BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sifat Fisis Papan Partikel
4.1.1. Kerapatan
Kerapatan merupakan suatu ukuran kekompakkan sejumlah partikel dalam lembaran. Nilainya sangat tergantung pada kerapatan kayu asal yang digunakan
dan besarnya tekanan kempa yang diberikan selama pembuatan lembaran
Haygreen dan Bowyer 1989. Nilai kerapatan hasil pengujian dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 3 Kerapatan papan partikel.
Penelitian ini memiliki dua target kerapatan, yaitu 0,4 gcm
3
dan 0,6 gcm
3
. Papan partikel dengan target kerapatan 0,4 gcm
3
memiliki nilai kerapatan rata-rata sebesar 0,52 gcm
3
, dengan nilai kerapatan tertinggi sebesar 0,53 gcm
3
adalah papan partikel dari jenis kayu cempaka, dan nilai kerapatan terendah sebesar 0,48 gcm
3
adalah papan partikel dari jenis kayu campuran. Sedangkan papan partikel dengan target kerapatan 0,6 gcm
3
memiliki nilai kerapatan rata- rata sebesar 0,68 gcm
3
, dengan nilai kerapatan tertinggi sebesar 0,71 gcm
3
adalah papan partikel dari jenis kayu sengon, dan nilai kerapatan terendah sebesar 0,64
gcm
3
adalah papan partikel dari jenis kayu manglid. Dapat dilihat pada Gambar 3 bahwa secara keseluruhan nilai kerapatan
papan partikel yang dihasilkan lebih tinggi daripada target kerapatan yang diinginkan, yaitu 0,4 gcm
3
dan 0,6 gcm
3
. Hal ini mengacu kepada Haygreen dan
0.00 0.10
0.20 0.30
0.40 0.50
0.60 0.70
0.80 0.90
sengon cempaka
manglid campuran
KE RA
P A
T A
N g
cm
3
JENIS KAYU
Target 0.4 Target 0.6
Bowyer 1989 yang menyatakan bahwa nilai kerapatan papan partikel sangat dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan dimana semakin tinggi kerapatan
papan partikel maka semakin tinggi kekuatannya. Semakin rendah kerapatan bahan baku maka kerapatan papan yang dihasilkan akan semakin tinggi, sehingga
kekuatan papan partikel akan semakin tinggi pula. Pada penelitian ini digunakan bahan baku berupa jenis kayu dengan berat jenis yang rendah, yaitu sengon 0,33,
cempaka 0,43, dan manglid 0,41, sehingga nilai kerapatan papan partikel yang dihasilakan lebih tinggi dari kerapatan bahan bakunya. Kerapatan bahan baku
kayu yang rendah menyebabkan partikel lebih mudah dipadatkan pada saat proses pengempaan dan menghasilkan kontak antar partikel yang lebih baik, sehingga
ikatan antar partikel menjadi lebih kuat dan menghasilkan papan partikel dengan kekuatan yang lebih tinggi. Nilai compretion ratio papan partikel adalah 1,51
sengon 0,4, 2,15 sengon 0,6, 1,23 cempaka 0,4, 1,58 cempaka 0,6, 1,22 manglid 0,4, 1,56 manglid 0,6. Lebih lanjut Maloney 1993 menyatakan
bahwa meningkatnya kerapatan papan partikel akan menghasilkan nilai sifat fisis dan mekanis yang lebih baik dengan stabilitas dimensi yang tinggi. Peningkatan
kerapatan lembaran dapat menimbulkan ikatan antar partikel yang lebih baik dan pemakaian perekat menjadi lebih efektif sehingga muai tebal dan ekspansi linier
papan semakin berkurang. Untuk mengetahui pengaruh komposisi jenis kayu dan target kerapatan
terhadap kerapatan papan partikel maka dilakukan analisis keragaman dengan menggunakan uji F pada tingkat kepercayaan 95 . Berdasarkan hasil analisis
keragaman pada Lampiran 5 diketahui bahwa perbedaan jenis kayu yang digunakan tidak menyebabkan perbedaan nilai kerapatan papan partikel, yang
ditunjukkan oleh nilai signifikansi yang lebih besar dari α α=0,05, sehingga F
hitung lebih kecil dari F tabel. Sedangkan perbedaan target kerapatan yang digunakan telah menyebabkan nilai kerapatan papan partikel yang berbeda, hal ini
ditunjukkan oleh nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel. Tidak meratanya penyebaran partikel pada tahap pembuatan lembaran saat
proses pembuatan papan partikel dapat menyebabkan nilai kerapatan yang bervariatif Setiawan 2004 dalam Alam 2009. Sedangkan menurut Kelley 1997
dalam Yusfiandrita 1998 Kerapatan akhir papan partikel dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti jenis kayu kerapatan kayu, besarnya tekanan kempa, jumlah partikel kayu dalam lapik, kadar perekat serta bahan tambahan lainnya.
4.1.2. Kadar Air