Metode Analisis Pendapatan Usahatani

30

3.3 Metode Pemilihan Responden

Responden penelitian adalah petani yang mempunyai pekerjaan tetap atau sampingan sebagai petani padi pemilik atau penyewa dan menerima BLP Organik tahun anggaran 2010. Jumlah responden yang digunakan adalah 60 orang yang dipilih secara Stratified Sampling penarikan contoh berlapis dari daftar penerima bantuan yang dimiliki oleh petugas pertanian setempat. Dari 60 responden tersebut didapat dua informasi usahatani padi yaitu sebelum menggunakan BLP Organik dan setelah menggunakan BLP Organik sehingga jumlah usahatani padi yang dianalisis berjumlah 120 unit.

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Metode Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis usahatani bertujuan untuk memberikan informasi mengenai rata-rata besarnya pendapatan petani yang mendapat subsidi pupuk organik di Provinsi Lampung. Secara umum pendapatan diperhitungkan sebagai penerimaan dikurangi dengan biaya yang telah dikeluarkan Soekartawi, 1986. Tingkat pendapatan usahatani dapat dinyatakan dalam persamaan matematika sebagai berikut: Penerimaan = Harga GKP x Produksi GKP Keuntungan = Penerimaan – Total Biaya Keuntungan Tunai = Penerimaan – Total Biaya Tunai Keuntungan Total = Penerimaan – Total Biaya Total Keterangan : GKP = Gabah Kering Panen 31 Komponen biaya yang masuk dalam perhitungan total biaya yaitu biaya benih, tenaga kerja manusia dari persiapan dan pengolahan lahan hingga pengangkutan panen, tenaga kerja hewan, tenaga kerja mesin, pupuk, pestisida dan obat-obatan dan biaya lain-lain pembayaran PBB, sewabagi hasil dan biaya lainnya. Pembeda antara total biaya tunai dan total biaya total adalah pada perhitungan total biaya total tenaga kerja dalam keluarga turut diperhitungkan. Analisis pendapatan usahatani dirasa kurang cukup untuk menyatakan apakah usahatani tersebut memberikan keuntungan atau tidak. Sehingga, dilakukan perhitungan lebih lanjut yaitu perhitungan rasio RC dan rasio BC . Rasio pendapatan dan biaya RC merupakan perbandingan pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Sedangkan, rasio manfaat dan biaya BC merupakan perbandingan manfaat dari setiap biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi Kriteria yang dipakai adalah suatu usahatani dikatakan memberikan manfaat apabila nilai rasio RC dan BC 1 Soekartawi, 2006. Semakin besar nilai rasio BC dan RC maka usahatani tersebut dikatakan menguntungkan karena semakin besar pula penerimaan usahatani yang diperoleh untuk setiap rupiah biaya yang dikeluarkan. Jika nilai rasio RC dan BC lebih kecil dari satu maka usahatani tersebut mengalami kerugian karena untuk setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih kecil daripada tambahan biaya yang dikeluarkan Purba, 2005. 32

3.4.2 Uji Beda Nilai Tengah