Latar Belakang Studi Seroprevalensi Mycoplasma gallisepticum pada ayam kampung di kecamatan Cipunegara kabupaten Subang

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Subang merupakan salah satu daerah sentra peternakan unggas di Indonesia. Selama ini produksi ternak unggas Subang menyuplai 10 kebutuhan nasional dan 50 kebutuhan daerah Jawa Barat. Ternak unggas tersebut juga diekspor ke beberapa negara di Asia Adlan 2011. Jenis ternak unggas yang terdapat di daerah ini antara lain adalah ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, dan itik. Semua jenis ternak ini memiliki populasi yang cukup besar Pemkab Subang 2010a. Tabel 1 menunjukkan pada tahun 2008 populasi ternak ayam buras di Kabupaten Subang sebesar 958 889 ekor. Jumlah ini hampir sama besar dengan populasi pada tahun 2007, yaitu sebesar 951 250 ekor. Tetapi jumlah ini menurun dibandingkan populasi pada tahun 2006, yaitu sebesar 1 139 431 ekor Disnak Jabar 2009; Pemkab Subang 2010a. Tabel 1 Populasi ternak unggas di Kabupaten Subang. Jenis Ternak Populasi 2006 ekor Populasi 2007 ekor Populasi 2008 ekor Ayam Buras 1 139 431 951 250 958 889 Ayam Ras Pedaging 3 487 600 3 612 800 - Ayam Ras Petelur - 4 000 - Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Subang 2010 Secara umum sektor peternakan unggas dapat dibagi ke dalam 4 kelompok, yaitu peternakan sektor 1, 2, 3, dan 4. Sektor 1 merupakan peternakan yang memiliki sistem industri yang terintegrasi, biosecurity yang tinggi, dan pemasaran produk untuk tujuan komersial. Sektor 2 merupakan peternakan yang memiliki sistem komersial, biosecurity sedang sampai tinggi, dan pemasaran produk untuk tujuan komersial. Sektor 3 merupakan peternakan yang memiliki sistem komersial, biosecurity yang rendah, dan pemasaran produk berupa ayam hidup yang dijual ke pasar ayam. Sektor 4 merupakan peternakan yang memiliki sistem pemeliharaan tradisional, biosecurity sangat rendah, dan biasanya hanya untuk konsumsi lokal Naipospos 2010. Menurut Eko 2010 beberapa jenis penyakit yang sering menyerang ternak unggas di Subang, antara lain yaitu tetelo ND, flu burung AI, dan chronic respiratory disease CRD. Ketiga jenis penyakit ini sama-sama menyerang saluran pernafasan dan berpengaruh terhadap penurunan produksi unggas. Sehingga dapat menyebabkan kerugian yang besar bagi para peternak. Chronic Respiratory Disease merupakan manifestasi keberadaan bakteri Mycoplasma. Mycoplasma pada unggas terdiri atas empat spesies, yaitu M. gallisepticum, M. synoviae, M. meleagridis dan M. iowae. Spesies yang paling patogen terhadap unggas adalah Mycoplasma gallisepticum dan Mycoplasma synoviae. Tingkat keparahan penyakit dipengaruhi oleh infeksi sekunder dari patogen lainnya seperti Haemophilus paragallinarum dan Pasteurella multocida Barua 2006; OIE 2008. Chronic respiratory disease merupakan penyakit yang sangat merugikan usaha peternakan ayam di seluruh dunia. Kerugian yang diakibatkan oleh penyakit tersebut sangat besar. Mycoplasma gallisepticum tidak bersifat membunuh, bahkan pada kenyataannya angka morbiditasnya tidak terlalu baik, tetapi jika berlebihan dapat menyebabkan terjadinya infeksi sekunder secara cepat dan menimbulkan kerugian. Penurunan konsumsi pakan menyebabkan kehilangan atau penurunan berat badan pada ayam. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan angka pertumbuhan. Penyakit tersebut juga dapat menyebabkan imunosupresi pada ayam yang terinfeksi. Proses peradangan yang terjadi dapat menghambat perkembangan sel T helper dan sel T cytotoxic. Hal ini menyebabkan infeksi patogen menjadi persisten dan mengakibatkan respon netralisasi antibodi terhadap infeksi menurun drastis. Daerah Subang merupakan sentra peternakan sektor 1, 2, dan 3 yang dikelilingi oleh pemukiman penduduk yang memelihara ayam kampung sektor 4. Hal ini memungkinkan terjadinya interaksi penyakit antara ayam kampung dengan ayam peternakan komersial. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui prevalensi penyakit akibat infeksi Mycoplasma pada ayam kampung. Penelitian tentang mycoplasmosis masih sangat jarang dan terbatas dilakukan di beberapa negara, termasuk Indonesia. Meskipun telah disadari bahwa pengetahuan tentang prevalensi Mycoplasma dapat dijadikan salah satu dasar pertimbangan untuk melakukan kontrol yang efektif dalam usaha pencegahan infeksi selanjutnya Hossain 2007.

1.2 Tujuan