinya akan semakin tinggi. Papan partikel yang berkualitas adalah yang memiliki nilai stabilitas dimensi yang tinggi, dan pada umumnya papan partikel dengan nilai stabilitas yang tinggi dapat digunakan untuk pemakaian eksterior. Hal tersebut mengacu kepada Haygreen dan Bowyer 1989 yang menyatakan bahwa papan partikel mempunyai kelemahan stabilitas dimensi yang rendah. Pengembangan tebal papan partikel sekitar 10-25 dari kondisi kering kebasah melebihi pengembangan kayu utuhnya serta pengembangan liniernya sampai 0,35 . Pengembangan panjang dan tebal pada papan partikel ini sangat besar pengaruhnya pada pemakaian terutama bila digunakan sebagai bahan bangunan. Papan partikel yang terbuat dari kayu dengan kerapatan rendah akan mengalami pengempaan yang lebih besar pada saat pembebanan sehingga bila direndam dalam air akan terjadi pembebasan tekanan yang lebih besar yang mengakibatkan pengembangan tebal menjadi lebih tinggi Haligan 1970 dalam Rosid 1995. Pengembangan tebal diduga ada hubungannya dengan absorpsi air, karena semakin banyak air yang diabsorpsi dan memasuki struktur partikel maka semakin banyak pula perubahan dimensi yang dihasilkan Setiawan 2008. Menurut Nuryawan 2007 proses pengempaan pada papan komposit yang berasal dari kayu asal berkerapatan rendah akan menyebabkan pengembangan tebal yang tinggi apabila papan tersebut direndam dalam air, akibat dari internal stress yang ditimbulkannya. Semakin rendah kerapatan kayu asalnya, semakin banyak juga volume partikel yang diperlukan untuk membuat papan partikel. Hal ini berpengaruh terhadap proses perekatan karena semakin banyak partikel kayu, distribusi perekat menjadi berkurang.

4.2. Sifat Mekanis Papan Partikel