Pathogenesis Gejala dan Lesio Diagnosis

berikutnya. Mycoplasma gallisepticum mampu bertahan dengan baik pada kandungan telur cairan allantois dan kuning telur. Hal ini menjadi perhatian penting bagi perusahaan vaksin yang menggunakan telur atupun kultur sel yang berasal dari telur. Karena telur yang terinfeksi dapat mengontaminasi vaksin Bradbury 2006. Penyebaran secara horizontal dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Unggas yang terinfeksi dapat menjadi sumber penyebaran penyakit dalam suatu kelompok melalui kontak langsung, yaitu hasil dari ekshalasi, batuk, atau bersin. Hal ini dapat terjadi selama fase akut penyakit. Burung dengan epitel saluran pernafasan yang rusak dapat menjadi target yang baik untuk kolonisasi Adler 1966. Tingkat penyebaran juga tergantung dari beberapa faktor seperti kepadatan kandang, jumlah mikroba, dan kepekaan individu terhadap strain Mycoplasma tersebut. Bakteri ini tidak selalu menyerang unggas yang berdekatan kandang, bahkan dinding kandang kemungkinan dapat bertindak sebagai barier pertahanan terhadap transmisi Bradbury 2006. Penyebaran tidak langsung dapat terjadi melalui pekerja dan peralatan kandang yang terkontaminasi dan memungkinkan terjadinya penyebaran dari satu kelompok ayam ke kelompok ayam lainnya CFSPH 2007. Periode inkubasi penyakit ini adalah 6-21 hari Poultry Disease Network 2006. Tetapi pada kondisi alam periode inkubasi tersebut sulit diprediksi secara pasti karena faktor lingkungan dapat mempengaruhi derajat infeksi. Semakin buruk kondisi lingkungan dan manajemen kesehatan, kandang, dan sebagainya maka periode inkubasinya dapat berlangsung lebih cepat Poultry Disease Network 2006; Soeripto 2009. Bakteri ini mampu bertahan pada beberapa benda selama setengah hari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Mycoplasma gallisepticum dapat bertahan dengan sangat baik pada bulu unggas, rambut manusia, dan pakaian berbahan katun Bradbury 2006.

2.2.4 Pathogenesis

Mycoplasma gallisepticum masuk ke traktus respiratorius melalui proses inhalasi. Bakteri tersebut menempel pada reseptor epitel yang disebut sialoglycoprotein. Kemudian ia menempel dan merusak mukosa epitel sambil memperbanyak diri. Mycoplasma memiliki ciliostatic yang merupakan faktor yang menyebabkan lemahnya aktivitas silia. Di samping itu, Mycoplasma gallisepticum merupakan salah satu dari beberapa Mycoplasma yang mensekresikan hydrogen peroksida, yang dapat menyebabkan stres oksidatif pada membran sel inang. Meskipun dipandang sebagai patogen permukaan mukosa, dewasa ini diketahui bahwa Mycoplasma gallisepticum memilki kemampuan untuk menyerang sel dan mengganggu mekanisme transpor sel. Hal ini menyebabkan mereka mampu mengelabui antibodi dan antimikroba. Rute utama keluarnya Mycoplasma gallisepticum dari inang adalah melalui traktus respiratorius dan infeksi dari traktus genitalia yang dapat menyebabkan kontaminasi pada telur atau semen Bradbury 2006.

2.2.5 Gejala dan Lesio

Perkembangan klinis penyakit tergantung pada keberadaan patogen lain ataupun faktor cekaman atau stres, kecuali untuk unggas muda. Gejala klinis bervariasi bergantung pada derajat keparahan infeksi. Gejala klinis diawali dengan keluarnya cairan eksudat bening catarrhal dari rongga hidung, bersin, batuk, ngorok, kebengkakan pada kelopak mata, dan radang konjunctiva conjunctivitis. Jika infeksi berlanjut dan disertai dengan infeksi sekunder maka eksudat hidung dapat menjadi kental. Gejala pernafasan kemudian diikuti dengan turunnya nafsu makan, berat badan, dan produksi telur. Lesio yang sering ditemukan berupa sinusitis, tracheitis, air sacculitis, dan mucus pada trakhea Avakian 1993; Soeripto 2009; Songer 2005.

2.2.6 Diagnosis

Chronic Respiratory Disease memiliki banyak diagnosa banding, diantaranya yaitu Newcastle Disease, Avian Influenza, Infectious Bronchitis dan sebagainya. Sehingga dibutuhkan pengujian laboratorium untuk meneguhkan diagnosa disamping dengan memperhatikan gejala klinis yang terjadi dan lesion patologis yang ditemukan OIE 2008. Tiga macam pendekatan yang biasanya digunakan antara lain adalah uji serologis, isolasi dan identifikasi organisme, dan deteksi DNA. Uji-uji serologis ini paling sering digunakan untuk mendeteksi keberadaan Mycoplasma pada suatu kelompok. Salah satu uji serologis yang sering digunakan adalah uji ELISA. Beberapa kit ELISA komersial dipasarkan dan beberapa telah mendapat persetujuan dari United State Departement of Agriculture USDA untuk digunakan pada National Poultry Improvement Plan NPIP. Kit dibuat untuk mendeteksi antibodi ayam secara valid. Satu kit menggunakan monokonal antibodi, dan dapat digunakan untuk serum dari berbagai inang unggas Bradbury 2006.

2.3 Ayam Kampung